Imam Masjidil Haram Hadiri Subuh Berjamaah di Masjid Az-Zikra

Masjid Az-Zikra Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/5) dini hari  tadi  kedatangan tamu istimewa. Ia adalah Imam Masjidil Haram Syekh Adil Alkalbani. Ia didampingi Syekh Anas Almaiman dan Syekh Ali Jabeer.

“Alhamdulillah, Subuh berjamaah di Masjid Az-Zikra Kamis dini hari tadi  bersama dengan Imam Masjidil Haram Syekh Adil Alkalbani,” kata Pimpinan Majelis Az-Zikra Ustaz Muhammad Arifin Ilham kepada Republika.co.id, Kamis (11/5).

Arifin menambahkan, setidaknya ada 20 alasan mengapa hamba Allah yang beriman bersemangat untuk selalu melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid, dimulai dengan shalat Subuh berjamaah. Pertama, imannya cintanya rindunya kepada Allah. Bukankah kekasih senang selalu berada di rumah kekasihnya. Allah pun menyebut masjid sebagai Rumah-Nya ( QS An-Nur: 36).

Kedua, shalat berjamaah di masjid bukan hanya ibadah ritual jamaah, akan  tetapi membentuk ikatan sosial, persaudaraan dan persatuan sesama Mukmin. Rasulullah bersabda, “Setiap makhluk punya markas, dan markas hamba Allah yang beriman adalah masjid.”

Ketiga, shalat berjamaah di masjid adalah bukti keimanan kepada  Allah. Allah menegaskan,  hanya hamba Allah yang benar imannya dan benar-benar beriman kepada Allah yang memakmurkan masjid-Nya. “Sesungguhnya hanya hamba Allah yang beriman kepada Allah dan hari akhirat sajalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah.”(QS At-Taubah: 18).

Keempat, orang yang shalat berjamaah di masjid lepas dari kemunafikan ibadah.  Rasulullah mengingatkan, keberatan orang munafik adalah berjamaah Isya dan Subuh di masjid. Sahabat Nabi pun berkata, “Kami tahu orang munafik karena mereka malas berjamaah Shubuh di masjid.”

Kelima, shalat berjamaah di masjid adalah kunci keberkahan. Masjid itu berkah.  “Baaroknaa haulahu” (QS Al Isra: 1). Jangankan hamba yang beriman yang datang ke masjid itu, siapa dan apapun yang terdekat dan terkait denganya, Allah berkahi, keluarganya, rezekinya, dan semua aktivitasnya.

Keenam, orang yang shalat Shubuh berjamaah di masjid meraih doa Rasulullah SAW, yang beliau ulang tiga kali, yakni, “Ya Allah berkahilah aktivitas umatku di waktu fajar.”

Ketujuh, orang yang shalat berjamaah di masjid disaksikan para malaikat. (QS Al Isra: 78).

Kedelapan, Rasulullah menjelaskan keutamaan dua rakaat sunnah Fajar lebih baik daripada dunia dengan segala isinya.  “Lantas bagaimana dengan shalat Fajar (Shubuh)  yang ditegakkan dengan  berjamaah di masjid, subhanallah,” tutur Arifin.

Kesembilan, Rasulullah mengkhabarkan gembira bahwa mereka yang Subuh gelap berjamaah di masjid “biliqooin hasanin” dijamin meninggal terindah saat wafatnya. “Husnul khatimah, subhanallah,” ujar Arifin.

Kesepuluh, orang yang rajin shalat berjamaah di masjid meraih sukses dunia akhirat. “Hayya ‘alal falaah” mari meraih sukses, demikian doa kumandang adzan,” kata Arifin.

Ke-11, orang yang pergi shalat berjamaahke  masjid, setiap langkahnya adalah derajat, rahmat dan ampunan dosa. Karena itu Rasulullah mengulang tiga kali, “Beruntung, beruntung, beruntung.” “Siapa mereka ya Rasulullah” tanya sahabat, “Mereka adalah yg rumahnya jauh dari mesjid tetapi tetap berjamaah di masjid.”

Ke-12, orang yang rajin shalat berjamaah di masjid, kuburannya terang-benderang.

Ke-13, orang yang rajin shalat berjamaah di masjid akan dibangkitkan dengan wajah bercahaya di akhirat nanti. Rasulullah bersabda, “Kabarkan berita gembira bagi Mukmin pejalan kaki Shubuh gelap kelak di akhirat dibangkitkan dengan muka bercahaya sempurna.”

Ke-14, orang yang gemar shalat berjamaah kelak akan melewati shirath (pada hari kiamat) seperti kilat menyambar (saking cepatnya).

Ke-15, di antara tujuh golongan yang dilindungi Allah di akhirat adalah “qolbuhu muallaqun bil masaajidi”, yakni mereka yang hatinya senang sekali berjamaah di masjid.

Ke-16, orang Yahudi paling takut akan kekuatan jamaah masjid.

Ke-17, Rasulullah dan para sahabat tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid kecuali sakit, safar, perang dan wafat.

Ke-18, sejarah mencatat ternyata infrastruktur keberkahan kota Madinah — politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan militer — semuanya bermuara dari masjid.

Ke-19, shalat berjamaah di masjid merupakan tradisi orang-orang saleh.

Ke-20, saat qiyamat, Allah jadikan masjid sebagai kapal besar  yang  akan mencari para pemakmurnya. “Setelah mengetahui sekian banyak keutamaan berjamaah di masjid, pantaslah Rasulullah bersabda, ‘law habwah’,  merangkak pun hamba beriman tetap akan berjamaah di masjid,” pungkas Ustadz Arifin Ilham.

 

REPUBLIKA ONLINE