Satu Bulan Bersama Al-Qur’an (Hari-5)

Allah swt Berfirman :

وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Ali ‘Imran:133)

أُوْلَٰٓئِكَ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَهُمۡ لَهَا سَٰبِقُونَ

“Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.” (QS.Al-Mu’minun:61)

إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ

“Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS.Al-Anbiya’:90)

Setiap kali mendengar ayat-ayat ini, tentu kita akan memandangi diri kita dengan penuh penyesalan dan rasa sedih. Berbagai pertanyaan akan muncul di benak kita yang sedang berkaca.
“Apakah kita termasuk bersama mereka yang berlomba menjalankan seruan Allah dan meninggalkan larangan-Nya? Atau posisi kita bersama orang-orang yang bermalas-malasan, sibuk dengan urusan dunianya dan tidak memandang serius urusan akhiratnya?”

“Apakah kita memandang sholat di awal waktu sebagai sesuatu yang penting sehingga kita selalu berusaha menunaikan sholat di awal waktunya? Ataukah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebut Al-Qur’an sebagai kaum munafik karena meremehkan sholatnya?”

إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا

“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS.An-Nisa’:142)

“Apakah kita termasuk orang-orang yang berlomba untuk berbakti kepada orang tua dengan penuh tawadhu’ dan merendahkan diri ? Ataukah kita tergolong dari mereka yang selalu membuat murka dan menyengsarakan hati orang tua ?”

“Mari kita berkaca ! Apakah kita termasuk orang-orang yang berlomba untuk membantu orang yang membutuhkan demi menunaikan hak mereka dan demi meraih Kerelaan Allah? Atau kita termasuk orang yang tak peduli dan lebih memilih menumpuk harta?”

Ayat-ayat di atas bukan hanya mengajak kita untuk berbuat kebaikan, namun ayat-ayat itu mendorong kita untuk bergegas melakukan kebaikan. Bukankah dalam ayat lain Allah swt Berfirman :

فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِيعٗا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ

“Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (QS.Al-Ma’idah:48)

Mari kita berlomba untuk melakukan kebaikan. Selagi kita masih memiliki kesempatan. Selagi pintu-pintu kebaikan itu masih terbuka dan waktu masih tersisa.

Semoga bermanfaat…

KHAZANAH ALQURAN

Satu Bulan Bersama Al-Qur’an (Hari – 4)

Allah swt Berfirman :

وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٌ وَأَبۡقَىٰٓ

“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS.Al-A’la:17)

وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ وَيۡلَكُمۡ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لِّمَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحٗاۚ وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَ

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Qashash:80)

قُلۡ مَتَٰعُ ٱلدُّنۡيَا قَلِيلٌ وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٌ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ وَلَا تُظۡلَمُونَ فَتِيلًا

Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizhalimi sedikit pun.” (QS.An-Nisa’:77)

وَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَيۡءٖ فَمَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَزِينَتُهَاۚ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰٓۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ

Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti? (QS.Al-Qashash:60)

Ayat-ayat ini ingin mengingatkan kita kembali bahwa ada suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia. Penyakit ini menjangkiti hati manusia dan menjadi sebab utama kehancuran hidupnya.

Gejala seseorang yang terjangkiti penyakit ini adalah :

1. Pikirannya tak pernah terlepas dari memikirkan dunia dan hal-hal yang terkait dengannya.

2. Segala cara ia lakukan untuk mendapatkan dunia, tak peduli dengan cara yang halal ataupun yang haram.

3. Tidak berbicara kecuali hal-hal yang berbau duniawi.

4. Menjadikan seluruh waktunya, tujuannya dan semua daya upayanya untuk mengejar dunia.

Ya, penyakit itu di sebut Cinta Dunia. Apabila gejala-gejala ini muncul dalam diri kita maka perlu segera di antisipasi dan di obati ! Karena ketika gejala-gejala ini muncul berarti kita sedang dalam kondisi yang sangat-sangat berbahaya.

Rasulullah saw mengomentari penyakit ini dalam sabdanya :

حُبُّ الدُّنيَا رَأسُ كُلِّ خَطِيئةٍ

“Cinta dunia adalah pangkal semua kesalahan.”

Dalam kondisi yang paling berbahaya ini, maka kita harus segera mengobati diri dengan terapi kesadaran dan merenungkan ayat-ayat di atas. Ayat-ayat ini adalah obat yang paling ampuh untuk mengobati penyakit Cinta Dunia.

Dengan ayat-ayat di atas kita akan menggugah hati bahwa seluruh kenikmatan dunia ini akan sirna. Pasti akan sirna entah kita yang meninggalkannya dengan kematian, atau dunia itu meninggalkan kita dalam kebangkrutan atau ketidak berdayaan. Yang kaya seketika bisa menjadi miskin dan yang sehat seketika bisa menjadi sakit.

Setiap jiwa kita mengajak untuk meraih dunia dengan menghalalkan segala cara, ingatlah bahwa pahala Allah lebih baik dan lebih kekal…

Ingatlah bahwa dunia ini sangat singkat dan sementara, sementara kehidupan akhirat itu kekal selamanya. Jangan pernah kau jual akhiratmu yang mahal dan kekal dengan dunia yang hina dan sementara.

Ingatlah bahwa kematian pasti akan datang kapanpun, terkadang tanpa ada tanda-tanda yang berarti. Sehingga tiada lagi kesempatan untuk mempersiapkan diri, tiba-tiba waktumu berhenti dan engkau hanya mampu menyesali.

Kita di lahirkan di dunia. Kita tidak dilarang untuk menikmati dunia. Tapi kejarlah dunia dengan cara yang indah, cara yang di ridhoi oleh Allah swt. Jadilah orang yang paling kaya, tapi jadikan semua itu hanya perantara untuk mengantarmu menuju kehidupan yang sebenarnya.

Jadikan dunia hanya perantaramu, bukan tujuan hidupmu !

Ayat-ayat ini harus selalu terngiang di benak kita. Bahwa dunia ini sementara dan akhirat itu kekal selamanya. Dunia ini tak berharga dibanding pahala dan janji Allah swt. Karena dengan ayat-ayat ini kita akan mampu meredam keinginan-keinginan kita yang akan menjerumuskan dalam cinta dunia yang menghancurkan.

Semoga bermanfat…

KHAZANAH ALQURAN

Satu Bulan Bersama Al-Qur’an (Hari – 3)

Allah swt Berfirman :

وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.” (QS.Al-Munafiqun:10)

Renungan kita kali ini adalah mengenal agungnya sedekah di sisi Allah swt. Sehingga dalam ayat ini Allah swt menceritakan seseorang yang dalam keadaan sekarat dan mulai melihat alam lain, ia memohon di beri kesempatan lagi untuk melanjutkan hidup karena ia ingin “bersedekah”.

Ayat ini sangat mengherankan. Orang itu ingin di beri kesempatan untuk hidup beberapa waktu lagi karena ia ingin bersedekah. Ada apa dengan sedekah? Kenapa ia tidak berkata “Aku ingin Solat. Aku ingin Puasa. Aku ingin Haji atau Umrah.” ?

Mengapa ia tidak memohon karena ia ingin membaca Al-Qur’an? Ingin berbakti kepada orang tua? Atau ingin melakukan amal sholeh lainnya. Namun ia justru memohon dengan sangat agar Allah mengundurkan ajalnya karena ia ingin Bersedekah. Dan di akhiri dengan harapan bahwa ia ingin menjadi orang yang sholeh.

Dari ayat ini kita kan melihat begitu agungnya arti sedekah di mata Islam. Dalam beberapa riwayat yang sering kita baca, sedekah memiliki beberapa keajaiban berikut ini :

1. Sedekah akan menjauhkan seseorang dari akhir kehidupan yang Su’ul Khotimah.

2. Sedekah akan mengikir kemiskinan dan menambah umur.

3. Sedekah adalah obat bagi yang sakit.

4. Sedekah adalah penolak bala’.

5. Sedekah memancing rezeki.

6. Sedekah menghilangkan rasa sedih dan akan menyelamatkan seseorang dari binatang buas.

7. Dengan bersedekah dosa seseorang akan di ampuni.

8. Setiap mukmin akan berlindung dengan naungan sedekahnya di Hari Kiamat, disaat tidak ada lagi tempat berlindung.

9. Sedekah menyelamatkan seseorang dari api neraka.

10. Sedekah 70 kali lebih mulia dari Haji yang selain haji wajib.

Begitu dahsyatnya pengaruh sedekah bagi kehidupan seseorang di dunia hingga kehidupannya di akhirat. Maka tak heran bila seseorang yang ajalnya telah tiba memohon kepada Allah untuk di undur ajalnya karena ia ingin memperbanyak sedekah.

Manfaatkan waktu kita yang tersisa ini dengan sebaik mungkin. Khususnya di bulan Ramadhan keutamaan sedekah menjadi berlipat ganda.

Ingatlah bahwa sesuatu yang ada di tangan kita belum tentu menjadi milik kita. Namun sesuatu yang kita sedekahkan akan kekal selamanya.

Bila kita mencintai harta kita, maka jangan mau untuk berpisah dengannya. Dan satu-satunya cara agar kita tidak kehilangan harta itu selamanya adalah dengan bersedekah, maka hartamu akan menemanimu selamanya !

Semoga bermanfaat…

KHAZANAH ALQURAN

Satu Bulan Bersama Al-Qur’an (Hari – 2)

Allah swt Berfirman :

وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولٗا

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS.Al-Isra’:36)

Ayat ini singkat namun bila direnungkan akan membawa efek yang mendalam. Ayat ini singkat, namun apabila kita menjadikannya sebagai pegangan hidup maka banyak sekali masalah yang akan terselesaikan. Ayat ini singkat, namun apabila kita jadikan ayat ini sebagai dasar dari setiap langkah yang kita pilih, maka kita akan semakin dekat dengan ketenangan dan kebahagiaan.

Dengan ayat ini seluruh kehidupan kita akan berubah. Bagaimana tidak?
Dengan mengikuti ayat ini kita tidak akan berbicara tentang sesuatu yang tidak kita pahami. Kita tidak akan mengikuti ajakan, pendapat atau informasi apapun yang belum kita pastikan kebenarannya.

Kita akan selalu merasa bahwa semua yang kita dengar, semua yang kita lihat, semua yang kita ucapkan akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt.

Kita akan selalu merasa bahwa semua yang kita pikirkan dan semua yang direncanakan akan di mintai pertanggung jawaban oleh Allah swt. Karena Dia Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam hati manusia.

Bukankah Allah swt Berfirman :

إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ

“Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS.Ali ‘Imran:119)

Apabila ayat-ayat ini kita jadikan sebagai pedoman yang selalu kita ingat dan selalu terbayang di hadapan mata, maka ayat ini akan menjadi cambuk yang menyadarkan kita setiap kali ada keinginan atau rencana untuk berbuat keburukan.

Ayat ini akan menggugahmu ketika engkau ingin melihat yang tidak indah, mendengar sesuatu yang tidak indah atau memikirkan hal-hal yang tidak di sukai oleh Allah swt. Khususnya ketika dalam kesendirian, disaat tiada satupun mata yang memandang, ingatlah bahwa setiap yang dilihat, didengar ataupun yang dipikirkan semuanya akan di mintai pertanggung jawaban oleh Allah swt.

Semoga bermanfaat.

KHAZANAH ALQURAN