8 Tempat Paling Mustajab untuk Berdoa di Tanah Haram

Umat muslim dunia menjadikan haji dan umrah sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan juga untuk berdoa. Disarankan hendaknya bersungguh-sungguh berdoa di tempat-tempat yang diyakini Allah SWT tidak akan menolak doa umatnya tersebut.

Konsultan Pembimbing Ibadah Haji, Akmad Kartono, mengimbau agar berdoalah di tempat ini niscaya Allah SWT akan mendengar doa umatnya itu. “Tentu syaratnya harus bersungguh-sungguh dan harus bebas dari sifat syirik dan murofat,” kata Akhmad Kartono.

Inilah tempat-tempat paling mustajab tersebut yang disebutkan Akhmad Kartono dan dikutip dari berbagai sumber:

1. Multazam

Multazam, tempat atau jarak antara sudut Hajar Aswad dan pintu Kakbah. Multazam merupakan tempat paling utama. Cucurkanlah air mata seraya memohon ampunan kepada Allah SWT. Jika memungkinkan, pegang pintu Kakbah. Mintah kebaikan dan kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi.

2. Hijir Ismail

Di bawah Mizab (pancuran Kakbah). Talang air ini terletak di arah Hijir Ismail. Pancuran ini belum ada di zaman Nabi Ibrahim as. Talang ini dibuat suku Quraisy bersamaan dengan dibuatnya atap Kakbah. Di bagian depannya tertulis lafal Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim, sedangkan pada sisi kirinya tertulis kalimat dalam bahasa Arab yang artinya, ‘talang ini diperbaharui pelayan dua tanah suci, Fahd bin Abdul aziz Al Sa’ud, Raja Arab Saudi’. Usai berthawaf, jemaah haji atau umrah biasanya menyempatkan diri berlama-lama memanjatkan doa di sini.

3. Rukun Yamani

Rukun Yamani dan Hajar Aswad (Makkah) Rukun adalah sandi atau tiang, yakni 4 sudut Kakbah yang diberi nama Rukun Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami, dan Rukun Yamani. Rukun Aswad dikenal dengan Hajar Aswad merupakan posisi “batu hitam” yang menurut sebagian riwayat adalah batu dari yang menggantung setinggi 1,5 meter dari atas tanah. Saat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapat perintah dari Allah untuk meninggikan pondasi Kakbah, Hajar Aswad dijadikan salah satu fondasi.

4. Dalam Kakbah

Di dalam Kakbah, tentu sulit masuk ke dalam Kakbah. Namun Rasullah SAW pernah membawa Aisyah ra ke Hijir Ismail saat Aisyah meminta izin salat di dalam Kakbah. Saat itu, Rasullah SAW bersabda, “salatlah di sini kalau ingin salat di dalam Kakbah, karena ini termasuk bagian dari Kakbah”. Karena itu tidak dibenarkan seseorang berthawaf dalam area Hijir Ismail, karena Hijir Ismail merupakan bagian dari Kakbah. Saat haji dan umrah, jemaah harus antre masuk ke dalam Hijir Ismail yang tidak terlalu luas. Usai salat sunah mutlak, mereka biasanya memuaskan diri berdoa di sini.

5. Sa’i antara Sofa dan Marwah

Sa’i adalah berjalan sebanyak 7 kali putaran antara bukit Shafa dan Marwah. Prosesnya dilakukan setelah thawaf, dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah. Tidak ada bacaan wajib. Namun disarankan berdoa sesuai kemampuan, dan beristigfar.

6. Belakang Makam Ibrahim

Di belakang Makam Ibrahim. Jika berhaji atau umrah, sesudah melaksanakan thawaf tujuh putaran dan berdoa sejenak di Multazam, umat Islam disunatkan salat di belakang makam Ibrahim. Makam Ibrahim sendiri lokasinya masih di dekat Ka’bah, tidak jauh dari Multazam.

7. Muzdalifah dan Mina

Muzdalifah, kawasan antara Mina dan Arafah. Lokasinya sekitar 10 km dari Makkah. Muzdalifah panjangnya kurang dari 4 km, berada pada satu wilayah sempit antara dua gunung yang berdekatan setelah Arafah.

Mina, kawasan berbukit panjangnya 3-5 km, letaknya antara Mekah dan Muzdalifah. Jaraknya dari Mekah sekitar 7 km. Di Mina terdapat jamarat.

8.Raudhah (Madinah)

Di Masjid Nabawi terdapat Raudah yaitu tempat antara mimbar dan kediaman Rasulullah Muhammad SAW semasa beliau hidup yang menjadi salah satu tempat istimewa bagi masyarakat muslim. Doa yang dipanjatkan di Raudhah akan dikabulkan Allah SWT.

Untuk mencapai Raudah yang menjadi dambaan umat Islam harus berebutan sebelum masuk ke tempat itu untuk shalat, berzikir, berdoa dan membaca Al Qur’an.

 

OKEZONE

Inilah Waktu dan Tempat Mustajab yang untuk Berdoa

Kala sesesorang memanjatkan doa dengan penuh harap, tentu ia ingin agar doanya diijabah oleh Allah SWT. Doa juga memiliki adab-adab. Selain harus bersih dari hal yang haram, ada pula waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat khusus yang bisa mempercepat dikabulkannya doa.

Ketua IKADI Prof Dr Ahmad Satori Ismail mengatakan saat shalat adalah saat terbaik untuk doa. Karena hakikatnya seluruh bagian shalat yang dikerjakan umat Muslim merupakan doa. “Saat berpuasa juga dianjurkan banyak berdoa, dalam haji selain ibadah secara fisik juga harus berdoa, zakat pun tak hanya niat, dalam niat ada doa,” ujar dia.

Kiai Satori menjelaskan ada tempat dan waktu yang lebih mustajab untuk berdoa. Waktu khusus tersebut Allah SWT janjikan diijabahnya doa seperti setelah shalat fardhu, tengah malam, ketika bepergian, hari Jumat, bulan Ramadhan, saat berpuasa, menjelang berbuka, malam lailatul qadr, sedang mendapatkan kenikmatan, saat shalat ied, dan setelah lebaran.

“Sedangkan dari sisi tempat, sebagian besar tempat yang mustajab berada di Arab Saudi, seperti di Raudhah, Masjidil Haram, Makkah, depan Multazam, belakang Makam Nabi Ibrahim, Hijr Ismail, Padang Arafah, Muzdalifah, Mina, dan masjid-masjid yang selalu dijadikan tempat iktikaf,”ujar dia.

Orang mukmin harus berdoa dengan hati dan kekhusyuan. Dalam meminta harus sungguh-sungguh dan lebih bagus diulang sampai tiga kali.“Allah tidak menerima dari mulut yang hatinya lengah, lalai dan lupa,”jelas dia.

Orang yang dalam keadaan terdesak dan dizalimi pun dapat diijabah doanya.Begitu juga dengan doa orang tua terhadap anak dan sebaliknya serta guru pada murid-muridnya

 

REPUBLIKA

Masjidil Haram dan Tempat-Tempat Mustajab (2-Habis)

Oleh Anggito Abimanyu

Salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa yakni di Hijir  Ismail. Hijir Ismail memang masih termasuk bagian dari Kakbah. Shalat di Hijir Ismail sama saja dengan shalat di dalam Kakbah. Setelah melaksanakan tawaf  dengan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali dan shalat sunnah di Hijir Ismail dan Multazam, jamaah melangsungkan ibadah sa’i. Walaupun tempat sa’i bukan termasuk bagian dari Masjidil Haram,  namun tempat ini juga termasuk tempat paling mustajab.

Ibadah sa’i yang mencontohkan pertama kali adalah ibunda Nabi Ismail yang bernama Siti Hajar. Dalam kitab-kitab Sejarah Islam dikatakan bahwa Siti Hajar berlari-lari antara Bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh  kali  untuk mencarikan air buat anaknya, Nabi Ismail, yang ketika itu masih bayi.

Sebelum memulai ibadah sa’i, jamaah berdoa di Bukit Shafa sekaligus sebagai tempat dimulainya ibadah sa’i. Sedangkan Marwa adalah tempat di mana sa’i berakhir dan para jamaah akan bertahallul atau memotong rambut di tempat ini setelah semua proses ibadah umrah selesai.

Dahulu di wilayah Masjidil Haram, jamaah haji dan umrah  dapat mengunjungi sumur air zam-zam, namun sekarang telah ditutup untuk perluasan area masjid. Namun demikian, di sekitar area Masjidil Haram terdapat fasilitas minum air zam-zam langsung dari sumbernya.

Berjuang untuk dapat shalat dan berdoa di tempat-tempat mustajab memang perlu namun jangan sampai menghilangkan logika, memaksakan diri, dan bahkan menggunakan joki untuk melakukannya. Dalam ketentuan umrah di Masjidil Haram, khususnya mencium Hajar Aswad dan memasuki Kakbah telah diberikan berbagai kemudahan yang Insya Allah pahalanya  setara.

 

sumber: Republika Online

Masjidil Haram dan Tempat-Tempat Mustajab (bagian 1)

Oleh: Anggito Abimanyu

Secara umum di seluruh area Masjidil Haram, Makkah,  adalah tempat yang mustajab. Tentu memasuki Kakbah adalah tempat yang paling mustajab. Di dalam Kakbah  terdapat Hajar Aswad. Hajar Aswad (batu hitam)  diyakini oleh umat Islam merupakan sebuah batu yang berasal dari surga. Yang pertama kali menemukannya adalah Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim.

Memasuki Kakbah tidak diperkenankan untuk umum karena masalah keamanan dan sempitnya tempat. Mencium Hajar Aswad dapat dilakukan secara langsung, namun tidak disarankan, tetapi diwajibkan dengan cara mengangkat tangan dari garis dimulainya umrah yakni di wilayah Multazam.

Meskipun seluruh tempat di Masjidil Haram adalah mustajab, namun demikian ada beberapa tempat yang secara khusus dalam Alquran dan Hadits disebutkan sebagai tempat-tempat musatajab untuk melaksanakan shalat wajib, shalat sunnah dan berdoa.

Multazam adalah sebuah tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Kakbah. Tempat ini diyakini oleh semua ulama sebagai tempat yang paling mustajab. Di tempat ini jamaah melakukan shalat wajib atau sunnah dua  rakaat dan berdoa secukupnya. Hal ini didasari  pada  sebuah hadits riwayat sahabat Abdullah Bin Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan.” (HR. Ahmad)

Tempat paling mustajab selanjutnya adalah di belakang Maqam Ibrahim. Biasanya setelah melaksanakan tawaf tujuh kali, para jamaah haji dan umrah akan melakukan shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim ini.

 

sumber: Republika Online