Ulama Arab Saudi Serukan Sholat Idul Fitri di Rumah

Grand Mufti Arab Saudi Syeh Abdul Aziz al-Asheikh menyerukan sholat Idul Fitri di rumah selama situasi pandemi corona belum reda. Sholat Idul Fitri terdiri atas dua rakaat dengan tambahan sejumlah takbir.

Dilansir di Saudi Gazette, Senin (18/5), al-Asheikh juga menyoroti zakat fitrah agar dibagikan sebelum Idul Fitri. Muslim Arab Saudi bisa menyerahkan zakat ke lembaga tepercaya. “Orang tua harus menyenangkan anak kecilnya selama masa ini agar mereka tenang,” kata al-Asheikh.

Sementara itu, anggota komisi Fatwa Arab, Syeh Abdul Salam Abdullah al-Sulaiman, menyebut sholat Idul Fitri bisa dilakukan secara individual atau berjamaah di rumah. Ia membagikan pedoman sholat Idul Fitri agar Muslim tak salah jika melakukannya di rumah.

“Disarankan membaca surat al-Qaf, al-Qamar, surah al-A’la, atau al-Ghashiya setelah membaca al-Fatihah,” ujar al-Sulaiman.

Al-Sulaiman mencontohkan sahabat Nabi Muhammad, Anas bin Malik, pernah menunaikan sholat Idul Fitri di rumah bersama keluarga. Alasannya, ia tak kunjung menemukan tempat untuk menyelenggarakan sholat Idul Fitri di sekitar Kota Basra.

“Disarankan sholatnya 15-30 menit setelah matahari terbit, bukan saat matahari terbit,” kata al-Sulaiman.

IHRAM 

UAS Jelaskan Cara Sholat Idul Fitri di Rumah Saat Pandemi

Menurut UAS, sholat Idul Fitri di rumah saat pandemi Covid-19 tetap sah.

Ulama asal Pekanbaru, Riau, Ustadz DR Abdul Somad Lc MA, memberikan penjelasan soal cara sholat idul fitri di tengah pandemi covid-19. Hal ini jika wabah Covid-19 belum berakhir dan aturan serta imbauan untuk tidak sholat Idul Fitri berjamaah di masjid atau di lapangan masih berlaku.

“Selesai Ramadhan, malam Idul Fitri, besoknya kita (bertanya) sholat Idul Fitri di mana? Andai (Covid-19) tidak selesai, tapi kita harap selesai. Semoga video ini (penjelasan UAS) selesai (bisa menjelaskan),” kata UAS dalam video pribadinya, Ahad (3/5) malam.

Dalam penjelasanya, UAS mengutip penjelasan dari Imam al-Muzani yang merupakan murid Imam Syafii. Penjelasan itu diterangkan dalam ringkasan kitab Al Umm, kitab induk Imam Syafii.

Menurut UAS, dalam kitab itu disebutkan boleh sholat Idul Fitri maupun Idul Adha seorang diri saja. “Pagi Idul Fitri gak bisa pulang kampung. Sendirian di rumah kos-kosan. Sholat Idul Fitri di situ sendiri. Allahu Akbar. Di rumahmu,” kata UAS.

“Yang gak bisa mudik, gak boleh mudik, mudik pulang kampung ditangkap di tol. Sedih, jangan sedih. Sholat sendiri di rumah,” kata UAS menambahkan.

Menurut UAS, berdasarkan penjelasan kitab itu, orang yang sholat Idul Fitri ini juga berlaku untuk hamba sahaya (budak) yang pada zaman dahulu tuannya tidak membolehkannya keluar. Kemudian, hal ini juga berlaku untuk perempuan yang tidak bisa keluar rumah karena takut tak ada muhrimnya.

Selain boleh sholat Idul Fitri sendirian, UAS juga menjelaskan jika sholat Idul Fitri nanti bisa dilakukan berjamaah di rumah dengan orang yang terbatas. “Di rumah itu ada bapak, ada anaknya, ada ponakannya, ada istrinya, keluarganya. Sesungguhnya sholat Idul Fitri, Idul Adha, sah dilaksanakan empat orang,” kata UAS.

Menurut UAS, empat itu merupakan batas minimal jamak. Jadi, menurut UAS, tidak ada alasan untuk tidak sholat Idul Fitri dan Idul Adha di rumah, baik itu sendiri maupun berjamaah.

Kemudian, untuk khatib sholat Idul Fitri di rumah nanti, UAS menjelaskan, rukun khutbahnya sama seperti khutbah Idul Adha dan khutbah Jumat. “Cuma lima saja,” kata UAS.

UAS menjelaskan, khatib harus berdiri. Kemudian, takbir, mengucap alhamdulillah, setelah itu membaca shalawat (Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad).

Setelah itu, membaca ayat Alquran ( Ya ayyuhalladzina amanu ittaqullah). Jika tidak hafal, boleh membaca qul huwallāhu aḥad Allahus somad. Setelah itu, wasiat takwa (Usikum wanafsi bitaqwallahi). Jika tidak bisa bahasa Arab, sebutkan, “Kuwasiatkan kepada kamu, takutlah kepada Allah.”

Kemudian, duduk sebentar. Sebab, khutbahnya terdiri atas dua khutbah.

“Setelah itu, berdiri lagi dan ulang lagi. Alhamdulillah, shalawat, membaca qul huwallāhu aḥad Allahus somad, jamaah sekalian mari kita tingkatkan takwa, mudah-mudahan kita smeakin takwa kepada Allah,” kata UAS.

Selanjutnya membaca doa (Allahumma muslimin). Kalau tidak bahasa Arab, bisa berdoa, “Ya Allah lepaskan bencana ini,” dan ditutup kalimat Alhamdulillahirabbil alamin. “Selesai, habis,”kata UAS.

“Tidak ada alasan untuk tidak beribadah. Mudah-mudahan bermanfaat, terima kasih,” kata UAS.

KHAZANAH REPUBLIKA