Syeikh Ikrimah Shabri Ajak Warga Al-Quds Tolak Kebijakan Deportasi Penjajah

Pengkhotbah Masjid Aqsha, Syeikh Ikrimah Shabri mengimbau seluruh warga Al-Quds untuk tidak menyerah menghadapi kebijakan deportasi dan kesombongan Zionis untuk mengosongkan Al-Aqsha dari umat Islam. Ia menegaskan, kebijakan tersebut harus ditentang dan dihadapkan pada kehadiran dan pembelaan Masjid Aqsha Mubarak.

Dalam keterangan persnya, Syeikh Shabri menjelaskan tingkat penggerebekan dan penggerebekan yang dilakukan oleh pasukan Zionis dan kelompok imigran Yahudi ke Masjid Aqsha setelah perang “Saiful Quds”, untuk menutupi kekalahan mereka di Gaza, dan upaya balas dendam terhadap. warga Al-Quds yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa perang tersebut.

Khatib dan Imam Masjid Al-Aqsha mengatakan bahwa penjajah zionis terus melakukan kejahatan dan pelanggaran hak-hak masyarakat Al-Quds, melalui peningkatan kebijakan deportasi dari Masjid Al-Aqsha. “Tidak ada kebijakan di dunia, dan tidak ada hak bagi siapa pun untuk mengeluarkan seseorang dari tempat ibadahnya, dan tidak ada yang berani melakukannya kecuali penjajah Zionis, yang melanggar semua aturan dan norma hukum internasional,” katanya Palestina Information Centre.

Penggerebekan Al-Aqsha oleh sekelompok pendatang Yahudi menjadi bukti nyata bahwa Al-Aqsha bukan milik mereka, mereka meminta bantuan tentara Zionis dalam penggerebekan di Al-Aqsha, sambung Shabri.  Dijelaskan, PM ‘Israel’ Benjamin netanyahu sebenarnya memfasilitasi penggerebekan Al-Aqsha untuk memperkuat kontrol pendatang Yahudi atas Masjid Aqsha, sebagai langkah operasional kebijakan agama yang resmi dilakukan oleh pihak ‘Israel’.

Pasukan ‘Israel’ baru-baru ini meningkatkan intimidasi mereka terhadap penduduk Al-Quds, dan mendeportasi Muslim yang waspada dan penjaga keamanan Al-Aqsha dari masjid. Selain itu, pasukan ‘Israel’ meningkatkan penggerebekan luas di rumah-rumah Palestina, dan menangkap ratusan aktivis, beberapa di antaranya ditangkap selama beberapa minggu terakhir. *

HIDAYATULLAH

Saya akan Lindungi Masjid al-Aqsha Sampai Mati!

Seorang wanita secara sukarela berjaga untuk melindungi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dari serangan Israel.

Dia mengatakan dia akan terus mempertahankan situs suci Muslim itu sampai dia terbunuh atau wilayah Palestina yang diduduki dibebaskan dari pendudukan Israel.

Hatice Huveys, seorang guru berusia 44 tahun, menceritakan bahwa dia dan keluarganya mengalami penuntutan dan pelecehan oleh otoritas Israel saat menjaga masjid.

Huveys mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dia telah ditahan oleh pasukan Israel sebanyak 28 kali sejak 2014. 

Dia meneteskan air mata untuk pertama kalinya ketika pasukan Israel melepaskan jilbab dan mantelnya saat ditahan di penjara Israel sekitar empat tahun lalu.

Dia dijatuhi hukuman penjara selama 23 hari pada tahun 2017 atas tuduhan terkait dengan Masjid Al-Aqsa dan memprotes masuknya pemukim Yahudi ke situs tersebut.

Ketegangan terbaru dimulai di Yerusalem Timur yang diduduki selama bulan suci Ramadhan dan menyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks masjid titik nyala dan lingkungan Sheikh Jarrah.

Jet Israel telah melancarkan serangan udara di seluruh Jalur Gaza sejak 10 Mei, meninggalkan jejak kehancuran besar-besaran di seluruh wilayah pantai pada saat gencatan senjata dimulai pada Jumat pagi antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Setidaknya 279 warga Palestina tewas hingga Sabtu, termasuk 69 anak-anak dan 40 wanita, dan 1.910 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

IHRAM

“Buldozer” yang Congkak Lagi Kejam

SEPANJANG sejarah upaya Zionis Yahudi mewujudkan ‘Eretz Yisrael’ di atas tanah Palestina, Ariel Sharon termasuk salah satu tokoh yang “tidak ada matinya.” Ia kerap muncul di setiap sejarah penting Israel.

Sharon dilahirkan di Kfar Maalal, sebuah daerah pertanian di Palestina bagian barat, pada tahun 1928. Wilayah itu dulu di bawah kekuasaan Inggris. Keluarga orangtuanya adalah imigran dari Rusia, pendukung kuat Zionis Israel. Dalam otobiografinya disebutkan, nama kecil Sharon adalah ‘Buldozer’.

Pada masa kanak-kanak ia telah bergabung dengan gerakan pemuda Zionis. Saat remaja belasan tahun ia menjadi anggota paramiliter Zionis. Sharon bergabung dalam dinas militer Israel sebelum genap usia 20 tahun dan ditunjuk menjadi komandan pleton. Ia ikut perang pertama antara pasukan Zionis dengan Arab tahun 1948.

Saat berkarir di militer maupun politik, Sharon dikenal sebagai seorang ‘hawkish’. Seseorang yang tidak sungkan menggunakan kekerasan dan kekuatan bersenjata untuk menghajar semua lawannya.

Namun di kemiliteran, ia paling dikenal dengan aksinya dalam Perang Arab-Israel tahun 1967 dan peperangan Yom Kippur Oktober 1973. Ia salah satu komandan pasukan Zionis yang berhasil meraih kemenangan dari pasukan Arab dalam waktu singkat. Keberhasilannya itu menjadi salah satu legasi Sharon, yang hingga kini terus diajarkan dan ditularkan kepada para kadet angkatan bersenjata Israel.

Di dunia politik, ia mendirikan Partai Likud pada tahun 1973, yang hingga kini dikenal sebagai partai paling kejam dan keras terhadap rakyat Palestina. Lawan-lawan politiknya di Israel pun mengakui ke-hawkish-annya.

Setelah keluar dari Likud, ia membentuk Partai Kadima pada akhir 2005. Partai ini juga mendapat warisan sifat keras dari Sharon. Salah satunya bisa dilihat dari sepak terjang Tzipi Livni.

Meskipun perempuan, pemimpin Kadima itu adalah otak dan pengambil keputusan penting saat pasukan Zionis Israel menyerang Jalur Gaza akhir 2008 hingga pertengahan Januari 2009, yang dikenal dengan Operation Cast Lead.

Tidak kurang dari 1.500 orang –kebanyakan anak kecil, wanita dan orangtua– menjadi korban tewas dalam serangan 22 hari tersebut. Serangan pasukan udara, darat dan laut Israel itu baru dihentikan hanya satu hari sebelum Amerika Serikat melantik Presiden Barack Obama.

Dalam urusan pemukiman Yahudi, Sharon yang pernah menjabat sebagai Menteri Perumahan dan Pembangunan Israel tahun 1990-1992 dan Menteri Infrastruktur Nasional Israel tahun 1996-1999, tidak mengenal kata ilegal dalam kamusnya.

Semua pemukiman Yahudi yang dibangun, termasuk dengan cara merampas tanah milik warga Palestina, adalah sah.

“Setiap orang harus bergerak, lari dan ambillah sebanyak mungkin puncak bukit sebisanya, untuk memperluas pemukiman (Yahudi). Sebab, semua yang kita bisa ambil akan tetap menjadi milik kita… Apa saja yang tidak bisa kita ambil, akan jatuh ke tangan mereka,” kata Sharon, saat berbicara di hadapan militan dari kelompok ekstrim sayap kanan Partai Tsomet, ketika menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, 15 Nopember 1998.

Congkak dan Kejam Kecongkakan Sharon dan kebenciannya terhadap orang Arab dan Palestina sudah mendarah-daging dalam dirinya sejak dulu.

Dalam wawancaranya dengan Jenderal Ouze Merham pada 1956, Sharon berkata, “Saya tidak tahu ada yang namanya prinsip-prinsip internasional. Saya bersumpah, akan saya bakar setiap anak yang dilahirkan di daerah ini. Perempuan dan anak-anak Palestina lebih berbahaya dibandingkan para pria dewasa, sebab keberadaan anak-anak Palestina menunjukkan bahwa generasi itu akan berlanjut. … Saya bersumpah, jika saya sebagai seorang Israel bertemu dengan seorang Palestina, maka saya akan bakar dia. Dan saya akan membuatnya menderita sebelum membunuhnya. Dengan satu pukulan saya pernah membunuh 750 orang Palestina (di Rafah tahun 1956). Saya ingin menyemangati prajurit saya agar memperkosa gadis-gadis Arab, karena perempuan Palestina adalah budak untuk Yahudi dan kami dapat berbuat apa saja yang kami inginkan kepadanya. Tidak ada yang boleh menyuruh kami apa yang harus kami lakukan, justru kami yang memerintah mereka apa yang harus mereka lakukan.”

Bicara tentang kekejaman Sharon dalam sejarah Zionis Israel, tidak akan lepas dari peristiwa pembantaian warga Palestina di pengungsian Sabra-Shatilla dan invasi pasukan Israel ke Beirut, Libanon, pada 1982 saat Sharon menjabat menteri pertahanan.

Dr. Ang Swee Chai, seorang perempuan warga China Kristen, yang dibesarkan dengan nilai-nilai anti-Islam dan Arab, serta mendukung penuh Yahudi dan Israel, bercerita cukup lengkap tentang kekejaman Israel di Sabra-Shatilla dalam bukunya “From Beirut to Jerussalem”.

Pembantaian Sabra-Shatilla terjadi pada September 1982, hanya beberapa hari setelah para pejuang Palestina menyerahkan senjata mereka dibawah perjanjian damai internasional. Mereka kemudian dideportasi dari Beirut, meninggalkan keluarganya ke perlindungan pasukan perdamaian internasional. Pasukan Israel kemudian menginvasi Beirut. Tidak kurang dari 3.000 wanita dan anak-anak yang tidak berdaya dikumpulkan di kamp pengungsian Sabra-Shatilla. Kemudian secara sistematis mereka dibantai begitu saja.

Pendudukan Beirut oleh pasukan Zionis berlangsung selama 70 hari. Lebih dari 30.000 orang kehilangan nyawanya. Pasukan Zionis menyerang secara membabi-buta. Makanan, air dan listrik seketika lenyap. Lebih dari 500.000 orang dipaksa meninggalkan rumahnya.

Berdasarkan perhitungan tentara Israel IDF, mereka menggunakan tidak kurang dari 960 ton amunisi untuk menghancurkan kota Beirut.

Dalam serangan ke Libanon tersebut, untuk pertama kalinya Israel menguji cobakan senjata baru, yaitu bom fosfor dan bom vakum.

Jika seseorang terkena bom fosfor maka tubuhnya akan terbakar selama beberapa hari. Apabila tubuhnya disiram air, maka pembakarannya akan bertambah parah dan berlangsung lebih lama.

Bom vakum tidak kalah mengerikan. Bom itu terbuat dari TNT yang berkekuatan besar. Jika dijatuhkan ke sebuah gedung, maka bangunan itu akan tersedot ke bawah, rontok menjadi puing. Ang Swee Chai melihat sebuah bangunan 11 lantai mengubur hidup-hidup sekitar 200 orang di Beirut.

Saat menjelaskan latar belakang dari penciptaan karya instalasinya yang berjudul “Ariel Sharon” Noam Braslavsky mengatakan kepada BBC, “Pria ini bukan seorang laki-laki biasa. Dia punya pengaruh yang sangat besar atas kehidupan dari semua orang yang tinggal di negeri ini (Palestina-Israel).” Mungkin ia benar. *

Keterangan: korban “jagal” Aiel Sharon di Shabra dan Satila

HIDAYATULLAH

Kaifa Haluk Yaa Sharon?

Seorang pria tua bersandar lemah di atas tempat tidur, di dalam sebuah kamar yang temaram. Matanya yang menua memandang ke depan dari celah kelopak yang sempit. Saat  pria berpiyama biru muda itu bernapas dengan lemah, perut dan dadanya yang berselimut kain warna putih tampak naik-turun dengan perlahan. Di punggung telapak tangan kanannya tertancap jarum dan selang, yang mengalirkan cairan dari botol infus di sisi kanan ranjangnya.
 
Hanya dua atau tiga orang saja yang diizinkan masuk untuk merawat laki-laki tua itu dalam sekali waktu.
 
Cobalah pegang tangannya, belai rambutnya yang memutih dan sapalah dia dengan bahasa orang Arab yang sangat dibencinya, “Kaifa haluk yaa Sharon?” Apa kabarmu Sharon?
 
Dia pasti tidak akan menjawab. Sebab, itu hanyalah sebuah patung lilin dalam ukuran sebenarnya sebagai representasi dari Ariel Sharon, mantan Perdana Menteri Israel ke-11.
 
Seni instalasi karya Noam Braslavsky tersebut pertama kali ditampilkan di Galeri Seni Kishon di Tel Aviv.

“Sebagai seorang seniman, adalah hak saya untuk memilih tokoh ini dan membawanya kembali menjadi kepala berita utama (di media massa),” kata Braslavsky, perupa Israel yang bermukim di Jerman.
 
Memang tidak banyak yang diketahui tentang Ariel Sharon, setelah diserang stroke pada 4 Januari 2006 yang menyebabkan koma hingga saat ini. Pada malam hari Sharon terkena stroke, seorang kru televisi Israel berhasil menangkap gambarnya yang sedang berada di belakang sebuah mobil ambulan, terbaring setengah duduk dalam keadaan sadar. Itulah gambar terakhir dari Sharon yang dimiliki media. Sebab setelah itu, keluarga Sharon sengaja menutup pintu rapat-rapat, atas informasi kondisi salah satu tokoh kontroversial dalam sejarah Zionis Israel itu.
 
Sementara Sharon palsu didatangi banyak pengunjung di Kishon Gallery, Sharon asli terbujur kaku tidak sadarkan diri beberapa kilometer jauhnya, di Chaim Sheba Medical Center, Tel Hashomer.
           
Hidup atau Mati

Dua hari setelah Sharon, yang akrab dipanggil Arik, terkena stroke berat sehingga otaknya dibanjiri darah, berbagai media internasional mengabarkan bahwa ia telah mati.
 
Hal itu wajar saja, karena setelah dinyatakan stabil pada 5 Januari 2006 oleh tim dokter di Rumah Sakit Haddasah, keesokan harinya Sharon dimasukkan lagi ke ruang operasi. Bahkan wakilnya, Ehud Olmert, telah ditunjuk sebagai pejabat sementara perdana menteri menggantikan tugas yang diemban Sharon.
 
Pada hari keenam, dokter berupaya membangunkannya dari keadaan tidak sadar, dengan cara mengurangi dosis obat anastesi. Ia pun kemudian bisa bernapas sendiri dengan bantuan respirator dan sedikit memberikan respon terhadap stimulus rasa sakit di lengan dan kakinya.
 
Tetapi, Sharon yang sudah berpindah rumah sakit tidak juga bangun, meskipun keluarga sudah memperdengarkan alunan musik klasik karya komposer Mozart kesukaannya –seperti yang disarankan oleh dokter. Ia tidak pernah membuka matanya, meskipun hasil tes CT scan menunjukkan otaknya tidak lagi mengeluarkan darah.
 
Hari berganti pekan, pekan berganti bulan. Sharon tidak lagi dikabarkan menderita pendarahan pada otaknya. Hanya saja, berbagai infeksi menyerang organ-organ tubuhnya yang lain secara bergantian. Dari otak, infeksi pindah ke paru-paru, ke ginjal, ke dalam darah, begitu seterusnya. Jantungnya yang diketahui bocor sejak sebelum koma, ikut memperburuk keadaan.
 
Bulan September 2008, dalam wawancara yang termasuk langka, profesor Zeev Rothstein yang merawat Sharon menceritakan keadaan pasiennya kepada Radio Angkatan Bersenjata Israel.
 
“Dia bisa menggerakkan matanya, atau satu jari atau beberapa jari… Dia dapat beraksi terhadap rasa sakit, terhadap suara anggota keluarga yang didengarnya. Reaksi-reaksi ini menunjukkan ia tidak sepenuhnya tidak sadar,“ jelas Rothstein.

“Seorang pasien yang terbaring di ranjang rumah sakit begitu lama, tidak akan pernah terlihat sama seperti saat ia sadar dan bisa berlari. Jadi, ia terlihat sangat berbeda,” kata Rochstein lagi.
 
Sejak itu, tim dokter yang merawatnya hanya menyampaikan dua kabar tentang Sharon. Yaitu, kondisinya memburuk karena ada gangguan pada organnya atau stabil, tapi tetap dalam keadaan koma.*

HIDAYATULLAH

Waspada! Ini 12 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an

Baru 12 jam kesepakatan gencatan senjata dengan Palestina, Zionis Israel kembali melakukan serangan di Masjid Al Aqsha. Tagar #IsraelStartsTheAttack pun jadi trending topic di Twitter. Banyak netizen tidak kaget karena tahu karakter yahudi seperti apa.

Memang seperti apa karakter orang-orang Yahudi? Al-Qur’an banyak membicarakan orang-orang Yahudi, baik dari kalangan Bani Israil maupun entitas Yahudi di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni Yahudi Bani Qainuqa, Bani Quraizhah, Bani Nadhir dan Yahudi Khaibar.

Berikut ini 12 karakter Yahudi dalam Al-Qur’an dan penjelasannya:

1. Suka berbuat dosa dan permusuhan

Di antara karakter Yahudi yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an adalah suka berbuat dosa dan permusuhan.

وَتَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. (QS. Al Maidah: 62)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan: “Mereka bersegera melakukan tindakan tersebut, yakni mengerjakan semua hal yang berdosa dan hal-hal yang diharamkan serta menganiaya orang lain dan memakan harta orang lain dengan cara yang batil.”

Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan bahwa kaum Yahudi mengerjakan segala dosa, termasuk suap, korupsi, menipu, dan makan riba. Tafsir Al Misbah juga memiliki penjelasan senada. “Kalian akan melihat kebanyakan mereka selalu bersegera dalam berbuat maksiat, menyakiti sesama dan memakan harta haram seperti harta yang didapat dari suap dan riba. Sungguh amat buruk perbuatan jelek yang mereka lakukan itu.”

Sayyid Qutb menyampaikan penjelasan yang lebih menukik. “Bersegera di sini menggambarkan kaum itu seakan-akan sedang berlomba-lomba melakukan dosa dan permusuhan serta makan barang haram,” tulisnya dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. “… Bahkan memakan barang haram ini sudah menjadi ciri kaum Yahudi pada masa kapan pun.”

Kita lihat, Zionis Israel juga memiliki karakter ini. Di antara dosa mereka adalah menjajah Palestina dan mengusir jutaan penduduknya. Pada 1948 saja, ketika Zionis mendeklarasikan berdirinya negara Israel, sekitar 750.000 warga Palestina terusir dari tanah air. Bagi Palestina, tahun itu disebut nakhba (malapetaka).

2. Penipu dan pendusta

Karakter Yahudi berikutnya adalah penipu dan pendusta. Bukan hanya soal dunia, bahkan mereka berdusta dalam masalah aqidah.

وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: “tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 75)

Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, memang ada orang Yahudi yang jujur dan amanah seperti Abdullah bin Salam hingga akhirnya masuk Islam. Namun, entitas Yahudi sering kali berdusta kepada beliau. Baik Yahudi Bani Qainuqa’, Bani Nadhir, maupun Bani Quraizhah. Maka bayangkan, jika kepada Rasulullah saja mereka berani berdusta, apalagi kepada umatnya. Mereka juga suka menipu dan merampas harta milik non-Yahudi.

“Mereka merasa kelas dan martabatnya lebih tinggi. Apalagi sebelum Bani Nadhir dan Bani Quraizhah dijatuhi hukuman,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

“Ini merupakan karakter Yahudi. Merekalah yang mengucapkan perkataan ‘tak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi’ ini,” kata Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. “Terhadap non Yahudi yang mereka sebut ummi, tidak ada dosa bagi mereka merampas harta dan menipu.”

Syaikh Wahbah Az Zuhaili memberikan penjelasan serupa. “Yang mendorong mereka untuk bersikap seperti ini adalah asumsi bahwa Taurat memperbolehkan kepada mereka merampas harta orang-orang Arab,” tulisnya dalam Tafsir Al Munir. “Mereka memiliki paham rasialisme bajwa mereka adalah umat paling unggul dibandingkan umat-umat lainnya. Oleh karena itu mereka memiliki pandangan bahwa non yahudi tidak memiliki kehormatan, tidak bernilai dan tidak memiliki hak apapun.”

Kegemaran berdusta ini masih berlanjut hingga sekarang. Zionis Yahudi mengatakan bahwa saat diduduki, Palestina merupakan wilayah tak berpenghuni. Padahal sejak abad 19, hasil pertanian Palestina telah diekspor ke berbagai negara, termasuk Perancis. Zionis juga menyatakan warga Palestina pergi dengan suka rela untuk meninggalkan kampung halamannya. Pengamat sejarah Illan Pappe dan Benny Morris, memberikan kesaksian bahwa warga Palestina terusir dengan pemaksaan dan kekerasan.

Demikian pula dengan penipuan. Zionis Israel menipu dunia dengan mempropagandakan bahwa gerakan perlawanan Palestina seperti Hamas adalah teroris. Padahal mereka adalah pejuang kemerdekaan. Zionis Israel juga terus mengkampanyekan bahwa masalah Palestina tidak akan pernah bisa terselesaikan dengan menebar kebencian. Padahal siapa di dunia ini yang tidak membenci tanah airnya dijajah?

3. Manipulatif

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabadikan perbuatan Yahudi mengubah kitab Taurat. Jika kitab suci saja dimanipulasi, bisa dibayangkan betapa manipulatifnya mereka.

أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Apakah kamu (kaum muslimin) masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS. Al Baqarah: 75)

Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan ayat ini:
(Apakah masih kamu harapkan) hai orang beriman (bahwa mereka akan beriman) yakni orang-orang Yahudi itu (kepadamu, sedangkan sebagian) atau satu golongan (di antara mereka) yakni pendeta-pendeta mereka (mendengar firman Allah) yaitu Taurat (lalu mengubahnya) (setelah mereka memahaminya) (padahal mereka mengetahui) bahwa sebenarnya mereka mengada-ada. Pertanyaan di sini berarti sanggahan terhadap orang-orang beriman hingga berarti, “Tak usah kamu harapkan mereka akan beriman karena dulu mereka juga sudah kafir!”

Sedangkan dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan, “Wahai orang-orang yang beriman, tidak seharusnya kalian selalu berharap bahwa orang-orang Yahudi akan mempercayai agama kalian dan tunduk kepada kalian, karena telah terkumpul bermacam keburukan dalam kelompok-kelompok mereka yang membuat mereka jauh dari beriman kepada kebenaran. Sebenarnya salah satu kelompok mereka (kelompok pendeta Yahudi) mendengar firman Allah yang ada pada Taurat dan benar-benar memahaminya. Kemudian mereka sengaja mengubahnya, padahal mereka benar-benar tahu bahwa itu adalah kebenaran. Mereka juga tahu bahwa kitab-kitab Allah yang diturunkan tidak boleh diubah.”

4. Suka menghina

Karakter Yahudi yang keempat, mereka suka menghina. Jangankan manusia, Allah saja mereka hina. Maka Allah pun melaknat mereka.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا

Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” Sesungguhnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu… (QS. Al Maidah: 64)

“Orang Yahudi menyebut Allah miskim sedangkan mereka kaya. Juga menyebut Allah bakhil, terutama saat mengalami krisis finansial disebabkan mendustakan Rasulullah,” terang Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir. “Meskipun perkataan ini diucapkan sebagian orang Yahudi, ia dinisbatkan kepada keseluruhan Yahudi karena adanya mutual agreement dan joint liability di antara mereka sebagai sebuah entitas.”

Saat ini, karakter negatif ini masih tampak jelas. Zionis Israel meyakini bahwa mereka adalah bangsa terpilih sedangkan manusia di luar mereka tak lebih dari budak. Ajaran itu bahkan telah ditanamkan sejak dini, terekam dalam sebuah video yang viral.

Pun dalam Perang Saif Al Aqsha 2021. Di saat mayoritas penduduk dunia mendukung Palestina dan menekan Israel, ada netizen dari India menyatakan dukungannya kepada Zionis itu. Namun apa balasan Zionis? Mereka justru menghina India dengan mengatakan tidak memerlukan dukungan dari negara yang kotor dan jorok.

5. Sangat keras memusuhi Islam

Ini karakter Yahudi berikutnya. Allah menegaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang paling keras permusuhannya kepada kaum mukminin.

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. (QS. Al Maidah: 82)

Di masa Rasulullah, klan-klan besar Yahudi di Madinah, semuanya memusuhi umat Islam. Bahkan klan terbesar di jazirah Arab, Yahudi Khaibar, menyiapkan serangan besar untuk menghancurkan Madinah. Maka Rasulullah pun tegas melawan mereka.

Zionis Israel di masa kini juga sangat keras permusuhannya kepada umat Islam. Mereka tidak rela umat Islam memakmurkan Masjid Al Aqsha. Bahkan hanya berselang 12 jam sejak kesepakatan gencatan senjata, polisi Zionis sudah menyerang kembali kaum muslimin di Masjid Al Aqsha.

6. Durhaka

Karakter Yahudi berikutnya yang Al-Qur’an ungkap adalah durhaka. Durhaka kepada Allah, durhaka kepada Nabi-Nya. Durhaka di hadapan kebenaran dan kebaikan. Karena kedurhakaan itulah, Allah menghukum mereka.

وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَا أَوِ الْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِبَغْيِهِمْ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ

Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. (QS. Al An’am: 146)

7. Suka berbuat zalim

Orang-orang Yahudi mengaku sebagai kekasih Allah. Namun mereka tidak berani mengharap kematian karena sebenarnya mereka bergelimang kezaliman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ . وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ

Katakanlah: “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar”. Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim. (QS. Al Jumu’ah: 6-7)

“Selamanya tidak ada seorang pun dari mereka yang mengharap kematian oleh sebab kekafiran dan perbuatan buruk mereka,” kata Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah.

8. Menghalangi manusia dari jalan Allah

Di antara kezaliman besar yang orang-orang Yahudi lakukan adalah menghalangi manusia dari jalan Allah. Ini sudah terjadi sejak zaman Nabi Musa ‘alaihis salam hingga masa Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا

Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. (QS. An Nisa: 160)

“Akibat kezaliman yang dilakukan orang-orang Yahudi, Allah pun menyiksa mereka dengan mengharamkan sejumlah makanan yang baik-baik yang sebelumnya halal,” tulis Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah. “Di antara bentuk kezaliman itu adalah menghalangi manusia untuk masuk agama Allah.”

Karakter Yahudi tersebut masih melekat pada Zionis Israel saat ini. Maka kita lihat jamaah shalat tarawih di Masjid Al Aqsha pun dihujani dengan peluru karet dan granat kejut. Masjid-masjid di Gaza menjadi sasaran rudal. Hingga Pastor Katolik Manuel Musallam mengatakan, “Jika masjidmu dibom Israel, adzanlah di gereja-gereja kami.”

9. Pendengki

Karakter Yahudi lainnya adalah hasad alias dengki. Sebelum diutusnya Rasulullah, orang-orang Yahudi membangga-banggakan nabi terakhir. Namun setelah tahu bahwa nabi terakhir itu dari Bani Ismail, bukan Bani Israil, mereka sangat membenci dan memusuhi. Itulah kedengkian besar Yahudi.

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آَتَيْنَا آَلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآَتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا

ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (QS. An Nisa: 54)

Hingga saat ini, Zionis Israel dengki dan benci dengan bangsa Arab. Tafsir Al Misbah menjelaskan kedengkian itu. “Mengapa mereka selalu ingin melebihi bangsa Arab, agar Allah mengutus nabi dari kalangan mereka, padahal Allah telah memberikan kepada Ibrâhîm dan keluarganya, kitab, kenabian dan kerajaan yang besar. Dan Ibrahim adalah bapak kalian dan bapak mereka.”

10. Pengkhianat

Ini karakter Yahudi yang terus melekat hingga kini. Dulu mereka mengkhianati Nabi Musa. Mereka juga mengkhianati perjanjian dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan di saat genting ketika Madinah menghadapi serangan pasukan Ahzab dari luar, Bani Nadhir menikam dari belakang.

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Maidah: 13)

Umat Islam yang hafal dengan karakter Yahudi ini, hendaklah waspada ketika mengadakan perjanjian dengan mereka. Dan bukankah terlalu sering di masa modern ini juga, Zionis Israel mengkhianati janjinya? Bahkan yang terbaru, baru 12 jam kesepakatan gencatan senjata dengan Palestina, Zionis Israel kembali melakukan serangan di Masjid Al Aqsha. Tagar #IsraelStartsTheAttack dan #IsraelBreakTheTruce pun jadi trending topic di Twitter.

11. Pengecut

Di balik kezaliman dan kepongahannya, Yahudi sebenarnya adalah pengecut. Karakter ini Allah ungkap dalam firman-Nya:

قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ

Mereka berkata: “Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja”. (QS. Al Maidah: 24)

Inilah yang menjelaskan, mengapa Zionis Israel takut kepada pejuang Palestina terutama Hamas dan Izzuddin Al Qassam, hingga tak berani melakukan serangan darat. Meskipun persenjataan mereka jauh lebih canggih dan jumlah tentara mereka jauh lebih banyak. Ini pula yang menjelaskan, mengapa dalam Perang Saif Al Aqsha 2021 ini, mereka segera menyambut gencatan senjata yang diprakarsai Mesir. Padahal mereka memiliki rudal, bom dan iron dome. Sedangkan Hamas hanya memiliki roket-roket murah.

12. Tamak

Sejak dulu, karakter Yahudi ini masih ada. Ketamakan terhadap dunia. Sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, mereka menguasai ekonomi dengan sistem ribawi. Dengan penuh ketamakan, mereka melakukan penindasan ekonomi kepada penduduk Yatsrib. Dominasi ekonomi mereka akhirnya hancur setelah Rasulullah hijrah. Tampil pebisnis muslim yang sukses seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf dengan sistem ekonomi Islam tanpa riba.

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orangorang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik… (QS. Al Baqarah: 96)

Ketamakan Zionis Israel saat ini tampak nyata di Palestina. Pencaplokan tanah masih berlangsung hingga hari ini. Termasuk upaya penggusuran di Sheikh Jarrah yang menjadi pemicu Perang Saif Al Aqsha 2021. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

BERSAMA DAKWAH

Palestina adalah Urusan Kita (3)

12. Nabi Isa akan turun untuk di Negeri Syam, untuk Membunuh Dajjal

(مَا شَأۡنُكُمۡ؟) قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، ذَكَرۡتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً. فَخَفَّضۡتَ فِيهِ وَرَفَّعۡتَ، حَتَّىٰ ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخۡلِ. فَقَالَ: غَيۡرُ الدَّجَّالِ أَخۡوَفُنِي عَلَيۡكُمۡ. إِنۡ يَخۡرُجُ، وَأَنَا فِيكُمۡ، فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمۡ. وَإِنۡ يَخۡرُجۡ، وَلَسۡتُ فِيكُمۡ، فَامۡرُؤٌ حَجِيجُ نَفۡسِهِ. وَاللهُ خَلِيفَتِي عَلَىٰ كُلِّ مَسۡلِمٍ، إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ، عَيۡنُهُ طَافِئَةٌ. كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبۡدِ الۡعُزَّى بۡنِ قَطَنٍ، فَمَنۡ أَدۡرَكَهُ مِنۡكُمۡ فَلۡيَقۡرَأۡ عَلَيۡهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الۡكَهۡفِ. إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيۡنَ الشَّأۡمِ وَالۡعِرَاقِ. فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالًا، يَا عِبَادَ اللهِ، فَاثۡبُتُوا قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا لَبۡثُهُ فِي الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: (أَرۡبَعُونَ يَوۡمًا، يَوۡمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوۡمٌ كَشَهۡرٍ، وَيَوۡمٍ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمۡ). قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَذٰلِكَ الۡيَوۡمُ الَّذِي كَسَنَةٍ، أَتَكۡفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوۡمٍ؟ قَالَ: (لَا، اقۡدُرُوا لَهُ قَدۡرَهُ). قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا إِسۡرَاعُهُ فِي الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: (كَالۡغَيۡثِ اسۡتَدۡبَرَتۡهُ الرِّيحُ. فَيَأۡتِي عَلَى الۡقَوۡمِ فَيَدۡعُوهُمۡ، فَيُؤۡمِنُونَ بِهِ وَيَسۡتَجِيبُونَ لَهُ. فَيَأۡمُرُ السَّمَاءَ فَتُمۡطِرُ، وَالۡأَرۡضَ فَتُنۡبِتُ، فَتَرُوحُ عَلَيۡهِمۡ سَارِحَتُهُمۡ، أَطۡوَلَ مَا كَانَتۡ ذُرًا، وَأَسۡبَغَهُ ضُرُوعًا، وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ. ثُمَّ يَأۡتِي الۡقَوۡمَ، فَيَدۡعُوهُمۡ، فَيَرُدُّونَ عَلَيۡهِ قَوۡلَهُ. فَيَنۡصَرِفُ عَنۡهُمۡ. فَيُصۡبِحُونَ مُمۡحِلِينَ لَيۡسَ بِأَيۡدِيهِمۡ شَيۡءٌ مِنۡ أَمۡوَالِهِمۡ. وَيَمُرُّ بِالۡخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا: أَخۡرِجِي كُنُوزَكِ. فَتَتۡبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحۡلِ. ثُمَّ يَدۡعُو رَجُلًا مُمۡتَلِئًا شَبَابًا، فَيَضۡرِبُهُ بِالسَّيۡفِ فَيَقۡطَعُهُ جَزۡلَتَيۡنِ رَمۡيَةَ الۡغَرَضِ. ثُمَّ يَدۡعُوهُ فَيُقۡبِلُ وَيَتَهَلَّلُ وَجۡهُهُ يَضۡحَكُ. فَبَيۡنَمَا هُوَ كَذٰلِكَ إِذۡ بَعَثَ اللهُ الۡمَسِيحَ ابۡنَ مَرۡيَمَ فَيَنۡزِلُ عِنۡدَ الۡمَنَارَةِ الۡبَيۡضَاءِ شَرۡقِيَّ دِمَشۡقَ، بَيۡنَ مَهۡرُودَتَيۡنِ. وَاضِعًا كَفَّيۡهِ عَلَىٰ أَجۡنِحَةِ مَلَكَيۡنِ. إِذَا طَأۡطَأَ رَأۡسَهُ قَطَرَ. وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنۡهُ جُمَانٌ كَاللُّؤۡلُؤِ. فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنۡتَهِي حَيۡثُ يَنۡتَهِي طَرۡفُهُ. فَيَطۡلُبُهُ حَتَّىٰ يُدۡرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ. فَيَقۡتُلُهُ (رواه مسلم)

Dari An-Nawwas bin Sam’an, beliau mengatakan: Rasulullah ﷺ menyebutkan Dajjal pada suatu pagi. Beliau menghinakan Dajjal dan menjelaskan besar ujiannya, sampai kami menyangka bahwa Dajjal ada di suatu sisi kebun kurma. Ketika kami kembali kepada beliau, beliau mengetahui ada ketakutan pada diri kami. Beliau bertanya, “Kenapa kalian?”

Kami menjawab: Wahai Rasulullah, Engkau menyebutkan Dajjal pada suatu pagi. Engkau menghinakan Dajjal dan menjelaskan besar ujiannya, sehingga kami menyangka bahwa Dajjal ada di suatu sisi kebun kurma. Beliau berkata: Bukan Dajjal yang paling aku takutkan atas kalian. Jika Dajjal muncul keluar ketika aku masih berada di tengah-tengah kalian, maka aku akan berada di depan kalian yang akan mengalahkannya dengan dalil.

Apabila dajalal muncul keluar ketika aku sudah tidak bersama kalian, maka seseorang akan membela dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku sebagai pembela bagi setiap muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang berambut keriting gimbal, bermata menonjol. Seakan-akan aku menyerupakannya dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Qathan. Siapa saja di antara kalian yang mendapatinya, maka bacakan kepadanya ayat-ayat pembuka surah Al-Kahfi. Sesungguhnya dia akan keluar di suatu jalan antara Syam dan ‘Iraq.

Dia menebar kerusakan ke kanan dan menebar kerusakan ke kiri dengan cepat, wahai hamba-hamba Allah, kokohkanlah diri kalian! Kami berkata: Wahai Rasulullah, berapa lama dia menetap di muka bumi? Beliau menjawab, “Empat puluh hari. Satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti sepekan, dan seluruh hari sisanya seperti hari-hari kalian sekarang ini.” Kami berkata: Wahai Rasulullah, pada hari yang seperti setahun itu, apakah shalat satu hari sudah cukup bagi kami? Beliau menjawab, “Tidak, kalian perkirakanlah waktunya.”

Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana cepatnya Dajjal di bumi ini? Beliau menjawab, “Seperti hujan yang diiringi angin. Dia akan mendatangi suatu kaum lalu mengajak mereka. Lalu mereka pun beriman kepadanya dan menyambut ajakannya. Dia memerintahkan langit hingga turunlah hujan. Dia memerintahkan bumi hingga ia menumbuhkan tanaman hingga binatang gembalaan mereka kembali di sore hari dalam keadaan punuknya lebih tinggi, ambingnya lebih besar, dan perutnya lebih besar daripada sebelumnya.

Kemudian dia mendatangi kaum yang lain, lalu ia mengajak mereka, namun kaum itu menolak ucapannya. Dajjal itu pun berpaling dari mereka, lalu esoknya tanah mereka menjadi gersang tidak memiliki sesuatu harta pun di tangan-tangan mereka. Lalu dia melewati suatu tempat yang telah hancur lalu berkata kepadanya: Keluarkanlah perbendaharaanmu. Lalu perbendaharaan itu mengikutinya seperti ratu-ratu lebah. Kemudian dia mengajak seseorang pemuda belia, dia menebasnya dengan pedang sehingga memotongnya menjadi dua bagian yang terpisah sejauh lemparan anak panah.

Kemudian dajal memanggilnya, lalu pemuda itu pun datang dengan wajah bersinar dan tertawa. Ketika Dajjal dalam keadaan itu, tiba-tiba Allah mengutus Al-Masih ‘Isa bin Maryam. Nabi ‘Isa turun di dekat menara putih sebelah timur Damaskus dengan mengenakan dua pakaian yang dicelup wars lalu safron. Beliau meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Apabila beliau menundukkan kepalanya, air menetes darinya. Apabila dia mengangkatnya, turunlah darinya butiran perak seperti mutiara. Lalu tidaklah seorang kafir pun yang mendapati bau nafas beliau kecuali mati. Padahal nafas beliau dapat tercium sejauh jarak pandangan mata beliau. Nabi ‘Isa mencari Dajjal sampai mendapatinya di pintu Ludd lalu beliau membunuhnya…” (HR: Muslim).

Membebaskan Palestina

Sebagaimana diketahui, Palestina saat ini masih dalam kondisi terjajah. Maka sudah menjadi kewajiban kita untuk peduli terhadap mereka.  Terkait solusi untuk membantu saudara kita di sana, tentu kita perlu melihat fakta masalah di Palestina.

Masalah di palestina itu saat ini adalah pertama, adanya penjajah (zionis dan negara-negara backing-nya) dan kedua, adanya korban penjajah. Untuk Penjajah maka tidak ada solusi lain adalah mengusirnya, sebagaimana dahulu Bangsa Indonesia mengusir penjajah.

Sementara untuk korban, maka diantara solusinya adalah memberikan bantuan semampunya baik itu dengan, obat-obatan, makanan, pakaian, hingga dengan memanjatkan doa. Karena itu penting kiranya umat Islam untuk kembali bersatu menolong saudara di Palestina dan juga negeri-negeri lain yang saat ini sedang terjajah.

Semua itu insyaAllah akan efektif meujudkannya jika umat Islam memiliki sebuah kepimpinan Umat Islam kembali. Seorang Khalifah yang menjadi perisai atau pelindung ummat. Sebagaimana dicontohkan para Shalaful ummah.  Wallahu A’lam.*/Ali Mustofa Akbar, peneliti Aksara, Aktivis Sadar Sejarah

HIDAYATULLAH

Palestina adalah Urusan Kita (2)

4. Palestina adalah Tanah Suci

Ini berdasarkan nash al Quran, di mana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يٰقَوۡمِ ادۡخُلُوا الۡاَرۡضَ الۡمُقَدَّسَةَ الَّتِىۡ كَتَبَ اللّٰهُ لَـكُمۡ وَلَا تَرۡتَدُّوۡا عَلٰٓى اَدۡبَارِكُمۡ فَتَـنۡقَلِبُوۡا خٰسِرِيۡنَ

Artinya: “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena kamu takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang orang yang merugi.” (QS: al Maidah : 21)

5. Palestina adalah tanah para nabi dan tempat diutusnya mereka

Di antara para nabi dan rasul yang pernah hidup di Palestina, seperti disebutkan dalam al Quran al Karim, adalah Ibrahim dan Ismail, Ishak, Ya’qub, Yusuf dan Luth, Dawud, Sulaiman, Shaleh, Zakariya, Yahya dan Isa ‘alaihis salam. Dan Rasulullah Muhammad ﷺ juga pernah mengunjunginya.

Juga telah tinggal di Palestina nabi-nabi Bani Israel; kaum yang memang banyak dihiasi oleh nabi-nabi, setiap kali nabi wafat Allah utus nabi baru. Dan di antara nabi mereka yang tersebut di dalam hadits shahih adalah Nabi Yusha’ ‘alaihis salam.

Oleh karena itu, mana kala kaum muslimun membaca al-Quran al Karim, mereka merasakan adanya ikatan yang agung antara diri mereka dengan tanah suci Palestina ini, karena pertarungan antara yang hak dan yang bathil terpusat di tanah ini. Karena mereka juga meyakini bahwa mereka adalah pengusung warisan para nabi dan yang mengangkat panji-panji mereka.

Di Palestina banyak pemakaman, peninggalan, dan penziarahan para anbiya’. Semua itu mengabadikan kenangan tinggal dan kunjungan mereka di tempat-tempat ini. Nabi Ibrahim yang merupakan bapak para nabi, namanya diabadikan untuk sebutan sebuah kota terpenting di Palestina, yaitu al Khalil (Hebron). Petilasannya ada di kota ini di dalam al Haram al Ibrahimi.

Untuk Nabi Shaleh, ada tujuh tempat yang mengabadikan kenangan bahwa dia pernah tinggal di Palestina, salah satunya ada di Ramalah, di sini ada musim ziarah tahunan yang amat terkenal yaitu pada bulan April setiap tahun. Ada sebuah desa di pinggiran kota Tulkarm bernama Ertah, secara estafet dari generasi ke generasi orang menyebut bahwa nabi Ya’kub pernah beristirahat (Irtaha) di sana.

Di Palestina ada lebih dari satu maqam (petilasan) Nabi Syu’aib. Ada tempat yang sangat terkenal petilasan Nabi Musa ‘alaihis salam dekat Jericho (Ariha). Di al Quds ada makam Nabi Dawud ‘alaihis salam. Sementara Nabi Isa ‘alaihis salam memiliki lebih dari satu tempat yang mengabadikan kenangannya di al Quds, Bethelehem, Nashira dan yang lainnya.

6. Palestina adalah tempat isra’nya Nabi Muhammad ﷺ

Allah subhanahu wa ta’ala telah memilih Palestina sebagai tempat isra’nya Nabi Muhammad ﷺ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Dari sini pula Nabi ﷺ bermi’raj ke langit.

Dengan peristiwa ini Allah memuliakan dan mengagungkan Masjidil Aqsha dan tanah Palestina, dengan menjadikan Baitul Maqdis sebagai pintu menuju langit. Di Masjidil Aqsha Allah kumpulkan para nabi bersama Nabi Muhammad ﷺ untuk shalat berjama’ah yang diimami oleh beliau.

Semua itu adalah bukti-bukti kelangsungan risalah tauhid yang dibawa oleh para nabi, juga berpindahnya imamah, kepemimpinan dan tanggungjawab risalah (misi) kepada umat Islam.

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ، وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ فَوْقَ الْحِمَارِ، وَدُونَ الْبَغْلِ، يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ ، قَالَ: فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ ، قَالَ: فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الْأَنْبِيَاء ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ، فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ خَرَجْتُ فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ، وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ، فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ، فَقَالَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ (رواه البخاري و مسلم)

“Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farruh, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, telah menceritakan kepada kami Tsabit al-Bunani dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah ﷺbersabda: Didatangkan kepadaku Buraq, seekor tunggangan putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih rendah dari baghal (keledai keturunan kuda), ia berupaya meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya.

Setelah menungganginya, maka Buraq itu berjalan membawaku hingga sampai ke Baitul Maqdis. Aku ikat (tambat) tunggangan itu di tempat para Nabi biasa menambatkan tunggangan mereka. Lalu aku masuk dan menunaikan shalat dua raka’at di dalamnya. Setelah itu aku keluar dan disambut oleh Jibril dengan secawan arak dan susu. Ketika aku memilih susu, maka Jibril berkata: “Engkau telah memilih fitrah (yaitu Islam dan istiqamah).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

7. Para Malaikat mengepakkan sayapnya di atas tanah Palestina

عن زيد بن ثابت قال: بينما نحن عند رسول الله صلى الله عليه وسلم يوماً حين قال: طوبي للشام، طوبي للشام قلت : ما بال الشام؟ قال: الملائكة باسطو أجنحتها على الشام (رواه الترمذي)

“Dari Zaid bin Tsabit berkata: ketika kami berada di antara Rasulullah ﷺ pada suatua hari, beliau bersabda: “Beruntunglah Negeri Syam. Beruntunglah Negeri Syam.” Aku berkata; ada apa dengan Negeri Syam (wahai nabi)? Beliau bersabda: “para malaikat mengepakkan sayapnya untuk Negeri Syam.” (HR: At-Tirmidzi)

8. Palestina adalah tanah Mahsyar dan Mansyar (tempat dikumpulkan dan disebarkan) manusia

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلاةِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ، قَالَ: (أَرْضُ الْمَحْشَرِ وَالْمَنْشَرِ ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلاةٍ فِي غَيْرِهِ قُلْتُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَتَحَمَّلَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: فَتُهْدِي لَهُ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيه،ِ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَهُوَ كَمَنْ أَتَاهُ) رواه ابن ماجة .

Dari Maimunah  maulah Nabi ﷺ berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ: Wahai Rasulullah berilah kami fatwa terkait Baitul Maqdis, maka beliau menjawab: Palestina adalah bumi mahsyar (tempat berkumpul)  dan mansyar (tempat menyebar). Datanglah ke sana dan shalatlah di dalamnya, sesungguhnya pahala shalat di dalamnya sama dengan 1000 kali shalat di Masjid lainnya, Aku kemudian berkata : :Bagaimana pendapatmu jika aku tidak dapat melakukannya?” Beliau menjawab:  “Hadiahkanlah minyak untuk penerangannya. Siapa yang melakukannya maka sama dengan shalat di sana.” (HR: Ibnu Majah )

9. Palestina rumah negeri Islam, tempat berlindung cobaan dan fitnah akhir zaman

وعن أبي الدرداء قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: بَيْنَمَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ رَأَيْتُ عَمُوْدَ الْكِتَابِ اُحْتُمِلَ مِنْ تَحْتِ رَأْسِيْ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُ مَذْهُوْبٌ بِهِ فَأَتْبَعْتُهُ بَصَرِيْ فَعُمِدَ بِهِ إِلَى الشَّامِ، أَلاَ وَإِنَّ اْلإِيْمَانَ حِيْنَ تَقَعُ الْفِتَنُ بِالشَّامِ (رواه أحمد)

“Dari Abu Darda berkata: bersabda Rasulullah ﷺ: Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba saja aku melihat halaman al-Kitab (Al-Qur’an) di bawah kepalaku, lalu aku mengira bahwa ia dibawa pergi, kemudian mataku terus mengikutinya, sehingga diletakkan di Syam. Ketahuilah, sesungguhnya keimanan berada di Syam ketika banyak terjadi fitnah.” (HR. Ahmad)

Dari Salamah bin Nufail berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Rumah negeri Islam adalah di Syam” (HR. Tabrani).

10. Orang yang tinggal di Palestina dinilai layaknya mujahid dan murabith (penjaga keamanan dari serangan musuh) di jalan Allah

Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ telah bersabda, “Penduduk Syam beserta istri-istri, keluarga, hamba sahaya mereka baik yang laki-laki mapun perempuan, sampai ujung pulau adalah para murabith di jalan Allah. Maka barang siapa menduduki salah satu kota dari kota-kotanya maka dia sedang murabith, dan barang siapa menduduki satu benteng kota maka dia dalam jihad.” (HR: Thabrani)

لاَ تَزَالُ طَاِئفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ لِعَدُوِّهِمْ قَاهِرِيْنَ.لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنَ اْلأَوَاءِ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَالِكَ.قَالُوْا : ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ: بَيْتُ الْمُقَدَّسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ(رَوَاهُ أَحْمَدُ)

”Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka . orang-orang yang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa al Lawa` (cobaan ) sampai datang kepada mereka janji Allah Azza wa Jalla. Mereka bertanya. Wahai Rasulullah dimanakah mereka? Beliau menjawab.: Baitul Maqdis dan sisi Baitul Maqdis.” (HR: Ahmad)

11. Kebaikan beragama penduduk Syam ukuran kaum Muslimin lain

عن معاوية بن قرة عن أبيه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشّامِ فَلا خَيْرَ فِيكُمْ، وَلا يَزَالُ أناسٌ مِنْ أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لا يُبَالُونَ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتّى تَقُومَ السّاعَةُ (رواه الترمذي)

“Dari Muawiyah bin Qurrah dari ayahnya berkata: bersabda Rasulullah ﷺ Jika penduduk Syam rusak agamanya, maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian. Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang dimenangkan oleh Allah, tak terpengaruh oleh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang hari Kiamat.” (HR. At-Tirmidzi). (Bersambung) 

HIDAYATULLAH

Palestina adalah Urusan Kita

Di TENGAH penderitaan saudara kita di Palestina dan maraknya wujud kepedulian masyarakat dunia atas kondisi yang terjadi disana, namun amat disayangkan ketika baru-baru ini ada seorang tokoh yang notabene juga seorang muslim justru menyatakan bahwa Palestina bukan urusan kita.  Padahal Negri Palestina sendiri maupun penduduknya yang mayoritas muslim tentu amat penting bagi umat Islam khususnya.

Ditambah lagi bagaimana kemerdekaan bangsa Indonesia sendiri sudah menjadi rahasia umum, adalah juga berhutang budi banyak atas peran Palestina Palestina. Apalagi pula  amanah konstitusi negri juga menyatakan anti terhadap penjajahan.

Pentingnya Palestina dan Keutamaan-keutamaan Baitul Maqdis

Setidaknya ada beberapa alasan kenapa Palestina (yang berkedudukan di Bumi Syam) begitu penting bagi kita wa bil khusus khususnya umat Islam seperti halnya sudah dijelaskan oleh para ulama:

  1. Di Palestina ada masjid Al Aqsha Al Mubarak

Masjid al Aqsha merupakan qiblat pertama kaum muslimin dalam shalat mereka. Selain itu, al Aqsha dianggap sebagai masjid ketiga baik status maupun kedudukannya setelah masjidil Haram dan masjid Nabawi. Disunnahkan untuk pergi dan mengunjunginya. Shalat di dalamnya dilipatgandakan sampai 500 kali shalat di masjid lain.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

لاَ تُسَافِرْ الْمَرْأَةُ يَوْمَيْنِ إِلاَّ مَعَهَا زَوْجُهَا أَوْ ذُو مَحْرَمٍ، وَلاَ صَوْمَ فِي يَوْمَيْنِ: الْفِطْرِ وَالأَضْحَى، وَلاَ صَلاَةَ بَعْدَ صَلاَتَيْنِ: بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، وَبَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ، وَلاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: مَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الأَقْصَى وَمَسْجِدِي

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Tidak boleh memaksakan perjalanan kecuali pergi ke tiga masjid: al Masjidil Haram, masjid saya ini (masjid Nabawi – petj.) dan al Masjidil Aqsha.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash, dari Rasulullah ﷺ bersabda

أَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ دَاوُدَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَنَى بَيْتَ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خِلَالًا ثَلَاثَةً سَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ فَأُوتِيَهُ وَسَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ فَأُوتِيَهُ وَسَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حِينَ فَرَغَ مِنْ بِنَاءِ الْمَسْجِدِ أَنْ لَا يَأْتِيَهُ أَحَدٌ لَا يَنْهَزُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ فِيهِ أَنْ يُخْرِجَهُ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ (فِيْ رِوَايَةٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا اثْنَتَانِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ أُعْطِيَ الثَّالِثَةَ

“Sesungguhnya , ketika Sulaiman bin Dawud membangun Baitul Maqdis, (ia) meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tiga perkara. (Yaitu), meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar (diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang menepati hukumNya, lalu dikabulkan ; dan meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan ; serta memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorangpun yang berkeinginan shalat disitu, kecuali agar dikeluarkan dari kesalahannya, seperti hari kelahirannya.” (Diriwayatkan An-Nasa’i)  Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata

تَذَاكَرْنَا وَ نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهُمَا أَفْضَلُ أَمَسْجِدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صلاَةٌ فِيْ مَسْجِدِيْ أَفْضَلُ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ فِيْهِ وَلَنِعْمَ الْمُصَلَّى هُوَ وَلَيُوْشَكَنَّ لأَنْ يَكُوْنَ لِلرَجُلِ مِثْلُ شَطْنِ فَرَسِهِ (وَفِيْ رِوَايَةٍ “مِثْلُ قَوْسِهِ”) مِنَ الأَرْضِ حَيْثُ يُرَى مِنْهُ بَيْتُ الْمَقْدِسِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

Kami saling bertukar pikiran tentang, mana yang lebih utama, Masjid Rasulullah ﷺ atau Baitul Maqdis, sedangkan di sisi kami ada Rasulullah ﷺ. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda : “Satu shalat di masjidku lebih utama dari empat shalat padanya, dan ia adalah tempat shalat yang baik. Dan hampir-hampir tiba masanya, seseorang memiliki tanah seukuran kekang kudanya (dalam riwayat lain : seperti busurnya) dari tempat itu terlihat Baitul Maqdis lebih baik baginya dari dunia seisinya.” (HR: Ibrahim bin Thahman dalam kitab Masyikhah Ibnu Thahman, Ath-Thabrani dalam kitab Mu’jamul Ausath, dan Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak).

Rasulullah ﷺ bersabda; “Shalat di Masjidil Haram sebanding dengan 100 ribu kali shalat, dan shalat di masjid saya sebanding dengan 1000 kali shalat, dan shalat di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) sebanding dengan 500 kali shalat.” (HR: Thabrani)

2. Kiblat Pertama umat Islam

Diriwayatkan dari al Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu,

عن البراء بن عازب رضي الله عنه قال : (صَلَّيْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا ثُمَّ صَرَفَهُ نَحْوَ الْقِبْلَةِ) أخرجه البخاري.

“Dari Barra bin ‘Azib ra berkata : Kami shalat bersama Nabi ﷺ menghadap Baitul Maqdis selam 16 bulan kemudian berpindah menghadap Kiblat.” (HR:  Bukhari).

Imam Thabari dalam kitab tarikhnya meriwayatkan dari Qatadah berkata, “Mereka (kaum muslimin Madinah) shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis, sedang Rasulullah ﷺ itu berada di Makkah belum hijrah.  Ketika Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah, beliau shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 16 bulan, kemudian setelah itu kiblat berubah ke arah Ka’bah Baitul Haram.” (Tarikh Ath-Tahbari)

Diriwayatkan dari Abu Dzar al Ghifari radhiyallahu ‘anhu berkata, “saya bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang masjid yang pertama kali dibangun di atas bumi, beliau bersabda, “al Masjidul Haram.” Saya bertanya, kemudian apa lagi? Beliau menjawab, “Al-Masjidul Aqsha.” (HR:  Bukhari, Muslim dan Nasai)

Dan dari Maimunah (hamba sahaya yang dimerdekakan ﷺ) radhiyallahu ‘anhu berkata, wahai Rasulullah berikan fatwa kepada kami mengenai Baitul Maqdis. Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Datangilah ia dan shalatlah kalian di dalamnya. Sekiranya kalian tidak bisa datang dan shalat di sana maka kirimlah minyak untuk pelita-pelitanya.” (HR: Abu Dawud dan Ibnu Majah).

3. Palestina adalah tanah yang diberkati Allah subhanahu wa ta’ala

Hal ini sesuai dengan apa yang ditegaskan dalam al Quran al Karim,

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ -١-

Maha Suci (Allah), yang telah Memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami Berkahi sekelilingnya…” [Al Isra’: 1]

Allah berfirman,

وَاَرَادُوۡا بِهٖ كَيۡدًا فَجَعَلۡنٰهُمُ الۡاَخۡسَرِيۡنَ‌ۚ

“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS: Al-Anbiya: 70)

Ibnu Katsir berkata, maksudnya adalah Negeri Syam. (Tafsir Ibnu Katsir)

Allah berfirman,

وَلِسُلَيۡمٰنَ الرِّيۡحَ عَاصِفَةً تَجۡرِىۡ بِاَمۡرِهٖۤ اِلَى الۡاَرۡضِ الَّتِىۡ بٰرَكۡنَا فِيۡهَا‌ؕ وَكُنَّا بِكُلِّ شَىۡءٍ عٰلِمِيۡنَ

Artinya: “Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS: Al-Anbiya’ : 81)

Ibnu Katsir Berkata: maksudnya adalah Negeri Syam. (Tafsir Ibnu Katsir)

Allah berfirman:

وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ ٱلْقُرَى ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَٰهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا ٱلسَّيْرَ ۖ سِيرُوا۟ فِيهَا لَيَالِىَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ

“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS: Saba’: 18).

Ibnu Abbas berkata, maksud dari al qura allati barakna fiha (antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya) adalah Baitul Maqdis. (Tafsir Ibnu Katsir). (Bersambung)

HIDAYATULLAH

Mengenal Faksi-faksi Pejuang Pembebasan Palestina

USAHA untuk membebaskan Palestina dari penjajah Isreal, tidak sesederhana yang dibayangkan. Di dalamnya ada banyak faksi yang kerap kali bersebrangan meski sama-sama menginginkan kebebasan Palestina. Karena itu, mengetahui faksi-faksi pejuang pembebasan Palestina, penting di tengah arus informasi yang simpang-siur dan kurang mencerahkan umat terkait isu Palestina.

Menurut catatan Dr. Tiar Anwar Bachtiar dalam buku “HAMAS, Kenapa Dibenci Israel?” (2009), faksi diawali dari lahirnya gerakan-gerakan anti Israel. Konflik ini dimulai sejak awal tahun 1920-an. Bahkan ketika Israel dideklarasikan pada 1948 akibat semakin banyaknya pembantaian, maka konflik Arab-Israel semakin sengit. Awalnya, faksi-faksi Arab yang menentang Israel dipimpin negara-negara Arab (1948-1967).  Akan tetapi, atas kekalahan negara-negara Arab, kemudian kepemimpinan perlawanan kembali kepada bangsa Palestina sendiri.

Sejak tahun 1967  Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) secara menjadi wakil resmi perjuangan Palestina. Namun, PLO lebih memilih jalur kompromistis dan kooporatif. Di samping PLO ada faksi lain yang bergerak di bawah tanah yang kadang bersebrangan dengan PLO.

Di antara faksi-faksi yang berada di bawah PLO sebagaimana catatan Bawono Kumoro dalam “Hamas, Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel” (2009: 67-69): Pertama, faksi berhaluan nasionalis-sekuler yaitu Palestine National Liberation Movement /Harakah Al-Tahrîr Al-Filistini (Fatah) yang berdiri tahun 1957 merupakan faksi terbesar PLO didirikan oleh Yasser Arafat.

Kedua, faksi beraliran komunis radikal yang merupakan faksi terbesar kedua di PLO yaitu  Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP), yang didirikan oleh Dr. George Habash, berhaluan komunis pada 1967. Ada lagi yang berhaluan komunis tapi tidak radikal seperti: Palestine Communist Party, didirikan oleh Suleiman Najjab pada 1984.  Ketiga, faksi berhaluan sosialis yaitu  Popular Democratic Front for the Liberation of Palestine (PDFLP), yang didirikan oleh Nayif Hawatmeh pada 1969.

Faksi-faksi kecil lain misalnya: Palestine Liberation Front (PLF), merupakan faksi kecil sayap kin yang didirikan pada 1976 oleh Talat Yacoub; Palestinian Popular Struggle Front (PPSF), didirikan oleh Dr. Samir Ghosheh pada 1976; Vanguards of the Popular Liberation War (Al-Saiqa), didirikan pada 1968 oleh Issam Al-Qadi;  Popular Front for the Liberation of Palestine-General Command (PFLP-GC), didirikan oleh Ahmad Jibril pada 1968, dan lain sebagainya.

Dari faksi-faksi yang kooporatif di bawah PLO ini ternyata terdiri dari berbagai haluan dan aliran yang sejatinya bertentangan dengan Islam seperti sekuler, komunis, dan sosialis.

Sedangkan di antara contoh faksi gerakan bawah tanah Harakah al-Jihād al-Islāmi fi Filastīn (Jihad Islam) yang didirikan pada 1980 oleh anak-anak muda Palestina yang menimba ilmu di berbagai universitas di Mesir, banyak didanai dari Iran.  Anak anak muda ini kemudian dipimpin oleh Fathi Asy-Syaqaqi dan Abd Al Aziz Auda di Gaza.

Faksi ini kemudian pecah menjadi tiga kelompok, yaitu Jihad Islam pimpinan Fathi Asy-Syaqaqi sendin, Jihad Islam Baitul Maqdis pimpinan Syeikh As’ad, dan Jihad Islam Batalion AI-Aqsha pimpinan Ibrahim Sibril.

Salah satu milisi bersenjata Jihad Islam adalah  Saraya al-Quds. Jihad Islam lebih dekat dengan Iran.

Ada juga gerakan lain seperti Liwa al-Quds,  milisi sekuler yang pernah beroperasi di Aleppo membantu Bashar al Assad,  milisi ini terdiri dari warga Palestina dari distrik al-Nayrab serta bekas kamp pengungsi Handarat.

Di Jalur Gaza, ada juga milisi lain Jaisyul Islam, lebih dekat dengan kelompok salafi.  Namun mayoritas kelompok pembebasan Palestina ini sangat kecil, kalah dengan Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (Gerakan Perlawanan Islam/Hamas), yang didirikan oleh Syeih Ahmad Yassin. Syeikh Yassin sendiri syahid ketika sebuah helikopter tempur milik Zionis  menembakkan 3 roket saat berada di kursi roda usai shalat Subuh di masjid, 22 Maret 2004.

Ada yang menarik dari faksi Hamas. Saat mendapat kemenangan 80% pada Pemilu tahun 2007, Israel dan AS langsung menggagalkan Pemilu yang dimenangkan gerakan ini, lalu kepemimpinan diberikan Fatah yang sekuler. Hamas menegakkan syariat secara adil dan dicintai rakyat. Karena itu, Gaza langsung diblokasi (darat, laut, udara dll), yang sampai saat ini sudah mencapai 11 tahun lamanya.

Hamas kemudian “diteroriskan” oleh Amerika dan Israel, sedangkan Fatah, yang mau kerjasama dengan mereka  dielu-elukan. Anehnya pemerintah Indonesia justru memilih kerjasama dengan faksi kooperatif.

Itulah di antara beberapa contoh faksi-faksi perjuangan gerakan pembebasan Palestina. Paling tidak bisa dibagi menjadi dua arus besar, yaitu: gerakan kooporatif dan non-kooporatif. Masing-masing secara subtansial ingin kebebasan Palestina. Namun, yang benar-benar total tidak mau berkomromi dengan Israel dan membawa nafas Islam lahir batin dalam perjuangannya di antaranya adalah Hamas.

Dengan mengetahui faksi-faksi ini, mudah-mudahan umat Islam tidak salah paham dalam menyikapi isu Palestina, selalu mengedepankan ‘tabayyun’ (klarifikasi) terhadap fitnah-fitnah yang dihembuskan oleh penjajah Israel dan sekutunya pada gerakan Islam yang murni, serta tidak salah dalam bekerjasama dalam memberikan bantuan.*/Mahmud Budi Setiawan

HIDAYATULLAH

Digital Apartheid Terhadap Palestina: Retorika dan Utopia Ruang Publik

Tulisan opini yang di tulis oleh Omar Zahzah (13/4/21) pad situs Al Jazeera dengan judul Digital Apartheid: Palestinians being silenced on social media, mengingatkan penulis kepada teori ruang publik yang bisa disediakan oleh media sosial.

Teori ruang publik sendiri dikemukan oleh Jurgen Habermas. Menurut Habermas, Ruang publik merupakan tempat berkumpulnya orang-orang untuk berdikusi secara rasional. Ruang publik memiliki peranan yang besar dalam proses demokrasi, karena orang-orang yang ada di dalamnya bebas menyatakan argumen, sikap, opini, kepentingan dan kebutuhan mereka secara diskursif. Ruang publik yang besar akan menjadi sarana untuk diseminasi dan pengaruh.

Merujuk pada tulisan Omar Zahzah di atas, Platform media sosial yang di-isi oleh akademisi untuk memperbincangkan argumen, sikap, opini, kepentingan dan kebutuhan mereka secara diskursif mengenai Palestina, mengalami nasib yang ironis. Secara sistematis platform tersebut menolak acara-acara, status, post dan menghapus dokumen yang berhubungan dengan diskursus yang membela Palestina atau bahkan sekedar kritis terhadap Israel.

Kejadian tersebut merupakan hal yang biasa dalam sebuah teori retorika. Secara teori, retorika terbagi menjadi metode retorika dan situasi retorika. Metode retorika adalah metode yang digunakan untuk memahami situasi retorika saat ini dan bagaimana retorika dapat bekerja lebih baik untuk esok (Safitri, 2015). Sedangkan situasi retorika adalah kondisi atau momentum yang dapat dimanfaatkan untuk mempopulerkan atau menjatuhkan sebuah gerakan (Snowball dalam Safitri, 2017). Apa yang dilakukan oleh para akademisi pro Palestina dan pemilik platform media sosial, dalam kacamata teori tersebut, sah sebagai sebuah metode retorika.

Para akademisi ingin memanfaatkan momen penembakan atas sejumlah rakyat sipil Palestina oleh Polisi Israel untuk mengingatkan dunia akan kekejian yang dilakukan pemerintahan Israel kepada warga Palestina pada Bulan suci Ramadhan. Para akademisi tersebut juga berupaya mengungkap bahwa kekejian ini bukan yang pertama dilakukan, sudah banyak kekejian yang dilakukan oleh tantara dan polisi Israel terhadap warga Palestina sebelumnya tanpa ada penyelesaian humanis yang menangani hal tersebut.

Di sisi yang lain, para pemilik Platform media sosial ingin menghentikan retorika tersebut berkembang di dalam platform mereka, karena mereka memiliki kuasa atas hal tersebut. Salah satu kuasa mereka adalah dengan menciptakan kondisi yang mendorong terjadinya spiral of silent, dimana mereka yang memiliki sudut pandang pembelaan terhadap Palestina akan merasa sebagai minoritas dan menarik diri dan diam karena komunikasi mereka dibatasi. Para pemilik platform media ini akan berfokus pada pengarusutamaan (mainstreaming) pandangan yang mereka setujui dan dukung sehingga seolah-olah menjadi pendapat mayoritas dan membuat pandangan yang berlawanan menjadi seolah-olah minoritas dan tidak terlibat lagi dalam mengkomunikasikan opini mereka yang menyebabkan munculnya spiral komunikasi yang bergerak ke bawah.

Teori spiral of silent ini tidak berlaku bagi kelompok atau individu masyarakat yang termasuk dalam kelompok avant garde dan hard core. Avant garde adalah orang-orang yang merasa bahwa posisi mereka akan semakin kuat. Pada situasi sekarang, para akademisi pro Palestina adalah dapat diletakkan pada posisi avant garde yang akan terus menemukan jalan untuk menguatkan posisi mereka. Disamping itu mereka juga orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok hard core, yaitu mereka yang selalu menentang, apa pun konsekuensinya.

Oleh karena itu, walaupun ada usaha yang sistematis untuk memblokir dan membatasi ruang gerak para avant garde dan hard core di beberapa media sosial oleh beberapa para pemilik platform media sosial, akan ada platform media sosial lainnya yang akan menjadi tempat untuk melakukan retorika gerakan sosial yang diyakini kebenarannya. Walaupun ada usaha untuk melemahkan suara demokrasi mengenai Palestina melalui apa yang disebut sebagai digital Apartheid, akan selalu ada platfom media sosial baru yang digunakan untuk terus menyuarakannya oleh mereka para avant garde dan hard core pembela Palestina.

Meskipun para avant garde pro Palestina akan menemukan kanal baru, namun apa yang dilakukan oleh para pemilik platform media sosial tentu sangat mengkhawatirkan, terutama untuk perkembangan demokrasi secara global. Platform-platform media sosial berbasis internet yang tadinya dianggap sebagai ruang publik yang ideal, ternyata juga tidak bebas dari penyensoran sepihak. Habermas sendiri sudah mengingatkan akan kematian ruang publik ketika terjadi transisi dari kapitalisme liberal ke kapitalisme monopoli, persis seperti yang terjadi saat ini ketika ruang public digital sudah dimonopoli oleh platform seperti Facebook dan Google

Isu Palestina saat ini tentunya bukan yang pertama dan jelas bukan yang terakhir bagi penerapan digital apartheid, dengan kesadaran tersebut maka kita patut bertanya apakah ruang publik dalam definisi Habermas memang hanyalah utopia.

RETIZEN REPUBLIKA