Ini Cara Membangun Semangat Melaksanakan Shalat Tahajud

KITA mengetahui bahwa tidak mudah bisa konsisten bangun pada sepertiga malam terakhir untuk melakukan shalat Tahajud karena berbagai sebab. Mungkin, terkadang kita tidur terlalu larut malam, keletihan, atau bisa jadi sedang sakit, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal-hal semacam itu, berikut beberapa kiat yang dapat Anda coba agar bisa bangun malam untuk melaksanakan shalat Tahajud.

Pertama, beribadahlah secara ikhlas hanya karena mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana Dia telah memerintahkan dalam firman-Nya:

Padahal, mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (hal menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS A1-Bayyinah [98]: 5).

Kedua, meyakini bahwa Allah-lah yang memerintahkan hamba untuk menegakkan shalat malam. Jika seorang hamba menyadari bahwa Rabb-nya, yang Mahakaya lagi tidak memerlukan sesuatu apa pun dari hamba, telah memerintahnya untuk mengerjakan shalat malam, maka ia pasti akan mengerti betapa pentingnya ibadah itu bagi dirinya.

Ketiga, memahami keutamaan qiyamul lail dan kedudukan orang-orang yang mengerjakan ibadah tersebut di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Orang yang terbiasa qiyamul lail bisa dikategorikan sebagai orang bertakwa. Salah satu kriteria orang bertakwa terdapat dalam firman Allah, “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan pada waktu pagi sebelum fajar.” (QS Adz-Dzariyat [51]: 17-18).

Keempat, berusahalah semaksimal mungkin meninggalkan dosa dan maksiat karena dosa dan maksiat dapat memalingkan hamba dari kebaikan.

Al-Fudhail bin ‘Iyadh radiyallahu anhu berkata, “Apabila tidak mampu mengerjakan shalat malam dan puasa pada siang hari, engkau adalah orang yang terhalang dari (kebaikan) lagi terbelenggu. Dosa-dosamu telah membelenggumu.”

Kelima, berusaha semaksimal mungkin meniru perilaku kaum Salaf dan orang-orang saleh terdahulu –dari kalangan sahabat, tabiin, dan sesudahnya– tentang keseriusan mereka dalam hal mengejar pahala shalat malam.

Abu Dzar Al-Ghifari radiyallahu anhu pernah berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah penasihat untuk kalian dan orang yang sangat mengasihi kalian, kerjakanlah shalat oleh kalian pada kegelapan malam guna bekal ke (alam) kubur, berpuasalah di dunia untuk terik panas hari kebangkitan, dan bersedekahlah sebagai rasa takut terhadap hari yang penuh dengan kesulitan.”

Keenam, memendekkan angan-angan dan banyak mengingat kematian. Hal ini penting karena dapat memicu semangat seorang hamba dalam melaksanakan ketaatan dan menghilangkan rasa malas. Dari Ibnu Umar, beliau berkata, Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallammemegang bahuku seraya berkata, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau pengembara yang sekadar berlalu.”

Ketujuh, mengingat nikmat kesehatan dan waktu luang (guna bersegera melaksanakan shalat malam). Hal ini sebagaimana diriwayatkan Ibnu ‘Abbas radiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam menasihati seorang lelaki seraya bersabda, “Dua nikmat yang banyak manusia melalaikannya: kesehatan dan waktu luang.”

Kedelapan, segeralah tidur pada awal malam. Dalam hadist Abi Barzakh radiyallahu anhu, beliau berkata, “Adalah (Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam) membenci tidur sebelum (mengerjakan shalat) Isya dan berbincang-bincang setelah (mengerjakan shalat Isya) tersebut.”

Kesembilan, menjaga adab tidur yang dituntunkan oleh Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam, seperti tidur dalam keadaan berwudhu, membaca surah “tiga qul” (yakni Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas), ayat kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, zikir-zikir yang disyariatkan untuk dibaca ketika tidur, serta tidur dengan bertumpu di atas rusuk kanan.

Kesepuluh, menghindari berbagai sebab yang melalaikan seorang hamba terhadap shalat malamnya. Para ulama menyebutkan bahwa di antara sebab tersebut adalah terlalu banyak makan dan minum, terlalu meletihkan diri pada siang hari dengan berbagai amalan tidak bermanfaat, tidak melakukan qailulah (tidur siang), dan selainnya.

Diriwayatkan bahwa iblis menampakkan diri kepada Nabi Yahya bin Zakariya alaihis salamdengan membawa banyak sendok. Yahya bertanya kepadanya, “Ada apa dengan sendok-sendok itu?” Iblis menjawab, “Ini adalah syahwat yang aku gunakan untuk menjebak manusia.”

Yahya bertanya lagi kepadanya, “Apakah engkau mendapatkan sesuatu pada diriku yang bisa kau jerat dengan perangkapmu itu?”

Iblis menjawab, “Ya. Pada suatu malam, engkau sangat kenyang sehingga aku bisa membuatmu merasa berat untuk mengerjakan shalat malam.” Yahya berkata, “Kalau begitu, sesudah ini, aku tidak akan mau berkenyang-kenyang selamanya.” Iblis kemudian berkata, “Baiklah, tetapi hal itu janganlah engkau nasihatkan kepada orang lain sesudahmu.”

Demikianlah, beberapa kiat yang bisa kita coba praktikkan agar mudah mengerjakan shalat malam. Semoga uraian ini dapat menjadi pendorong bagi kita agar lebih bersemangat dalam melaksanakan shalat malam.*Haris Priyatna dan Lisdy Rahayu, dari bukunya Amalan Pembuka Rezeki.

 

HIDAYATULLAH

18 Cara Supaya Selalu Bangun dan Salat Tahajud

SALAT sunah Tahajud adalah ibadah yang istimewa. Berbagai keistimewaan dan manfaatnya sangat menakjubkan.

Mulai dari ketenangan batin hingga penyembuhan banyak penyakit lahiriah. Tidak sedikit di antara kita yang ingin melakukannya. Namun, terkadang sulit sekali untuk melaksanakannya. Berikut adalah tips yang diangkat dari sunah dan berbagai sumber praktis:

  1. Biasakan tidur di awal waktu, jangan bergadang untuk hal-hal yang tidak penting.
  2. Bersungguh-sungguh mengamalkan Cara Tidur Rasulullah SAW
  3. Usahakan tidak tidur dalam keadaan berhadas besar, agar tidak malas ketika bangun malam. Jika berhadas, lakukan mandi wajib terlebih dahulu
  4. Janganlah paranoid dan menganggap bahwa bangun di sepertiga malam untuk melakukan salat tahajud itu sebagai pekerjaan yang berat karena akan berpengaruh pada niat dan kekuatan itu untuk merealisasikannya
  5. Senantiasa menjaga keikhlasan ketika berniat untuk bangun malam dan melakukan salat tahjud. Dengan niat yang ikhlas, insya Allah akan meringankan pekerjaan yang semula tampak berat.
  6. Cobalah untuk mengenali dan menyesuaikan waktu tidur masing-masing. Bila kita telah tahu berapakah standar waktu tidur kita masing-masing, maka kita akan dapat menentukan jam berapakah kita harus mulai tidur, sehingga kita akan bangun tepat di sepertiga malam. Jika memang ada tugas yang harus diselesaikan dan dibawa pada hari esok, lebih baik dikerjakan selepas melaksanakan salat tahajud, jangan dikerjakan pada waktu malam (sebelum tidur) yang memakan waktu hingga larut malam dan akhirnya akan membuat kita tidak dapat bangun di sepertiga malam (kesiangan)
  7. Jika memang memungkinkan, usahakan melakukan tidur siang sebentar. Dengan tidur siang, insya Allah akan membuat kita lebih kuat untuk bangun di sepertiga malam dan melakukan salat sunah tahajud
  8. Jangan lupa untuk senantiasa memasang alarm, dan letakkan alarm tersebut di tempat yang jauh dari jangkauan tangan namun tetap dapat terdengar dengan jelas (keras) oleh telinga. Dengan demikian, mau atau tidak mau kita akan bangkit dari tempat tidur untuk mematikannya manakala alarm tersebut berbunyi.
  9. Anda juga dapat menggunakan program tahajud missedcall dengan teman-teman anda. Buatlah jadwal berkelanjutan yang telah disepakati bersama untuk mengatur siapa-siapa yang mendapatkan jatah untuk membangunkan
  10. Programlah aktivitas siang hari anda dengan seefisien dan seefektif mungkin, sehingga anda tidak terlalu kelelahan untuk bangun di sepertiga malam untuk melakukan sholat tahajud. Hindari kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting, yang akan menguras stamina anda.
  11. Tanamkanlah kesadaran bahwa anda memiliki kebutuhan jasmani dan rohani yang harus anda penuhi keduanya dengan seimbang, tidak berat sebelah.
  12. Motivasi diri anda untuk bangun malam dengan cara mempelajari dan mengingat betapa besar keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalam salat tahajud.
  13. Tanamkan rasa rindu untuk senantiasa bermunajat dan berkhalwat dengan Allah SWT.
  14. Hindari maksiat, karena maksiat adalah sumber lemahnya kadar iman dan ibadah kita kepada Allah SWT.
  15. Janganlah makan malam terlampau kenyang, karena perut yang kenyang akan memberikan efek mengantuk dan malas.
  16. Jika anda telah berkeluarga, anda dapat membuat kesepakatan dengan anak dan isteri berupa program salat tahajud berjemaah, misalnya setiap tiga kali dalam sepekan keluarga wajib melakukan salat tahajud secara berjemaah.
  17. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah swt agar diberikan kemudahan untuk bangun malam dan melakukan salat tahajud dengan ikhlas dan khusyuk.
  18. Untuk memantapkan kedisiplinan diri, anda pun dapat melakukan program “self-punishment” bagi diri anda sendiri, manakala kesiangan atau lupa tidak melaksanakan salat tahajud. Tentunya, “self-punishment” ini haruslah bersifat mendidik dan tidak terlalu keras. Bukan dengan mencambuk diri dengan cambuk berduri, misalnya. Ketika lupa atau kesiangan sehingga tidak melakukan sholat tahajud, maka anda dapat menghukum diri anda misalnya harus membaca Alquran sebanyak 2 juz di hari esoknya.

 

INILAHCOM

Shalat Fajar, Qabliyah Subuh, Qiyamul Lail, dan Tahajud

Assalamualaikum wr wb

Ustaz, apa beda antara shalat Fajar dengan sunah Qabliyah Subuh? Dan, apa beda shalat Tahajud dengan shalat qiyamul lail? Karena ada yang mengatakan antara shalat itu berbeda. Mohon penjelasannya.

Warni Hs – Denpasar

 
Waalaikumussalam wr wb

Yang dimaksud shalat Fajar adalah shalat Subuh, tidak ada perbedaan di antara keduanya. Jadi, shalat Fajar dan shalat Subuh adalah dua nama untuk satu shalat fardhu yang waktunya dimulai dari terbitnya fajar hingga terbitnya matahari.

Jabir bin Samurah meriwayatkan sesungguhnya di antara kebiasaanNabi adalah duduk di tempat shalatnya setelah shalat Fajar (Subuh) sampai matahari agak meninggi. (Hadits Riwayat Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan, dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Ketika shalat Fajar (Subuh) pada hari Jumat, Nabi saw membaca Alif Lam Mim (surah as-Sajdah) dan Hal ata ‘ala al-insan hinum mina al-dahri (surah al-Insan). (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Dalam kedua hadis tersebut, yang dimaksudkan dengan shalat Fajaradalah shalat Subuh. Dan, shalat Subuh mempunyai shalat sunah rawatib yang dilakukan sebelumnya, yaitu sebanyak dua rakaat dan shalat ini selalu dilakukan oleh Nabi saw.

Shalat sunah rawatib sebelum Subuh inilah yang disebut shalat sunah Fajar dan dinamakan juga shalat sunah Subuh atau sunah dua rakaat Fajar (rak’ataa al-fajr).

Dari Aisyah ra, ia berkata, “Nabi saw tidak melakukan satu pun shalat sunah secara berkesinambungan melebihi dua rakaat (shalat rawatib) Subuh.” (HR Bukhari dan Muslim).

Jadi, shalat sunah Fajar, shalat sunah Qabliyah Subuh, atau shalat sunah dua rakaat Fajar adalah nama untuk satu shalat sunah yang dilakukan sebelum shalat Subuh sebanyak dua rakaat.

Sedangkan, qiyamul lail adalah menggunakan waktu malam atau sebagiannya meskipun sebentar untuk shalat, membaca Alquranatau berzikir kepada Allah SWT, dan tidak disyaratkan untuk menggunakan seluruh waktu malam.

Dalam Ensiklopedi Fikih Kuwai disebutkan maksud dari qiyam adalah menyibukkan diri pada sebagian besar malam dengan ketaatan, tilawah Alquran, mendengar hadis, bertasbih atau bershalawat.

Jadi, qiyamul lail berlaku umum untuk shalat atau ibadah lainnya yang dilakukan pada malam hari, baik sebelum tidur atau setelah tidur, termasuk shalat Tahajud. Sedangkan, Tahajud adalah khusus untuk shalat malam.

Sebagian ulama mengatakan, Tahajud itu berlaku umum untuk seluruh shalat malam. Sedangkan menurut sebagian ulama lain,Tahajud adalah shalat malam yang dilakukan setelah tidur terlebih dahulu.

Dalam tafsirnya, Imam al-Qurthubi mengatakan, Tahajud adalah bangun setelah tidur (haajid), kemudian menjadi nama shalat karena seseorang bangun untuk mengerjakan shalat, maka Tahajud adalah mendirikan shalat usai tidur.

Hal yang sama dikatakan oleh al-Aswad, al-Qamah, danAbdurrahman bin al-Aswad.

Ustaz Bachtiar Nasir

 

 

sumber: Republika Online

Inilah Penghalang Qiyamul Lail

Sufyan Ats-Tsauri pernah terhalang (tidak bisa bangun) shalat malam selama 5 bulan hanya karena bersu’udzon kepada orang lain.

BERAPA kali dalam seminggu kita melaksanakan qiyamul lail(shalat malam)? Tentu masing-masing yang tahu jawabannya. Tak sedikit orang berusaha keras agar mampu bangun shalat malam, namun begitu sulit mencobanya. Apa yang menjadi penyebab sulitnya kita bangun shalat malam?

Syeikh Fudhail bin Iyadh pernah berkata: “Jika engkau tidak mampu menunaikan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau sebenarnya sedang dalam keadaan terhalang, karena dosa-dosamu begitu banyak.”

Syeikh Ibrahim bin Adham pernah didatangi oleh seseorang untuk meminta nasehat agar ia bisa mengerjakan shalat malam.

Beliau kemudian berkata kepadanya, “Janganlah engkau bermaksiat kepada Allah Azza Wajála di siang hari, niscaya Allah akan membangunkanmu untuk bermunajat dihadapan-Nya malam hari. Sebab munajatmu di hadapan-Nya di malam hari merupakan kemuliaan yang paling besar, sedangkan orang yang bermaksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan itu”.

Seseorang datang kepada Imam Ghazali untuk menanyakan kepada beliau mengenai sesuatu yang menyebabkannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat.
Beliau menjawab, “Dosa dosamu telah membelenggumu.“

Al-Hasan pernah berkata, “Tidaklah seseorang itu meninggalkan shalat malam kecuali karena dosa yang dilakukannya. Oleh karena itu , periksalah diri kalian setiap malam ketika matahari terbenam, kemudian bertaubatlah kepada Robb kalian, agar kalian bisa mengerjakan shalat malam.”

Dalam kesempatan lain, beliau menjelaskan, “Di antara pertanda seseorang itu tenggelam dalam dosa adalah bahwa dadanya tidak pernah lapang untuk bisa mengerjakan puasa di siang hari dan mengerjakan shalat sunnah di malam hari.”

Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata, “Aku pernah terhalang (tidak bisa bangun) untuk mengerjakan shalat malam selama lima bulan disebabkan satu dosa yang telah aku lakukan.”

Ditanyakanlah kepada beliau, “Dosa apakah itu ? “

Beliau menjawab, “Aku melihat seorang laki-laki yang menangis, lalu aku katakan di dalam hatiku bahwa itu dilakukan nya sebagai bentuk kepura-puraan saja.”

Abdullah bin Mas’ud pernah ditanya oleh seseorang, “Kami tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat.”

Ia pun menjawab, “Dosa-dosamu telah membelenggumu.“

Demikian juga memakan barang yang haram akan menghalangi pelaksanaan shalat malam.

Salah seorang dari kalangan ulama mengatakan, ‘Betapa sering sesuap makanan itu menghalangi pelaksanaan shalat malam. Betapa sering pandangan itu menghalangi seseorang dari membaca satu surat dari Al-Qur’an. Sungguh seorang hamba itu akan menyantap satu makanan atau melakukan sesuatu perbuatan yang menyebabkannya tidak bisa mengerjakan shalat malam selama satu tahun.”

Demikian juga kecintaan kepada dunia (Hubbud Dunya) bisa menghalangi seseorang untuk melaksanakan shalat malam.

Abu Thalib Al-Makki berkata, “Yang bisa menghalangi seorang hamba dari melakukan shalat malam, atau yang menjadikannya lalai dalam waktu sekian lama, ada tiga hal. Yaitu, menyantap makanan yang syubhat, terus-menerus melakukan perbuatan dosa, dan dominasi pikiran keduniaan terhadap hati.”

Kita bisa menyimpulkan bahwa yang bisa membantu seseorang agar bisa mengerjakan shalat malam itu adalah: memakan makanan yang halal, istiqomah di dalam bertaubat, menjauhi makanan yang haram dan syubhat, menjauhi dosa dan maksiat serta, menolak dominasi pikiran keduniaan dan kecintaan kepada dunia dari dalam hati dengan cara selalu ingat mati dan memikirkan akhirat atau apa saja yang akan ditemui sesudah mati.*/H.A. Faiz Basori Alwi. Artikel dirangkum dari sumber Al Hilyah (VIII/91), Tanbihul Mughtarrin, Qashash wa Atsar fil Khithabah wal Irsyad (V/34), Latha’iful Ma’arif, Ash-Shalah wat Tahajjud dan Qútúl Qúlúb (I/88)

 

sumber: Hidayatullah

Enam Fungsi Shalat Tahajud

Oleh : Muhammad Taufik

Shalat tahajud adalah sholat sunnah muakad,maksudnya adalah sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh rasululloh.Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwasannya Rasululloh SAW tidak pernah sekalipun meninggalkan sholat tahajud baik itu ketika shafar atau bermukim ataupun disaat kondisi beliau sedang sehat maupun sakit.

Dalam kehidupan manusia saat ini ternyata masih banyak beberapa orang yang masih menyepelekan sholat tahajud,padahal sholat tahajud adalah sholat yang memilki keutamaan yang besar setelah sholat fardhu.Fungsi ataupun keutamaan dari sholat ini ternyata banyak dan bisa menjadi solusi bagi kita yang mempunyai permasalahan khususnya masalah spritual kita dengan sang pencipta.Adapun beberapa fungsi sholat tahajud itu adalah sebagai berikut :

1.Menjadikan pelakunya sebagai hamba yang bersyukur

“Dari Mughirah bin Syu’bah,ia berkata :Sungguh Rasululloh SAW berdiri dan sholat sehingga kedua telapak kakinya atau kedua betisnya bengkak,lalu beliau ditanya,maka jawabnya:bukankah aku ini mesti menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” ~HR Bukhori~

2.Menjadikan pelakunya bersemangat tinggi dan berjiwa bersih

“Dari Abu Hurairah,Sesungguhnya Rasululloh SAW bersabda”…Jika seseorang shalat tahajud,maka dipagi harinya menjadi orang yang bersemangat tinggi dan jiwanya bersih.Jika tidak,maka dipagi harinya menjadi manusia yang bberjiwa kotor dan pemalas” ~HR Bukhori~

3.Menjadikan pelakunya sebagai hamba yang paling dekat dengan Alloh

“Dari Amr bin Absah,Sesungguhnya ia mendengar Rasululloh SAW bersabda:”Alloh paling dekat dengan hambanya pada akhir malam,oleh karenanya jika kamu sanggup untuk menjadi orang yang berdzikir kepada Alloh pada saat tersebut lakukanlah” ~HR Tirmidzi~

4.Menjadikan pelakunya terpuji

“Pada sebagian malam hari kerjakannlah sholat tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu.Sepantasnya Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yanng terpuji” ~QS Al Israa :17~

5.Menjadikan pelakunya sebagai mustahiq pemberian Alloh di akhirat

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam kebun-kebun yang dikelilingi mata air.Mereka menerima segala pemberin Tuhan karena di dunia berbuat baik,mereka sedikit sekali tidur di waktu malam,dan beristighfar di waktu sahur” ~QS Adz Dzariyat :15-18~

6.Menjadikan pelakunya meraih kebahagiaan hidup

“Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri karena takut akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? ~QS Az Zumar:9

Wallohu’alam bishawab …

 

sumber: Era Muslim