12 Tata Cara Salat Subuh, Ada Perbedaan dengan Salat Lain?

Tata cara salat subuh sejatinya sama dengan pelaksanaan salat fardhu lima waktu lainnya. Hanya saja, menurut Mazhab Syafi’i, ada penambahan bacaan doa Qunut setelah salat subuh.

Salat subuh dimulai sejak terbitnya fajar shadiq hingga terbitnya matahari sebanyak 2 rakaat. Mengutip Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Shalat tulisan dari Ahmad Sarwat, fajar sendiri merupakan cahaya putih agak terang yang menyebar di ufuk Timur dan muncul beberapa saat sebelum matahari terbit.

Hal ini dilandasi pada sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Siapa yang mendapatkan satu rakaat salat subuh sebelum terbit matahari, maka ia telah mendapati salat subuh,” (HR Bukhari).

Uraian tata cara salat subuh sendiri pun sudah pernah dicontohkan oleh Rasululullah SAW. Berikut ini tata cara lengkapnya yang dirangkum dari penjelasan Ustadz Khalili Amrin Ali al-Sunguti dalam buku Mudah dan Cepat Hafal Semua Bacaan Salat.
12 tata cara salat subuh dan bacaannya


1. Membaca Niat dan Takbiratul Ihram

Bacaan niat dibaca dengan posisi berdiri tegak, menghadap kiblat, dilanjutkan dengan mengucap takbiratul ihram. Berikut bacaan niat salat subuh dan takbiratul ihram:

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى

Bacaan latin: “Ushalli fardlon shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta’aala”

Artinya: “Aku niat melakukan sholat fardu Subuh 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”

Kemudian takbiratul ihram yang dapat dilafalkan adalah sebagai berikut:

اللهُ أكْبَرُ

Bacaan latin: “Allahu Akbar.”

Artinya: Allah Maha Besar

2. Berdiri Bersedekap

Setelah takbiratul ihram dilanjutkan dengan bersedekap. Posisi ini, tangan kanan diletakkan pada punggung telapak tangan, pergelangan, atau hasta kiri. Sementara posisi tangan di dada atau di bawah dada.


3. Membaca Iftitah

Ada sejumlah pilihan bacaan doa iftitah yang diriwayatkan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Berikut bunyi bacaannya,

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Bacaan latin: Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod.

Artinya: “Ya Allah, jauhkan lah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.”

Atau, umat muslim juga dapat melafalkan doa ini yang diamalkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan hadist yang dinarasikan oleh Abu Daud,

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

Bacaan latin: Allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilla a’udzu billahi minasy syaithooni min nafkhihi, wa naftshihi, wa hamzih.

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.”


4. Membaca Surat Al Fatihah dan Surat dalam Al Quran

Tata cara salat subuh selanjutnya adalah membaca surat Al Fatihah dan surat-surat Al Quran. Menurut keterangan hadits, ada sejumlah surat yang kerap dibaca Rasulullah SAW saat menunaikan ibadah salat subuh.

Surat-surat yang dimaksud adalah surat Qaaf ayat 1-40, surat As Sajdah ayat 1-30, surat Al Insan ayat 1-31, surat Al Kafirun ayat 1-6, dan surat Al Ikhlas ayat 1-4. Salah satu haditsnya adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ في صَلاَةِ الْفَجْرِ يَوْمَ الجُمُعَةِ: {{الم *}{تَنْزِيلُ}} [السجدة: 1 ـ 2] ، و{{هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ}} [الإنسان: 1] . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Artinya: “Dalam salat subuh pada hari Jumat, Nabi SAW biasa membaca surat ‘alif laam miim, tanziilul’ (surat As Sajdah) dan surat ‘hal ataa ‘alal insaanihiinum minad dahri’ (surat Al Insan), sementara pada salat Jumat beliau biasa membaca surat Al Jumu’ah dan surat Al Munaafiquun,” (HR Muslim).


5. Rukuk

Secara etimologi, rukuk artinya membungkukkan kepala dan punggung bersamaan dengan tangan memegang lutut. Berikut ini bacaan saat rukuk:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ

Bacaan latin: Subhaana robbiyal ‘adziimi wabihamdih (sebanyak 3 kali)

Artinya: “Maha suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.”

Tata cara salat subuh berikutnya, klik selanjutnya

6. I’tidal

Bangun dari rukuk dan berdiri tegak yang disebut dengan i’tidal. Gerakan i’tidal dilakukan dengan tuma’ninah sambil membaca:

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Bacaan latin: Sami’allaahu liman hamidah

Artinya: “Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya.”

Setelah berdiri tegak, lalu membaca berikut ini:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Bacaan latin: Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi’ta min syain ba’du.

Artinya: “Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu.”


7. Sujud

Setelah i’tidal, tata cara salat subuh kemudian dilanjutkan dengan sujud. Posisi ini dapat diartikan sebagai meletakkan sebagian dahi yang terbuka ke tanah atau tempat salat.

Kemudian, ketika hendak turun dari posisi i’tidal, diiringi dengan membaca takbir. Pada posisi sujud dilanjutkan dengan membaca:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Bacaan latin: Subhaana robbiyal a’la wabihamdih (sebanyak 3 kali)

Artinya: “Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepadanya.”


8. Duduk di Antara Dua Sujud

Posisi duduk di antara dua sujud dilakukan dengan duduk iftirasy. Rincinya, duduk di atas kaki kiri yang terlipat dan menegakkan kaki kanan dengan jari-jari dalamnya menekan tanah agar tetap menghadap kiblat. Berikut bacaan duduk di antara dua sujud:

رَبِّ اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْزُقْنِى وَارْفَعْنِى

Bacaan latin: Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii

Artinya: “Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.”


9. Melakukan Sujud Kedua dan Rakaat Kedua

Pelaksanaan maupun bacaannya sama dengan sujud yang pertama sebelumnya. Namun, setelah sujud, dilanjutkan dengan berdiri lagi untuk melanjutkan rakaat kedua.

Rakaat kedua inilah yang kemudian langsung diwajibkan membaca surat Al Fatihah dan surat dalam Al Quran. Pada rakaat kedua ini, tidak disunnahkan lagi untuk membaca doa iftitah sebagaimana rakaat pertama.

Setelah membaca surat-surat Al Quran, gerakan salat subuh dilanjutkan dengan melakukan rukuk dan i’tidal seperti sebelumnya.
Baca juga:
Tata Cara Salat Dhuha dan Doanya untuk Membuka Rezeki Setiap Hari


10. Doa Qunut

Menurut Mazhab Syafi’i, ada tambahan bacaan dalam rakaat yaitu, doa qunut setelah melafalkan bacaan i’tidal. Berikut bacaan doa qunut salat subuh:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan latin: Allahummah dini fi man hadait, wa ‘afini fiman ‘afait, wa tawallani fi man tawallait, wa barik li fi ma a’thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdhi wa la yuqdha ‘alaik, wa innahu la yazillu man wa lait, wa la ya’izzu man ‘adait, tabarakta rabbana wa ta’alait, fa lakal hamdu a’la ma qadhait, wa astagfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Artinya: “Ya Allah tunjukanlah aku sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan kepadaku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan. Engkaulah yang menghukum dan bukan dihukum. Tidak hina orang yang Engkau jadikan pemimpin. Tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala pujian di atas apa yang Engkau tentukan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-MU. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.”


11. Duduk Tasyahud Akhir

Khusus untuk salat subuh, tidak perlu dilakukan duduk tasyahud awal seperti salat fardhu lainnya. Pasalnya, pelaksanaan salat subuh hanya dilakukan 2 rakaat.

Posisi tasyahud akhir dilakukan dengan duduk tawaruk, yakni posisi kaki kanan tegak lurus dan kaki kiri berada di bawah menyilang. Sementara itu, tangan kiri diletakkan di atas paha dalam keadaan terbuka.

Di sisi lain, tangan kanan mengenggam, kecuali jari telunjuk diacungkan sebagai isyarat pada bacaan, ‘asyhadu anlaa ilaaha illallaah’. Berikut bacaan lengkapnya:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Bacaan latin: At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. as salaamu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin. asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.

allaahumma shalli’alaa muhammad, wa’alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. wabaarik’alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya: “Ya Allah, limpahi lah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahi lah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam.
12. Mengucapkan Salam

Terakhir, tata cara salat subuh adalah mengucapkan salam. Menurut mazhab Malikiyyah dan Syafi’iyyah, hukumnya fardhu untuk mengucap salam sebagai tanda keluar dari salat dengan membaca:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Bacaan latin: Assalaamu alaikum wa rahmatullah

Artinya: “Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.” (rah/nwy)

Baca artikel detikedu, “12 Tata Cara Salat Subuh, Ada Perbedaan dengan Salat Lain?” selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5938799/12-tata-cara-salat-subuh-ada-perbedaan-dengan-salat-lain.