Puasa, Jangan Abaikan Asupan Air

Nur (26 tahun) hamil lima bulan. Tapi warga Panggang Kabupaten Gunung Kidul ini tetap berpuasa di bulan Ramadhan. Setelah dua minggu menjalankan puasa, tiba-tiba dia merasakan badan lemas, pusing dan bibir pecah-pecah.

Hal yang sama juga dialami Parinem (60 tahun). Dia tak pernah absen untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Tapi usai menjemur padi di dekat rumahnya di daerah Sentolo Kabupaten Kulon Progo, dia merasakan badan lemas dan keluar keringat banyak.

Nur dan Parinem mengaku akhir-akhir ini tak banyak minum, baik waktu buka maupun sahur, karena tak merasakan haus. Nur sempat diinfus dan dirawat inap di Puskesmas dekat rumahnya karena dehidrasi dan badannya sempat panas. Sementara Parinem mengaku tidak lemas lagi setelah membatalkan puasa dan meneguk beberapa air putih.

Menurut Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri RSUP Dr Sardjito, dr. Probosuseno, SpPD-KGer, sebenarnya orang yang hamil maupun lajut usia (lansia) tidak ada halangan untuk menjalankan ibadah puasa.

Bahkan penderita gagal ginjal pun tetap bisa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan sepanjang tidak ada kegawatan atau kondisinya stabil.

Asal, lanjut dia, seseorang yang sedang berpuasa harus cukup cairan sesuai yang dibutuhkan tubuh. Namun pada lanjut usia (lansia) mempunyai ciri yang berbeda dengan orang dewasa, orang muda, maupun anak-anak dalam menjalankan ibadah puasa. Yaitu sensasi haus mereka relative rendah (kurang).

Sebagian masyarakat terutama di Indonesia masih mengonsumsi air dalam jumlah yang kurang dibandingkan dengan kebutuhan. The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) mengungkap 46,1 persen subyek yang diteliti mengalami kurang air atau hipovolemia (kondisi kekurangan cairan) ringan.

Prevalensi hipovolemia ringan pada daerah dataran rendah yang panas lebih tinggi dibandingkan dengan di dataran tinggi yang sejuk. Ironinya, enam dari setiap 10 subyek yang diteliti (sekitar 60 persen) tidak mengetahui diperlukan minum lebih banyak bagi ibu hamil, bagi ibu menyusui, bagi orang yang berkeringat dan bagi orang yang berada dalam lingkungan atau ruang dingin.

Lebih lanjut Probo mengatakan bagi seseorang yang sedang puasa dan mengalami gejala dehidrasi seperti bibir kering, badan lemas, pusing, kencing berwarna kuning pekat, keluar keringat dingin harus segera minum air putih dan kalau kondisi masih lemas, harus diinfus agar kondisi kesehatannya bisa cepat pulih kembali dan bugar. Seseorang yang mengalami dehidrasi dan tidak segera diatasi, bisa berakibat gagal ginjal.

Air mempunyai fungsi penting bagi tubuh. Beberapa hasil penelitian menunjukkan pemenuhan kebutuhan air dalam tubuh dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit dan membuat hidup jadi lebih sehat dan nyaman.

Karena itu, pada saat puasa seseorang harus mengonsumsi air dua gelas saat berbuka, empat gelas pada malam hari sampai menjelang tidur dan dua gelas saat sahur. ”Untuk mengetahui pasti kebutuhan cairan seseorang dalam sehari, bisa dihitung dari berat badan dikalikan 30 cc air,” kata Probo menerangkan.
nneni ridarineni.

sumber: Republika Online