Pemerintah Kebut Persiapan Umrah Masa Pandemi

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia telah melakukan rilis nota diplomatik dari Kedutaan Besar Arab Saudi pada Sabtu (9/10/2021) lalu. Pada rilis tersebut dijelaskan bahwa Arab Saudi akan segera membuka umrah untuk warga Indonesia.

Menindaklanjuti rilis tersebut, Kementerian Agama melalui Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Nur Arifin, mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan langkah-langkah teknis umrah di masa pandemi Covid-19. Langkah tersebut sebagai upaya persiapan ketika umrah benar-benar dibuka oleh Arab Saudi.

“Setelah rilis tersebut, Kementerian Agama langsung berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Teknis Urusan Haji RI di Jeddah. Terdpat banyak hal yang kami bicarakan terkait dengan persiapan teknisnya,” terang Nur Arifin.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah akan melakukan mitigasi. Berdasarakan data yang dimiliki oleh Kementerian Agama ada sekitar 59 ribu calon jamaah umrah yang tertunda keberangkatannya akibat covid-19.  

“Kami juga menyiapkan data jemaahnya. Untuk itu kami meminta kepada teman-teman PPIU mendata kembali jemaahnya yang tertunda sejak Covid-19. Selain jumlahnya juga perlu data Jemaah yang telah divaksin lengkap dan Jemaah yang membatalkan pendaftaran umrah. Semua kita butuhkan untuk menyiapkan keberangkatan Jemaah umrah masa pandemi,” terangnya. 

Nur Arifin menjelaskan bahwa permintaan data kepada PPIU tersebut telah disampaikan oleh Kementerian Agama pada Senin (11/10/2021) kemarin. Permintaan data tersebut melalui Surat Edaran yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebagai persiapan penyelenggaraan ibadah umrah tahun 1443H. 

Terbaru, Nur Arifin juga menyatakan telah menggelar rapat online membahas sertifikat vaksin pada Selasa (12/10/2021) pagi. Rapat  membahas berbagai hal teknis agar sertfiikat vaksin dapat terbaca pada sistem QR Code Arab Saudi. 

“Prinsipnya, Kemenkes setuju akan membuka data pada aplikasi peduli lindungi dalam rangka mendukung penyelenggaraan ibadah umrah. Pembukaan data juga tetap menjaga kerahasiaan data Jemaah,” terang Nur Arifin.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Nur Arifin bahwa teknis untuk pembukaan akses data akan ditindaklanjuti bersama antara Kemenkes dengan Kemenag. Alternatif QR code dicetak manual dan dibawa masing-masing jemaah atau QR code dimasukkan dalam aplikasi Siskopatuh yang QR code-nya akan dicetak melalui kartu identitas jemaah umrah.

Sebagai informasi bahwa saat ini Kemenkes RI sedang berkoordinasi dengan otoritas Arab Saudi untuk integrasi data Peduli Lindungi dengan aplikasi Tawwakalna. Pemerintah terus berupaya agar hal-hal teknis dapat selesai dalam waktu dekat sehingga Jemaah umrah dapat segera diberangkatkan. (ab/ab).

KEMENAG RI

Jamaah Umroh Mulai Berdatangan

Jamaah umroh asing yang melakukan umroh pertama di tahun baru Islam akan tiba di Kerajaan hari ini, Jumat (13/8). Informasi ini disampaikan anggota Komite Nasional Haji dan Umroh, Hani Ali Al-Amiri.

Para peziarah dari Nigeria akan menjadi yang pertama tiba pada pukul 9.00 malam waktu setempat, di Bandara King Abdulaziz Jeddah.

Dilansir di Saudi Gazette, Al-Amiri menegaskan perusahaan pelayanan siap menerima jamaah dari bandara dan hotel, serta mengawasi masuknya mereka ke Masjidil Haram.

Izin umroh akan dilakukan melalui aplikasi “Eatmarna”. Aplikasi yang sama juga akan mengatur upaya tindak lanjut masing-masing kelompok selama ibadah umrah atau saat mengunjungi Madinah.

Al-Amiri menambahkan jamaah dapat membeli seluruh program umrah, termasuk penerbangan, transportasi, hotel, serta memilih perusahaan umrah melalui platform elektronik.

Mereka dapat mendaftar program Umroh dan melakukan pembelian paket layanan melalui e-portal “Maqam”.

Dalam pernyataan otoritas terkait, perusahaan umrah wajib mengalokasikan 10 persen kamar hotel, di lingkungan akomodasi jamaah asing, untuk isolasi. Jumlah tamu di setiap kamar tidak boleh melebihi dua orang, untuk memastikan prosedur keselamatan jamaah dari virus Covid-19.

Kementerian Haji dan Umroh juga menekankan bus yang akan mengangkut jamaah haji Makkah dan Madinah tidak melebihi 50 persen dari kapasitas. Hal ini merupakan bagian dari syarat komitmen untuk menerapkan tindakan pencegahan.  

KHAZANAH REPUBLIKA

Arab Saudi Buka Umroh, Indonesia Termasuk

Pemerintah Arab Saudi akan menerima lebih dari 20 ribu jamaah dari dalam dan luar negeri untuk pelaksanaan ibadah umroh. Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi. 

Namun demikian menurut juru bicara Kementerian Haji dan Umroh, Hisham bin Saeed mengatakan jamaah luar negeri yang dapat melaksanakan umroh bukan berasal dari negara-negara yang masuk dalam daftar  negara yang dilarang melakukan perjalanan ke Arab Saudi sebagaimana  instruksi dari Kementerian Kesehatan dan Otoritas Umum Penerbangan Sipil (GACA). 

Seperti dilansir Saudi Gazette pada Ahad (1/8) saat ini negara-negara yang menghadapi larangan perjalanan adalah India, Pakistan, Indonesia, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Vietnam, Afghanistan, dan Lebanon. Larangan itu didorong oleh lonjakan kasus virus corona dan variannya yang berkelanjutan di negara-negara tersebut.

Sementara itu sekitar 500 perusahaan dan lembaga layanan umroh dan lebih dari 6.000 agen umroh asing disiapkan untuk menerima jamaah umroh asing yang divaksinasi.

Para calon peziarah itu dapat memesan paket umroh dan melakukan semua pembayaran melalui sekitar 30 situs dan platform elektronik yang tersedia untuk reservasi global, menurut Hani Ali Al-Amiri, anggota Komite Nasional Haji dan Umroh.

Hanya mereka yang telah divaksinasi penuh terhadap virus corona yang dapat mengajukan visa umroh. Jamaah umroh juga harus dalam kondisi kesehatan yang prima dan harus mematuhi protokol kesehatan yang bertujuan untuk memastikan keselamatan jamaah yang datang dari luar negeri.

//Andrian Saputra

IHRAM