Pengungsi Perempuan Suriah Ambil Peran Hidup Sebagai Pria

Negara Lebanon dengan populasi 4,4 juta, saat ini bertindak sebagai salah satu negara yang menampung lebih dari sejuta pengungsi Suriah dan tiga perempat keseluruhan mereka adalah wanita dan anak-anak.

Kondisi ini tak pelak membuat wanita-wanita pengungsi ini harus menggantikan tugas pria dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Sebagaimana yang dilansir oleh Al Jazeera (4/3), mengungsinya warga Suriah ke Lebanon telah menjadi beban tersendiri untuk para pengungsi wanita.

Biaya pendidikan, biaya rumah sakit, dan biaya pasokan air telah menguras tabungan mereka yang terbatas. Sehingga mereka para wanita harus mengambil pekerjaan berat dengan upah yang rendah untuk memberi makan keluarga mereka.

Tidak hanya itu, para pengungsi juga mendapat ancaman dari Lebanon, bahwa mereka akan dikembalikan ke Suriah, jika mereka tidak mematuhi aturan kerja yang berlaku di negara tersebut. ( Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Kisah Umar bin Abdul Aziz dan Putranya, Abdul Malik Dua Pemimpin Kaum Muslimin di Bumi Syam

“Tahukah engkau bahwa setiap kaum terdapat bintang yang istimewa. Dan bintang Bani Umayyah adalah Umar bin Abdul Aziz. Sesungguhnya ia di bangkitkan pada hari kiamat bagaikan satu ummat”

(Muhammad bin Ali bin Husain)

Sungguh Umar bin Abdul Aziz adalah seorang tabi’in yang mulia. Dikisahkan bahwa ketika ia di angkat menjadi khalifah ia sangat menolaknya. Padahal masyarakat begitu berharap pada kepemimpinannya.

Mereka terus membujuknya untuk menjadi khalifah, melihat dari sifat amanahnya, zuhud serta waro’nya. Sampai akhirnya Allah melapangkan dadanya untuk menerima amanah tersebut. Kemudian ia berkhutbah,

“Wahai sekalian manusia, Barang siapa yang taat pada Allah maka wajib pula bagi kita untuk mentaatinya. Dan barang siapa yang bermaksiat kepada Allah, maka tidak ada ketaatan baginya. Wahai manusia, taatlah kepadaku selama aku berbuat taat kepada Alloh. Namun tiada ketaatan bagiku jika telah bermaksiat kepada Alloh”

Sepulang dari khutbah tersebut, ia menuju rumahnya untuk beristirahat. Setelah ia di sibuk kan dengan urusan kaum muslimin sejak wafatnya khalifah sebelumnya.

Namun ketika ia hendak beristirahat, datanglah putranya, Abdul Malik. Saat itu usianya baru menginjak tujuh belas tahun. Kemudian Abdul Malik berkata,

“Apa yang hendak engkau lakukan wahai amirul mukminin?”

“Duhai anakku, aku ingin beristirahat sejenak. Ayahmu ini sungguh sangat letih”

“Engkau ingin beristirahat padahal engkau belum mengembalikan hak-hak orang yang didzolimi kepada pemiliknya?”

“Sungguh aku telah begadang semalaman di tempat pamanmu, Sulaiman. Jika tiba waktu dzuhur maka aku akan sholat berjamaah lalu akan aku kembalikan hak-hak tersebut”

“Siapa yang menjaminmu bisa hidup sampai waktu dzuhur?”

Mendengar jawaban tersebut, Umar pun terbangun dari tempat tidurnya. Lalu berkata,

“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dari tulang sulbiku sesorang yang menolongku menegakkan agamaku”

Kemudian ia pergi dan mengumpulkan manusia. Lalu berkata,

“Barang siapa yang merasa didzolimi maka ambillah haknya!”

Lalu siapakah Abdul Malik?

Umar bin Abdul Aziz di dikaruniai 15 putra. Mereka semua terdidik dalam tarbiyah yang luar biasa. Sedang Abdul Malik bagaikan bintang bersinar di antara saudara saudara yang lain.

‘Ashim, sepupunya pernah berkisah tentangnya,

“Suatu hari ketika kami berada di Damaskus kami mendirikan sholat berjamaah. Kemudian kami pergi tidur. Sedang Abdul Aziz tetap bangun, bahkan ketika aku bangun ditengah malam aku masih melihat Abdul Malik shalat. Ia terus mengulang-ulang ayat yang ia baca. Melihat ia terus menangis seolah-olah ia akan terbunuh karna tangisannya. Namun ketika ia melihatku terbangun, sesegera ia hentikan tangisannya, dan aku tak lagi mendengar apapun.”

Maimun bin Mahron, salah satu mentri Umar bin Abdul Aziz pernah bercerita,

“Aku mendatangi Umar bin Abdul Aziz, ku dapati ia sedang menulis surat untuk anaknya. Ia pun merangkai nasehat untuk sang putra,

“Duhai putraku, sungguh orang yang paling memahami perkataanku adalah engkau.

“Sungguh Allah telah memperbaiki urusan kita baik yang kecil maupun yang besar.

“Ingatlah nikmat Allah bagimu dan Ayahmu ini.

“Jauhilah sikap sombong, karena sombong adalah sifat setan. Dan ia adalah musuh yang nyata bagi kaum muslimin.

“Ketahuilah, aku tak menulis surat ini karena sebuah perkara yang aku dengar tentangmu. Aku tak mengenal sifatmu kecuali kebaikan.

“Hanya aku mendengar sikap ujubmu, sungguh sikap ini sikap yang aku benci.”

Kemudian Umar memandangku dan berkata,

“Wahai Maimun, sungguh anakku Abdul Malik terlihat begitu baik di mataku. Sungguh aku takut jika rasa cintaku kepadanya membuatku menutupi aibnya. Sebagaimana seorang bapak yang terbutakan dari aib putra nya. Maka pergilah kepadanya bersama surat ini! Dan jika kamu mendapati sikap sombong atau bermegah-megahan darinya, perbaikilah. Karena ia masih begitu muda, ia masih mudah untuk tergoda setan.”

“Lalu aku pun pergi menemui Abdul Malik, lalu mulai menanyainya tentang kehidupannya sehari-hari. Namun tak ku dapati kecuali kebaikan. Sampai pada sore hari datang seorang pemuda menemuinya. Lalu berkata,

“Kami sudah selesai”

Ia hanya terdiam, lalu aku pun bertanya,

“Selesai dari apa?”

“Kamar mandi”

“Maksudnya?”

“Para penduduk mengosongkan kamar kamar mandinya untukku”

“Sungguh engkau telah berbuat sombong.”

“Aku memberikan upah bagi pemilik kamar mandi.”

“Kenapa kau tak masuk kamar mandi bersama mereka?”

“Karena aku tak ingin melihat aurat mereka. Jika aku memerintahkan mereka untuk memakai kain maka seolah olah aku meminta penghormatan dari mereka. Nasehatilah aku!”

“Tunggulah sampai para penduduk masuk ke rumah mereka, lalu pergilah pada malam hari!”

“Baiklah. Aku tak akan masuk ke sana pada siang hari selamanya. Dan aku mohon agar engkau tidak mengadukan ini kepada ayahku, aku takut dia akan marah. Bagaimana jika aku meninggal dan ia belum ridho kepadaku?”

“Kau ingin aku membohonginya?”

“Tidak, tapi katakan jika aku telah berbuat salah, dan engkau telah menasehatiku. Lantas akupun menerimanya. Ia tidak akan menanyakan apa apa yang engkau tak sampaikan kepadanya. Bukankah Allah melarang untuk mencari tahu hal yang di sembunyikan orang lain.”

“Sungguh aku tak pernah melihat ada sosok bapak dan anak seperti kalian berdua, semoga Allah merahmati keduanya.”

Sungguh Allah telah ridho kepada khalifah yang kelima ini, dan ia pun ridho padaNya.

Keselamtan atas keduanya sampai Allah bangkitkan pada hari kiamat bersama orang orang terbaik/

Disarikan dari kitab Shuwar min hayati Tabi’in, DR Abdurrahman Rafat Basya

 

Oleh: Reny Istiqomah

sumber: Bumi Syam

Menlu Arab Saudi: Sebuah Kenikmatan Membantu Pejuang Suriah Melawan Basyar Assad

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan, pejuang Suriah harus dipersenjatai dengan rudal untuk menghadapi serangan Rezim dan Rusia.

Para pejuang juga harus dilengkapi dengan pesawat anti senjata seperti yang digunakan Uni Soviet ketika perang dengan Afghanistan pada tahun 1980. Demikian diungkapkan Adel al-Jubeir dalam wawancaranya dengan Der Spiegel yang dirilis oleh Zaman Al Wasl (19/02).

Adel al-Jubeir juga mengatakan, dengan membantu meluncurkan rudal ke Suriah akan mengubah perimbangan di wilayah tersebut.

Tidak hanya merubah keseimbangan, bantuan serangan udara tersebut akan memungkinkan pejuang untuk dapat menetralisir helikopter dan pesawat yang menjatuhkan bahan kimia dan dan bom.

Bantuan Rusia tidak akan menyelamatkan rezim Pemerintahan Basyar Assad dalam jangka panjang, dan Riyadh telah memperingati Rezim untuk mundur.

“Dalam konflik tersebut ada dua pilihan, perang akan berlanjut dan Bashar Assad akan kalah,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi.

Arab Saudi telah mendukung pasukan pejuang dalam memerangi Basyar Assad hampir lima tahun lamanya. (Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Keprihatinan Jerman untuk Suriah Sulit Dipahami

Dalam isu Suriah, Jerman mengambil sikap yang sulit dipahami. Jerman menyatakan terkejut dan ngeri dengan penderitaan warga Suriah akibat pemboman Rusia. Di saat yang sama, sejak Desember 2015 Berlin aktif mendukung Perancis bersama koalisi Amerika menghujani bom di Suriah dan Irak.

“Beberapa hari terakhir, kami tidak hanya terkejut tapi ngeri dengan apa yang telah menyebabkan penderitaan manusia kepada puluhan ribu orang akibat bom terutama yang dilakukan pihak Rusia,” kata Kanselir Jerman Angela Merkel.

Pernyataan Angela disampaikan pada publik setelah berdiskusi dengan Ahmet Davutoglu, Perdana Menteri Turki di Ankara, Senin (8/2/2016). Pembicaraan antara Turki dan Jerman ini menyikapi krisis pengungsi pasca serbuan rezim Assad ke Aleppo yang disokong Rusia.

Agaknya Jerman tutup mata atas kelaliman sekutunya. Bahkan memperkuat dengan 6 jet Tornado serta 1.200 perajurit. Sejak 2014 Amerika membentuk koalisi memasuki perang Suriah dan Irak dengan dalih menyerang ISIS. Ulah koalisi ini telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas dan memperkeruh krisis kemanusiaan.

Website Airwars yang memonitor database korban sipil perang di Suriah dan Irak melaporkan mencapai 2.695 sipil telah terbunuh oleh koalisi AS sejak Agustus 2014 sampai 8 Februari 2016.

Pada 4 Februari 2016, USA Today menerbitkan sebuah berita dengan judul “AS Membunuh Lebih Banyak Warga Sipil di Iraq dan Suriah dari yang Diakui.” Amerika selama ini hanya mengakui 21 warga sipil yang terbunuh dalam operasi militernya. (ap/airwars/usatoday/zen)

 

 

oleh: Zen Ibrahim (jurnalist dan pengamat krisis timur tengah)

sumber: Bumi Syam

Cerita Keluarga Suriah Memulai Kehidupan Baru di Afrika Selatan

Konflik yang terjadi di Suriah telah membuat sejumlah warga mengungsi dengan menyeberangi laut untuk mencapai benua Eropa. Namun, tidak semua negara menerima mereka.

Satu keluarga meninggalkan Damaskus ibukota Suriah dan telah melakukan perjalanan ke Afrika Selatan selama satu tahun untuk mencari rumah baru.

Dilansir Zaman al Wasl, Yaser dan Safaa Jabri Al Rihawi telah menetap di Gauteng dengan anak-anak mereka yang berusia 16 dan 20 tahun.

Safaa Jabri menggambarkan penderitaan keluarganya, ia mengatakan, “Kami lari dari Suriah, karena anak laki-laki kami yang berada di usia mereka harus pergi bergabung ke dalam tentara Suriah. Jadi kami memutuskan datang ke Afrika Selatan untuk menghindari situasi berbahaya di Suriah.”

Suaminya, Yaser menambahkan, “kami sangat sulit untuk mengambil langkah ini, tinggal di Afrika dan membuat usaha. Kami takut dengan budaya yang berbeda di Afrika namun kami harus menjaga anak-anak agar tetap aman.”

Mereka berusaha bergabung dengan masyarakat Afrika dengan membuka restoran di timur Johannesburg.

Saafa mengatakan, sudah 14 bulan mereka di Afrika dan memutuskan untuk memulai kehidupan baru dengan mengundang orang-orang Afrika ke restoran mereka dan masyarakat Afrika sangat bersemangat dengan makanan yang mereka buat.

Meskipun demikian, mereka sangat merindukan Damaskus, namun melihat konflik yang terjadi, peluang mereka untuk kembali ke Damaskus sangat tipis. (Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Pengungsi Suriah Jualan Pulpen Sambil Gendong Putrinya Ramai Dibicarakan di Sosmed

Sebuah foto pengungsi Suriah di Lebanon menjadi pusat perhatian pengguna media sosial dan menjadi viral. Seorang ayah dari negeri yang kini dilanda konflik itu terlihat sedang menjual pena di jalanan kota Beirut sambil menggendong putrinya.
Seorang aktivis kemanusiaan asal Norwegia bernama Gissur Simonarson bertatap muka dan berbicara langsung kepada pengungsi Suriah itu pada Selasa (25/08). Dia kemudian mengunggah foto tersebut ke media sosial.
Tak butuh waktu lama, foto yang diunggah Simonarson tersebut langsung meledak di media sosial dalam sesaat. Setelah diakses oleh 6.000 pengikutnya, foto itu kemudian menyebar ke pengguna internet yang lain.
“Ayah warga Suriah menjual pena di jalanan Beirut dengan putri tidurnya,” tulis Simonarson dalam foto yang diunggahnya.
Keesokan harinya, pria asal Norwegia itu menggunakan foto tersebut sebagai foto profil di Twitter. Kemudian dia mulai membuka penggalangan dana untuk pengungsi Suriah itu melalui akun @Buy_pens (Beli pena).
“Gambar ini sangan emosional,” kata Simonarson. “Anda lihat raut wajahnya dan cara dia memegang pena menunjukkan seakan pena-pena itu adalah segalanya yang dia miliki di dunia.”
Selang dua hari akhirnya pengungsi penjual pena itu teridentifikasi sebagai Abdul. Dia adalah seorang korban konflik Suriah yang berasal dari Yarmouk yang memiliki dua anak. Jadi anak perempuan yang digendongnya itu bukanlah anak satu-satunya.
Sebuah akun di sebuah situs penggalangan dana kemudian dibuat dan dilaporkan berhasil menghimpun dana hingga 100.000 dolar atau sekitar 1,4 miliar rupiah. Hasil itu diluar perkiraan Simonarson yang awalnya hanya berharap dapat mengumpulkan 95.000 dolar.
Norwegia terhenyak, dan Abdul pun terharu. “Ketika mendengar jumlah itu, dia (Abdul) hanya terdian dan mulai menangis,” kata Simonarson.
“Dia sangat bersyukur dan dia terus berkata, ‘terima kasih atas semua kebaikan Anda,’” imbuhnya.
Abdul (35 tahun) mengatakan bahwa dia sekarang dapat menyekolahkan anak-anaknya dengan uang sumbangan itu. Dilaporkan bahwa dia juga akan menggunakan sebagian dana itu untuk membantu sesama pengungsi asal Suriah.

 

10 Keutamaan Negeri Syam

DAMASKUS adalah ibu kota bagi Negara Suriah. Yang dahulunya terkenal dengan nama ‘negeri syam’. Dimana negeri Syam ini adalah pada hakikatnya meliputi empat negara, Suriah, Yordania, Palestina dan Lebanon. Tetapi sekarang jelas sekali telah dipecah kerajaan Eropa. Namun, meskipun telah terpisah menjadi empat negara, Suriah masihlah kuat disebut-sebut sebagai negeri Syam terkahir kerana terdapat ibu kota Damaskus. Ada beberapa hadist akhir zaman sehubungan Syam yang sudah disebutkan Rasulullah SAW. Berikut petikannya:
Penduduk Syam senantiasa berada di atas al-haqq yang dominan hingga datang Kiamat.
Sebagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang keputusan Allah, dan mereka senantiasa dalam keadaan demikian. Mu’adz berkata: dan mereka ada di Syam.“ (HR.Bukhari)
 “Jika penduduk Syam rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalianAkan selalu ada satu kelompok dari umatku yang dimenangkan oleh Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang hari Kiamat.
Doa Nabi saw meminta barokah untuk negeri Syam, dan harapan Nabi saw agar penduduknya dihindarkan dari keburukan dan musibah.
Ya Allah, berilah kami barakah pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat bertanya: termasuk Nejed ? Rasulullah berdoa: Ya Allah berilah kami barakah pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat masih bertanya: termasuk Nejed ? Rasulullah saw menjawab: Di sana (nejed) terjadi gempa dan huru-hara, dan di sana muncul dua tanduk syetan. (HR. Bukhari)
Catatan: yang dimaksud dengan Nejed dalam hadits ini adalah Iraq.
Penduduk Syam diuji oleh Allah dengan penyakit tho’un (wabah pes) agar mendapat syahadah dan rohmat.
“Jibril datang kepadaku dengan membawa demam dan pes, aku menahan demam di Madinah dan aku lepaskan pes untuk negeri Syam, karena meninggal karena pes merupakan mati syahid bagi umatku, rahmat bagi mereka, sekaligus kehinaan bagi kaum kafir.” (HR. Imam Ahmad)
Negeri Syam dinaungi sayap malaikat rahmat
“Beruntunglah negeri Syam. Sahabat bertanya: mengapa ? Jawab Nabi saw: Malaikat rahmat membentangkan sayapnya di atas negeri Syam.” (HR. Imam Ahmad)
 
Syam adalah negeri iman dan Islam saat terjadi huru-hara dan peperangan dahsyat.
“Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahwa bila fitnah (konflik) terjadi maka iman terletak di negeri Syam.”
Syam merupakan pusat negeri Islam di akhir zaman
“Salamah bin Nufail berkata: aku datang menemui Nabi saw dan berkata: aku bosan merawat kuda perang, aku meletakkan senjataku dan perang telah ditinggalkan para pengusungnya, tak ada lagi perang. Nabi saw menjawab: Sekarang telah tiba saat berperang, akan selalu ada satu kelompok di tengah umatku yang unggul melawan musuh-musuhnya, Allah sesatkan hati-hati banyak kalangan untuk kemudian kelompok tersebut memerangi mereka, dan Allah akan memberi rizki dari mereka (berupa ghanimah) hingga datang keputusan Allah (Kiamat) dan mereka akan selalu demikian adanya. Ketahuilah, pusat negeri Islam adalah Syam. Kuda perang terpasang tali kekang di kepalanya (siap perang), dan itu membawa kebaikan hingga datangnya Kiamat.” (HR. Imam Ahmad)
 
Syam merupakan benteng umat Islam saat terjadinya malhamah kubro (perang dahsyat akhir zaman)
“Auf bin Malik al-Asyja’iy berkata: Aku menemui Nabi saw lalu aku ucapkan salam. Nabi saw:Auf ? Aku: Ya, benar. Nabi saw: Masuklah. Aku: Semua atau aku sendiri? Nabi saw:Masuklah semua. Nabi saw: Wahai Auf, hitung ada enam tanda Kiamat. Pertama, kematianku. Aku: Kalimat Nabi saw ini membuatku menangis sehingga Nabi saw membujukku untuk diam. Aku lalu menghitung: satu. Nabi saw: Penaklukan Baitul Maqdis. Aku: Dua. Nabi saw: Kematian yang akan merenggut umatku dengan cepat seperti wabah kematian kambing. Aku: Tiga. Nabi saw: Konflik dahsyat yang menimpa umatku. Aku: Empat. Nabi saw:Harta membumbung tinggi nilainya hingga seseorang diberi 100 dinar masih belum puas. Aku: Lima. Nabi saw: Terjadi gencatan senjata antara kalian dengan Bani Ashfar (bangsa pirang), lalu mereka mendukung kalian dengan 80 tujuan. Aku: Apa maksud tujuan? Nabi saw: Maksudnya panji. Pada tiap panji terdisi dari 12.000 prajurit. Benteng umat Islam saat itu di wilayah yang disebut Ghouthoh, daerah sekitar kota Damaskus.” (HR. Imam Ahmad)
Catatan: Daerah bernama Ghauthah masih ada hingga kini, tak berubah namanya, dan letaknya memang dekat Damaskus.
Pasukan terbaik akhir zaman ada di Syam dan Allah menjamin kemenangan mereka.
“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad).
Kematian Dajjal terjadi di Syam
“Al-Masih Dajjal akan datang dari arah timur, ia menuju Madinah, hingga berada di balik Uhud, ia disambut oleh malaikat, maka malaikat membelokkan arahnya ke Syam, di sana ia dibinasakan, di sana dibinasakan.” (HR. Imam Ahmad)
“Dajjal akan keluar di tengah Yahudi Asfahan hingga mencapai Madinah, ia singgah di perbatasannya, saat itu Madinah memiliki 7 pintu pada tiap pintu dijaga oleh 2 malaikat, maka penduduk Madinah yang jahat bergabung dengan Dajjal, hingga bila mereka mencapai pintu Ludd, Isa as turun lalu membunuhnya, dan sesudah itu Isa as hidup di dunia 40 tahun sebagai pemimpin yang adil dan hakim yang bijak.” (HR. Imam Ahmad).
Free Syrian Army fighters shout "Allahu Akbar" near Deraa
 Syam adalah negeri titik temu dan titik tolak
“Kalian akan dikumpulkan di sana – tangannya menunjuk ke Syam – jalan kaki atau naik kendaraan maupun berjalan terbalik (kepala di bawah) … “(HR. Imam Ahmad)
“Maimunah bertanya kepada Nabi saw: Wahai Nabi Allah, jelaskan kepada kami tentang Baitul Maqdis. Maka Nabi saw menjawab: Dia adalah negeri titik bertolak dan titik berkumpul, datanglah ke sana dan sholatlah di sana, karena sholat di sana bernilai 1000 kali sholat di tempat lain.” (HR. Ahmad). 

Syam, Saksi Kegemilangan Islam yang Luluh Lantah

Suriah hari ini terlampau menyesakkan. Reruntuhan seolah menenggelamkan peradaban Suriah di masa silam. Suriah adalah sebuah negara di Timur Tengah yang berbatasan dengan Turki, Irak, Yordania, Israel, dan Lebanon. Kawasan ini termasuk salah satu yang paling mula-mula dihuni peradaban manusia, dengan bukti arkeologis memperkirakan sekitar 700 ribu tahun yang lalu. Ada banyak kota kuno bersejarah, seperti Palmyra, Aleppo, dan Damaskus.

Suriah telah menjadi bagian terpenting dalam sejarah peradaban Mesopotamia, Romawi, Bizantium, sebelum ditaklukkan Khalid bin Walid tahun 634 M. Kaum Muslim saat itu berada di bawah kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Beberapa tahun kemudian, Bani Umayyah menjadikan Damaskus, yang sekarang ibu kota negara Suriah modern, sebagai ibu kota administratif dunia Islam. Sejumlah situs bersejarah dibangun. Salah satunya, Masjid Umayyah atau Masjid Agung Damaskus yang dikonversi dari sebuah gereja.

Setelah Bani Umayyah runtuh, kawasan ini menjadi bagian dari kekhafilahan Bani Abbasiyah. Namun, peran Damaskus tidak lagi signifikan lantaran ibu kota pemerintahan telah dipindah ke Baghdad. Kekuasaan Bani Abbasiyah di kawasan ini mulai runtuh pada awal abad ke-10.

Pada 970 M, Dinasti Fatimiyyah Mesir yang beraliran Syiah menaklukkan Damaskus. Suriah menyaksikan peralihan dinasti demi dinasti. Ketika Dinasti Seljuk Turki berkuasa, mereka juga menaklukkan Damaskus pada 1078 M. Demikian pula, saat pemerintahan Turki Utsmani di Istanbul.

Mengakhiri 400 tahun kekuasaan Ottoman, pada 1918 Suriah dikuasai oleh Amir Faishal berkat dukungan Inggris. Kekuasaan Amir Faishal ini tak berumur panjang. Pasca-Perang Dunia I, wilayah Timur Tengah telah menjadi kue yang dibagi-bagi oleh Inggris dan Prancis. Suriah kemudian berada di bawah kontrol Prancis. Republik Arab Suriah yang sekarang baru diproklamasikan pada 1936. Mayoritas rakyatnya menganut Islam Mazhab Suni, sedangkan minoritas menganut Kristen.

Menyaksikan pergulatan kekuasaan sejak zaman prasejarah, Suriah kini terjerat di pusaran konflik. Dilansir dari AFP, kuartal pertama tahun ini, sebuah organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Inggris mencatat lebih dari 220 ribu orang tewas sejak pecahnya konflik 2011. Sementara, jumlah pengungsi telah melampaui angka empat juta jiwa.

Turki menjadi negara pertama yang paling banyak menampung pengungsi Suriah, menyusul sejumlah negara Uni Eropa. Kendati semakin pudar, banyak pengungsi masih menggantungkan harapan akan redanya konflik di tanah air mereka. Berharap Idul Adha tahun depan akan terlewati bersama keluarga di tanah tercinta. Begitu pun, Alevat. “Kami ingin kembali ke negara kami, kembali ke hari-hari itu.”

 

sumber: Republika Online