Rahasia Shalat Dhuha

ALLAH SWT dalam beberapa ayat bersumpah dengan waktu Dhuha. Dalam pembukaan surat As-Syams, Allah berfirman, “Demi matahari dan demi waktu Dhuha.” Bahkan, ada surat khusus di Alquran dengan nama Addhuha.

Pada pembukaannya, Allah berfirman, “Demi waktu Dhuha.” Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah SWT setiap bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah bersumpah dengan waktu Dhuha, berarti waktu Dhuha adalah waktu yang sangat penting. Benar, waktu Dhuha adalah waktu yang sangat penting. Di antara doa Rasulullah SAW: Allahumma baarik ummatii fii bukuurihaa. Artinya, “Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku di waktu pagi.”

Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang aktif dan bangun di waktu pagi (waktu Subuh dan Dhuha) untuk beribadah kepada Allah dan mencari nafkah yang halal, ia akan mendapatkan keberkahan. Sebaliknya, mereka yang terlena dalam mimpi-mimpi dan tidak sempat shalat Subuh pada waktunya, ia tidak kebagian keberkahan itu.

Abu Dzar meriwayatkan sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda, “Bagi tiap-tiap ruas anggota tubuh kalian hendaklah dikeluarkan sedekah baginya setiap pagi. Satu kali membaca tasbih (subhanallah) adalah sedekah, satu kali membaca tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, satu kali membaca takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan mencegah kemunkaran adalah sedekah. Dan, semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha,” (HR Muslim).

Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat. Dalam riwayat Ummu Hani, “Kadang Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dhuha sampai delapan rakaat,” (HR Muslim). Imam Attirmidzi dan Imam Atthabrani meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan bahwa bila seseorang melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu ia berdiam di tempat shalatnya sampai tiba waktu Dhuha, kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha, ia akan mendapatkan pahala seperti naik haji dan umrah diterima. Para ulama hadis merekomendasikan hadis ini kedudukannya hasan.

Jelaslah bahwa shalat Dhuha sangat penting bagi orang beriman. Penting bukan karena seperti yang banyak dipersepsikan bahwa shalat Dhuha ada hubungannya dengan mencari rezeki, melainkan ia penting karena sumpah Allah SWT dalam Al-Quran. Maka, sungguh bahagia orang-orang beriman yang memulai waktu paginya dengan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu dilanjutkan dengan shalat Dhuha. []

ISLAM POS



Ini Manfaat Shalat Dhuha untuk Kesehatan

SHALAT dhuha dikerjakan ketika matahari mulai terbit. Umumnya orang-orang mengerjakan shalat ini sebelum menjalankan aktivitas yang padat. Sehingga shalat ini bisa dibilang sebagai persiapan awal seseorang melakukan kegiatan yang penuh tantangan.

Selain bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan rohani seseorang, ternyata shalat duha ini juga bermanfaat untuk kesehatan. Pasalnya, dalam sholat dhuha terdapat beberapa gerakan yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu kegiatan dalam berolahraga. Maka, manfaat shalat dhuha terlihat jelas sekali bagi kesehatan.

Dr. Ebrahim Kazim—seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy—menyatakan, “Repeated and regular movements of the body during prayers improve muscle tone and power, tendon strength, joint flexibility and the cardio-vascular reserve.” Gerakan teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular.

Bedanya dengan olah raga biasa adalah memiliki pahala yang luar biasa jika dikerjakan. Seperti yang diriwayatkan Buraidah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian, dan ia wajib bersedekah untuk tiap persendiannya.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang sanggup, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ludah dalam masjid yang dipendamnya atau sesuatu yang disingkirkannya dari jalan. Jika ia tidak mampu, maka dua rakaat Dhuha sudah mencukupinya.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Shalat Dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stress yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim tentang shalat, yaitu, “Simultaneously, tension is relieved in the mind due to the spiritual component, assisted by the secretion of enkephalins, endorphins, dynorphins, and others.”

Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorphin. Zat ini sejenis morfin,termasuk opiate. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.

Jika barang-barang terlarang macam morfin bisa memberi rasa senang, yang kemudian mengakibatkan ketagihan disertai segala efek negatifnya. Namun, endorphin dan enkefalin ini tidak. Ia memberi rasa bahagia, lega, tenang, rileks, secara alami. Menjadikan seseorang tampak ebih optimis, hangat, menyenangkan, serta seolah menebarkan aura ini kepada lingkungan di sekelilingnya. []

Sumber: SatuMedia

ISLAM POS



Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

SHALAT Dhuha mempunyai banyak keutamaan. Shalat sunnah yang dilakukan pada waktu pagi menjelang siang ini disebutkan Nabi sebagai salah satu amalan sunnah yang layak dijadikan sebagai salah satu rutinitas kita.

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari sampai menjelang zawal (tergelincirnya matahari), selagi belum masuk waktu terlarang untuk shalat.

Dan sebaiknya seseorang yang ingin melaksanakan shalat Dhuha agar mengakhirkan waktunya sampai sengatan terik matahari terasa panas, berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika anak unta mencari tempat yang teduh,” ( HR. Muslim 748). Dan ini biasanya terjadi menjelang zawal.

Jika kita jabarkan mungkin waktunya pagi hari. Sejak sekitar jam 8,00 pagi (atau kira-kira setelah matahari naik dari peraduannya setinggi tombak) sampai masuknya waktu Dhuhur. Jumlah rekaatnya minimal 2 dan paling banyak 8. Kalau ingin mengerjakan lebih dari 2, maka melakukannya tiap 2 rekaat salam. []

ISLAM POS

Ini 6 Keutamaan dan Pahala Shalat Dhuha

BERBAHAGIALAH bagi kita yang rajin Shalat Dhuha. Nabi sudah dengan gambling menjelaskan dalam berbagai hadistnya tentang keutamaan dan pahala dari shalat Dhuha.

Pertama: Orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan,” (HR. Turmudzi)

Kedua: Barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Allah. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat,” (HR. Hakim).

Ketiga: Orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya,” (HR. At-Thabrani).

Keempat: Orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala,” (HR. At-Thabrani).

Kelima: Allah mencukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu,” (HR. Abu Darda`).

Keenam: Orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha,” (HR Muslim). []

ISLAM POS


Batas Sholat Dhuha Waktunya Sampai Kapan?

Ikhwatal Iman Ahabbakumullah, saudara saudariku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai Allah ‘Azza wa Jalla.. Banyak diantara kita yang telah melazimkan (membiasakan) sholat sunnah dhuha dalam aktivitas pagi harinya, tentu saja karena keutamaan besar yang ada dibaliknya.

Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang keutamaan sholat dhuha;

في الإنسانِ ثلاثُ مِئةٍ وسِتُّونَ مَفصِلًا؛ فعليه أن يتصدَّقَ عن كلِّ مَفصِلٍ منه بصدَقةٍ، قالوا: ومَن يُطِيقُ ذلك يا نبيَّ اللهِ ؟ قال: النُّخَاعةُ في المسجِدِ تدفِنُها، والشَّيءُ تُنحِّيهِ عن الطَّريقِ، فإنْ لم تجِدْ فركعَتا الضُّحَى تُجزِئُكَ

“Manusia memiliki 360 sendi, diwajibkan untuk bersedekah sedekah untuk setiap sendinya”
Para sahabat bertanya, ”Siapa yang mampu melakukan demikian, wahai Nabi Allah?”
Beliau menjawab, ”Menutup dahak yang ada di lantai masjid dengan tanah dan menghilangkan gangguan dari jalanan. Apabila engkau tidak mendapatinya, maka dua raka’at Sholat Dhuha sudah bisa mencukupimu”
[HR Abu Daud 5242]

Dalam hadits Qudsi juga disebutkan,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat roka’at sholat di awal siang (waktu Dhuha) maka itu akan mencukupimu di akhir siang”
[HR Abu Daud 1289, Tirmidzi 475, Darimi 1451, Ahmad 5/286]

Lalu bagaimana dengan Batasan Waktu Sholat Dhuha?

Karena banyak dari kita yang tahu tentang keutamaan Sholat Dhuha tapi masih bingung kapan Start dan Finish nya. Sholat Dhuha ini diawali dengan meningginya matahari, sebagaimana sholat isyroq atau waktu syuruq yang kita kenal. Dikatakan demikian karena memang sholat Isyroq adalah sholat dhuha yang disegerakan, Syeikh Binbaz rohimahullah mengatakan;

Start Waktu Sholat Dhuha

صلاة الإشراق هي صلاة الضحى في أول وقتها

“Sholat Isyroq adalah sholat dhuha di awal waktu”
(Majmu’ Fatawa Syeikh Binbaz 11/401)

Syeikh Utsaimin rohimahullah memberikan perincian lebih tatkala membahas tentang awal dan akhir sholat dhuha;

حوالي اثنتي عشرة دقيقة، ولنجعله ربع ساعة خمس عشرة دقيقة؛ لأنه أحوط فإذا مضى خمس عشرة دقيقة من طلوع الشَّمس، فإنه يزول وقت النَّهي، ويدخل وقت صلاة الضُّحى

“Kurang lebih 12 menit, dan kita jadikan seperempat jam (15 menit) karena hal itu lebih berhati-hati, sehingga ketika berlalu 15 menit dari terbit matahari (meningginya matahari) maka sejatinya telah hilang waktu larangan dan masuk waktu dholat dhuha”

Adapun batas akhir dari sholat dhuha menurut beliau;

قبل زوال الشَّمس بزمنٍ قليل حوالي عشر دقائق

“Sesaat sebelum tergelincirnya matahari, sekitar 10 menit (sebelumnya)”
(Asy-Syarhul Mumti’ 4/87-88)

Maka semua waktu ini adalah waktu untuk sholat dhuha, dan ketahuilah bahwa diantara rentang waktu ini ada waktu terbaik untuk mendirikan sholat dhuha yakni ketika matahari mulai “memanas”, Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda

صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

“Shalat awwabin (orang yang bertaubat) dikerjakan ketika anak unta mulai beranjak karena kepanasan”
[HR Muslim 1237]

Imam Nawawi rohimahullah menjelaskan hadits diatas

وَالْأَوَّابُ الْمُطِيعُ وَقِيلَ الرَّاجِعُ إِلَى الطَّاعَةِ وَفِيهِ فَضِيلَةُ الصَّلَاةِ هَذَا الْوَقْتَ قَالَ أَصْحَابُنَا هُوَ أَفْضَلُ وَقْتِ صَلَاةِ الضُّحَى وَإِنْ كَانَتْ تَجُوزُ مِنْ طُلُوعِ الشَّمْسِ إِلَى الزَّوَالِ قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Al-Awwab artinya orang taat, juga dikatakan orang yang kembali pada ketaatan. Dan inilah waktu utama (afdhol) untuk sholat, para ‘ulama kami (syafi’iyyah) juga mengatakan bahwa inilah waktu terbaik untuk melaksanakan sholat dhuha, walaupun dibolehkan pula jika dilaksanakan pada rentang waktu antara matahari terbit hingga waktu zawal”
(Syarh Shahih Muslim 6/30)

Semoga Allah beri kemudahan bagi kita semua untuk menjadikan sholat dhuha sebagai rutinitas pagi hari kita

Wallahu A’lam Bisshowab.

Ditulis oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Jum’at, 16 Muharram 1441 H/ 04 September 2020 M

BIMBINGAN ISLAM

Kabar Gembira Bagi Penikmat Sholat Dhuha

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu

Sahabatku, sudahkah kalian membiasakan sholat dhuha? Bacalah berita gembira dari Rasulullah bagi penikmat dhuha.

  • “Setiap pagi, setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar) sedekah, maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, sungguh dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim).
  • Dari Abu Hurairoh, kekasihku Rasulullah telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha dan witir sebelum tidur. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud). 
  • “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). 
  • “Siapapun yang melaksanakan sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (H.R Turmudzi). 
  • “Sholat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak onta untuk bangun karena mulai panas tempat berbaringnya”. (HR Muslim). 
  • Allah memberkahi waktu dhuha dengan surah Adh Dhuha…

Sahabatku, ayoo semangat membiasakan sholat dhuha walau hanya dua rakaat.

KHAZANAH REPUBLIKA

Shalat Dhuha, Ibadah Sunah Sarat Faedah

Rasulullah mewasiatkan kepada Muslim agar membiasakan shalat dhuha.

Shalat dhuha merupakan suatu ibadah sunah yang sangat bagus untuk dibiasakan kaum Muslimin. Ibadah ini dilaksanakan pada pagi hari ketika matahari sudah menampakkan sinarnya.

Sunday, 24 May 2020 20:55 WIB

Shalat Dhuha, Ibadah Sunah Sarat Faedah

Rasulullah mewasiatkan kepada Muslim agar membiasakan shalat dhuha.Red: Hasanul RizqaMgIT03

Ilustrasi Shalat Dhuha

Ilustrasi Shalat Dhuha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Shalat dhuha merupakan suatu ibadah sunah yang sangat bagus untuk dibiasakan kaum Muslimin. Ibadah ini dilaksanakan pada pagi hari ketika matahari sudah menampakkan sinarnya.

Baca Juga:

Rasulullah SAW bersabda, “Shalat dhuha dilakukan apabila anak-anak unta telah merasakan kepanasan (karena tersengat matahari)” (HR Muslim).

Nabi Muhammad SAW pun membiasakan diri beliau untuk mengamalkan shalat dhuha. Seperti dijelaskan Abu Hurairah, “Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepada tiga hal. Pertama, berpuasa tiga hari tiap bulan. Kedua, shalat dhuha dua rakaat. Ketiga, supaya shalat witir sebelum tidur”(HR Bukhari-Muslim).

Menurut Ibnul Qayyim al-Jauzi, jumlah rakaat shalat dhuha tidak ada batas maksimal, tergantung kemampuan dan kesempatan seorang Muslim yang hendak mengamalkannya. Aisyah berkata, ”Biasanya Rasulullah melakukan shalat dhuha empat rakaat dan beliau menambah.” (HR Muslim).

Allah SWT akan menjauhkan dari siksa api neraka dan mengganti dengan surga bagi yang mengamalkan shalat dhuha. ”Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab ad-dhuha (pintu dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada orang memanggil. Di mana orang yang senantiasa mengerjakan shalat dhuha? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang Allah.” (HR Tabrani).

Keistimewaan lainnya adalah sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan setiap persendian di tubuh kita. Nabi Muhammad SAW mengungkapkan bahwa di tubuh manusia bersemayam 360 sendi yang setiap harinya harus disedekahkan. Dan sebagai penggantinya adalah shalat dhuha.

Shalat dhuha juga sebagai sebuah pengharapan supaya Allah SWT melimpahkan rahmat dan nikmat, baik fisik maupun materi, sepanjang hari yang kita lalui. ”Allah SWT berfirman, Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas melakukan shalat empat rakaat pada pagi hari, yakni shalat dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi kebutuhanmu hingga sore hari.” (HR Hakim dan Tabrani).

KHAZANAH REPUBLIKA

Hadits Pendek: Keutamaan Sedekah dan Sholat Dhuha

Hadits pendek kali ini soal anjuran memperbanyak sedekah yang bisa diamalkan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Bersyukur atas nikmat sehat dan perlindungan Allah SWT dari bencana dan malapetaka.

Dikutip dari Syarah Riyadhus Sholihin jilid I, Allah SWT maha tahu bahwa manusia tak akan mungkin sanggup mengeluarkan sedekah setiap hari. Sehingga Allah kemudian menggantinya dengan dua rakaat sholat dhuha.

“Keutamaan sholat dhuha, dan ia merupakan sholatnya orang-orang yang ingin kembali kepada Allah SWT, sehingga tidak ada yang mampu memelihara dalam mengerjakannya kecuali mereka yang hendak kembali kepada-NYA,” begitu kandungan hadits pendek ini seperti dikutip dari Syarah Riyadhus Sholihin jilid I.(erd/erd)

DETIK HIKMAH

Jangan Lewatkan Shalat Dhuha, Ini Hadis-Hadis Keutamaannya

Shalat Dhuha sangat dianjurkan Rasulullah SAW untuk umatnya.

Banyak sekali bimbingan Rasulullah SAW melalui hadis-hadisnya yang menerangkan bagaimana keutamaan shalat dhuha. Beberapa hadis tentang keutaman shalat dhluha adalah sebagai berikut:

1. Riwayat Abu Dzar RA. ”Rasulullah SAW bersabda: ”Hendaklah masing-masingmu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka, tiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang keburukan adalah sedekah dan sebagai ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud).

2. Hadis qudsi seperti diriwayatkan Hakim dan Thabrani yang semua perawinya dapat dipercaya, Allah SWT berfirman: ”Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada permulaan siang (yakni shalat dhuha), nanti akan Kucukupi kebutuhanmu pada sore harinya.”

3. Ahmad dan Abu Daud meriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Dalam tubuh manusia itu tiga ratus enam puluh ruas tulang, ia diharuskan bersedekah untuk tiap ruas itu. Para sahabat bertanya: ”Siapa yang kuat melaksanakan itu ya Rasulullah? Beliau menjawab, ”Dahak yang ada di masjid lalu ditutupnya dengan tanah, atau menyingkirkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah, atau sekiranya kuasa cukuplah diganti dengan mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

4. Rasulullah SAW bersabda: ”Hendaklah masing-masingmu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka tiap kalai bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang keburukan adalah sedekah dan sebagai ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha.” (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud).

5. Dari Abdullah bin Amr katanya: ”Rasulullah SAW mengirimkan sepasukan tentara lalu banyak mendapatkan harta rampasan dan cepat pulang. Orang-orang mempercakapkan cepatnya perang itu dan banyaknya harta rampasan yang didapat. Maka Rasulullah SAW bersabda: ”Maukah kamu saya tunjukkan sesuatu yang lebih cepat dari peperangan semacam itu, lebih banyak pula rampasan yang diperoleh bahkan lebih cepat pulangnya dari itu? Yaitu seorang yang berwudlu lalu pergi ke masjid untuk bersembahyang sunnah dhuha. Orang itulah yang lebih cepat perangnya, lebih banyak rampasannya dan lebih segera pulangnya.” (HR Ahmad, Thabrani, Abu Ya’la)

6. Dari Abu Hurairah ra katanya: ”Nabi SAW yang tercinta memesankan kepadaku tiga hal yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan berwitir dulu sebelum tidur.” (HR Bukhari dan Muslim). Dari Anas RA katanya, ”Saya melihat Rasulullah SAW di waktu bepergian, bersembahyang dhuha sebanyak delapan rakaat. Setelah selesai beliau bersabda: ”Saya tadi bersembahyang dengan penuh harapan dan diliputi kecemasan. Saya memohonkan kepada Tuhan tiga hal lalu diberi-Nya dua dan ditolak-Nya satu. Saya memohon supaya ummatku jangan diuji dengan musim paceklik dan itu dikabulkan, saya memohon pula agar ummatku tidak dapat dikalahkan musuhnya dan ini pun dikabulkan lalu saya memohon agar ummatku jangan sampai berpecah belah menjadi beberapa golongan dan ini ditolak-Nya.” (HR Ahmad, Nasai, Hakim, dan Ibnu Khuzaimah)

KHAZANAH REPUBLIKA

Haruskah Baca Surah Ad-Dhuha saat Salat Dhuha?

SALAT dhuha mempunyai keutamaan yang sangat banyak sekali. Di antaranya terdapat dalam hadits riwayat Abu Dzar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya,

Pada setiap pagi hari wajib atas setiap ruas salah seorang di antara kalian dikeluarkan sedekahnya, maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, tahmid sedekah, tahlil sedekah, takbir sedekah, amar makruf sedekah, nahi mungkar sedekah, dan sesuatu yang mencukupi itu semua adalah dua rekaat yang dia kerjakan pada waktu dhuha. (Hr. Muslim: 720)

Setahu kami pula, tidak ada bacaan tertentu yang wajib dibaca saat salat tersebut, kecuali bacaan yang dibaca seperti salat lainnya. Wallahu alam.

[Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali pada Majalah Al-Furqon, edisi 12, tahun ke-7, 1430 H]

INILAH MOZAIK