Saran Ibnu Qayyim dalam Mendidik Anak

Dalam kitab yang ditulisnya, Ibnu Qayyim berbagi tip praktis dalam mengurus dan mendidik anak. Menurut dia, tiap perlakuan yang diberikan oleh orang tua baik secara fisik maupun nonfisik bisa memberikan dampak bagi pertumbuhan si buah hati.

Ibnu Qayyim menyarankan beberapa langkah dasar yang mesti ditempuh secara periodik dalam mendidik anak.

Di antaranya sebagai berikut:

  1. Hendaknya menahan diri tidak membawa anak keluar rumah ataupun bepergian jauh sebelum lewat usia tiga bulan atau lebih. Selain untuk lebih mendekatkan bayi dengan si ibu, kondisi fisik si bayi masih rentan karena masih terlalu lemah.
  2. Pemberian asupan nutrisi bagi si bayi mesti dilakukan secara berjenjang sesuai dengan usianya. Nutrisi pertama yang baik diberikan adalah air susu ibu (ASI), lalu biskuit yang diseduh dengan air hangat, kemudian bisa berikan pula susu murni. Apabila kondisi telah memungkinkan, bisa diberikan menu masakan atau kuah. Hindari pemberian daging secara utuh karena pencernaannya belum sempurna. Daging bisa dikonsumsi setelah pencernaannya membaik.
  3. Mendekati usia si bayi hendak berbicara, tapi masih mengalami kesulitan, bisa dioleskan madu dengan sedikit garam di lidah mereka. Baik madu maupun garam, mempunyai zat yang bisa membantu memperlancar bicara.
  4. Tradisikan menalqin dan memperkenalkan kalimat tauhid atau syahadat sejak dini. Dengan memperkenalkan kalimat tauhid sejak awal, Allah senantiasa mendengar perkataan dan menjaga mereka. Dengan demikian, kelak ketika dewasa anak akan terbiasa dekat dan mengingat Allah. Inilah mengapa Bani Israel memberikan nama Imanuel bagi buah hati mereka. Imanuel berarti Tuhan bersama kami. Dan, dalam Islam, nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.
  5. Jangan mencegah balita berhenti menangis atau berteriak termasuk mencegahnya minum asi tatkala lapar. Menangis bagi bayi mempunyai manfaat yang baik, terutama untuk membugarkan raga, melebarkan dadanya, menjaga suhu badannya yang natural, serta menghindarai penumpukan dahak.
  6. Jangan anggap remeh balita yang enggan belajar berjalan. Karena itu, latihlah selalu sekalipun, misalnya, badannya belum bisa berdiri tegak karena hanya bisa duduk. Biasakanlah melatihnya perlahan.
  7. Hindarkan balita dari suara-suara berisik dan keras yang mengagetkan. Begitu pula pemandangan dan gerakan-gerakan negatif yang mengganggu pikiran. Faktor kebisingan dan suara gaduh yang buruk tersebut bisa jadi berakibat pada ketidakseimbangan akal. Jika menemukan kondisi gaduh seperti ini, segerakan menyusui dan menenangkannya.
  8. Perhatikan perkembangan perilaku anak. Perkembangan anak dipengaruhi oleh perlakuan orang tua kepada anak. Pola seperti apakah yang diterapkan dalam mendidik mereka? Kehangatan, sikap pemarah, kasar, atau terburu-buru kah? Kesemuanya bergantung pada pola didikan yang digunakan oleh pendidiknya.

    Karena itu, tak sedikit anak yang gagal karena pola pendidikan keliru yang mereka terima. Termasuk pula hindarkan anak dari perkara tidak bermanfaat dan batil.

    Jika tidak, anak akan terbiasa menikmatinya hingga dewasa kelak.

 

REPUBLIKA