Jangan Sepelekan, Ini 6 Bahaya Tidur di Pagi Hari

(Pertama) Tidak sesuai dengan petunjuk Alquran dan As Sunnah.

(Kedua) Bukan termasuk akhlak dan kebiasaan para salafush saleh (generasi terbaik umat ini), bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.

(Ketiga) Tidak mendapatkan berkah di dalam waktu dan amalannya.

(Keempat) Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya.

Maksud dari hal ini dapat dilihat dari perkataan Ibnul Qayyim. Beliau rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.” (Miftah Daris Saadah, 2/216).

Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di sore harinya dia juga akan malas-malasan pula.

(Kelima) Menghambat datangnya rizki.

Ibnul Qayyim berkata, “Empat hal yang menghambat datangnya rizki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit salat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat.” (Zaadul Maad, 4/378)

(Keenam) Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat. (Zaadul Maad, 4/222)

 

INILAH MOZAIK

Ketika Manusia Tidur ke Mana Ruh?

BANYAK orang mengatakan bahwa tidur itu adalah kematian sementara manusia. Jika dikatakan mati sementara, lantas kemanakah perginya ruh manusia saat tidur?

Menurut ilmiah penelitian ini belum pernah dilakukan, jikalau dilakukan pasti tidak akan masuk logika karena ruh tersebut merupakan jiwa yang berada di dalam masing-masing manusia yang masih hidup, ruh sendiri tidak berbentuk dan manusia sendiripun tak bisa melihatnya. Simak ulasan berikut.

Dalam surah Az-Zumar ayat 42 Allah berfirman :

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah memegang jiwa-jiwa manusia ketika sedang tidur. Dalam ayat lain, yakni surah Al-Anam ayat 60-61 disebutkan:

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.”

Di dalam dua ayat diatas, Allah menyebutkan kata wafat 2 kali, yakni pada kata “yatawaffakum” yang diartikan sebagai kata menidurkan pada ayat diatas, juga pada kata “tawaffathu” yang berarti “diwafatkan”. Hal ini adalah tentang 2 macam wafat, yakni wafat sementara dan wafat selamanya. Hal ini dijelaskan dalam ayat Az-Zumar ayat 42, “maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.”

Karena itulah, ketika kita tidur, menurut sunnah dari Abu Hurairah radliyallaahu anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :

“Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tempat tidurnya, kemudian kembali lagi, hendaklah ia mengibas-ngibaskan kainnya tiga kali (sebelum tibur pada tempat tidurnya). Sesungguhnya ia tidak mengetahui apa yang terjadi saat ia meninggalkannya. Dan apabila berbaring, hendaklah ia membaca : Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, Rabb-ku, aku meletakkan lambungku (tidur), dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya (bangun). Apabila Engkau menahan diriku (mati), sayangilah aku. Namun bila Engkau melepaskannya (hidup), peliharalah ia sebagaimana Engkau telah pelihara dengannya hamba-hamba-Mu yang shalih”.

Tulisan disarikan dari terjemahan Ibn Katsir Rahimahullah Jadi apabila kita hendak tidur hendaknya berwudhudan bacalah doa agar terhindar dari segala macam bahaya dan penyakit. [sumatracyberblogspot]

 

INILAH MOZAIK

Inilah Cara Tidur yang Dibenci Alllah

KETIKA orang (bersiap) tidur, banyak posisi yang bisa ia pilih. Ada yang terlentang, ada yang miring ke kanan, ada yang miring ke kiri, ada yang tengkurap.

Bagaimanakah posisi tidur yang paling buruk menurut Islam dan sains? Berikut ini penjelasannya.

Ibnu Qayyim al Jauziyah dalam Zaadul Maad membuat salah satu sub bab berjudul Posisi Tidur yang Paling Buruk. Beliau menjelaskan bahwa posisi tidur yang paling buruk adalah tidur tengkurap.

Thokhfah Al Ghifariy pernah tidur tengkurap di Masjid Nabawi akibat begadang. Di waktu sahur, Rasulullah menggerak-gerakkannya dengan kaki beliau seraya bersabda:

“Sesungguhnya ini adalah cara tidur yang dibenci oleh Allah” (HR. Ibnu Majah dan Abu Daud).

Sahabat yang lain juga pernah mengalami hal serupa. Ia tidur dengan posisi tengkurap. Rasulullah pun menggerak-gerakkan kaki beliau ke badannya seraya bersabda:

“Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam pendekatan sains, ketika seseorang tidur tengkurap, dada dan perut tertekan sehingga menghalangi pernafasan. Ketika seseorang tidur tengkurap, kepalanya kadang miring ke samping, kadang menghadap ke bawah. Kepala menghadap ke bawah membuat pernafasan terganggu.

Selain itu, tidur tengkurap juga membuat posisi jantung terhimpit sehingga aliran darah terganggu dan kinerja otak terganggu.

Dalam sebuah penelitian di Inggris pada tahun 1990 yang meneliti 72 kematian anak, 67 di antaranya meninggal bukan karena penyakit. Mereka meninggal dipicu oleh posisi tidur tengkurap, atau pakaian yang terlalu ketat dan peningkatan temperatur lingkungan.

Hasil penelitian dari University of Chicago Illinois menunjukkan bahwa risiko kematian tidur tengkurap lebih besar terjadi pada orang yang menderita epilepsi.

Masya Allah ternyata ilmu pengetahuan modern sangat mendukung apa yang disabdakan Rasulullah lebih dari 14 abad yang lalu. Padahal Muhammad sebelumnya tidak dikenal sebagai seorang tabib atau dokter. Beliau juga tidak diajari oleh guru di bidang kesehatan dan kedokteran. Namun banyak hadits beliau tentang kesehatan yang jika diteliti beberapa abad kemudian, ternyata terbukti ada penjelasan ilmiahnya.Wallahu alam bish shawab.

 

MOZAIK INILAH

Yuk..Tiru Cara Rasulullah Tidur

Nabi Muhammad SAW memaknai tidur seperti mati kecil. Karenanya, beliau saat tidur menyiapkan diri untuk menghadap Allah SWT dan mengistirahatkan badannya.

“Itulah adab Nabi tidur sehingga tidur itu dijadikan sebagai istirahat dan tidurpun bagian dari ibadah untuk mendapatkan tenaga yang prima dalam beribadah kepada Allah,”kata Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Dakwah, KH Cholil Nafis kepada ROL, Rabu (19/8)

Ustaz Cholil menuturkan, sebelum Nabi tidur biasanya beliau membersihkan diri. Nabi selalu tidur diawal malam setelah menunaikan Shalat Isya.  Rasulullah sangat tidak suka dan marah kepada orang yang mendahulukan obrolan ketimbangan shalat Isya.

“Setelah shalat Isya Nabi langsung tidur. Nabi setiap mau tidur bersuci dari hadats kecil dengan berwudhu dan tak pernah lupa untuk berdoa,”kata Cholil menjelaskan.

Rasulullah mencuci tiga kali tangan dan wajahnya baru nabi berbaring memiringkan badan ke rusuk sebelah kanan serta menghadap kiblar. Pada saat itu nabi membaca doa seperti ayat Kursi, Al falaq, An-nas lalu doa tidur.

“Rasulullah itu tidur cepat dan cepat bangun. Tidur menghadap kiblat dan miring dengan berbantal tangan kanannya”

Sebelum tidur, rasulullah selalu membersihkan tempat di mana beliau tidur. Sehingga nabi tidur di atas tempat yang bersih. Selepas tidur, tengah malam beliau pun tak lepas membaca doa bahkan nabi memulai dengan mencuci tangannya karena pada saat tidur manusia tidak mengetahui apa yang disentuh oleh tangannya.

 

sumber: republika Online