Tiga Tingkatan Shalat Malam

Melaksanakan ibadah pada sepertiga terakhir malam sangat dianjurkan, sebab pada waktu itu merupakan saat di mana Allah turun ke langit dunia dan akan mengabulkan semua permintaan hamba-Nya.

Waktu malam dihitung dari sejak terbenam matahari sampai terbit fajar, kemudian terbagi menjadi enam bagian, tiga bagian pertama disebut setengah malam pertama. Sunnah bangun pada seperenam keempat dan kelima, ini dihitung sepertiga. Kemudian boleh tidur lagi pada seperenam terakhir. Lalu kapan seseorang mendapatkan waktu turunnya Allah, atau kapan tepatnya sepertiga malam terakhir itu?

Jika waktu malam dibagi dalam 6 bagian, maka waktu sepertiga malam setelah tengah malam adalah pada seperenam kelima malam. Nabi Saw telah menunjukkan kita waktu tersebut dalam hadis berikut ini

أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ ، وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

Sesungguhnya puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud, dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Daud, ia tidur setengah malam, lalu bangun pada sepertiganya dan tidur pada seperenamnya, ia puasa satu hari dan berbuka satu hari.” (HR. Bukhari&Muslim)

Berdasarkan pembagian waktu malam dalam hadis di atas, maka dalam melaksanakan shalat malam ada tiga tingkatan:

Tingkatan pertama: Tidur setengah malam pertama kemudian bangun pada sepertiga malam dan tidur pada seperenamnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Amr, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud, dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Daud, ia tidur setengah malam, lalu bangun pada sepertiganya dan tidur pada seperenamnya, ia puasa satu hari dan berbuka satu hari.” (HR. Bukhari&Muslim)

Kedua, bangun pada sepertiga malam terakhir. Sebagaimana dikatakan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia saat tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman, ‘Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta pada-Ku maka Aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya. (HR. Bukhari&Muslim)

Jika khawatir tidak bangun malam, maka berpindah pada tingkatan ketiga.

Tingkatan ketiga: Shalat pada awal malam atau kapan saja pada waktu malam sesuai kemudahan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bahwa Rasulullah bersabda,

Barang siapa yang khawatir tidak bangun pada akhir malam, hendaknya ia shalat witir pada awalnya. Barang siapa yang bertekad untuk bangun pada akhirnya maka hendaknya ia shalat witir pada akhir malam , sesungguhnya shalat pada akhir malam itu disaksikan dan itu lebih utama.” (HR. Bukhari)

Wallahu’alam.

BINCANG SYARIAH