Terungkap, Ada Aktivis Kemanusiaan di Aleppo Operasikan Sekolah Didanai Lembaga Katolik

Serangan rezim Assad di Aleppo membongkar hal penting saat tujuh sekolah yang dikelola aktivis Kesh Malek di sejumlah distrik di Aleppo dibombardir Rusia. Direktur Eksekutif Kesh Malek, Marcell Shehwaro mengaku mendapat sumber pendanaan sekolah dari lembaga donor nasrani. Pengakuan ini terungkap saat ia berbicara dengan kantor berita Reuters di London Sabtu (6/2/2016).

“Sumber utama pendanaan adalah kelompok bantuan katolik Pax Christi dan Pembangunan dan Perdamaian,” ujarnya.

Pax Christi merupakan organisasi bantuan internasional katolik dengan misi mentransformasi keguncangan dunia dari kekerasan, terorisme, kesenjangan dan ketidakamanan global. Didirikan pada 1945 di Perancis saat perang dunia II kemudian berkembang di Eropa dan kini melakukan aktivitasnya secara global.

Sedang lembaga donor Pembangunan dan Perdamaian adalah organisasi pendanaan dari Gereja Katolik Kanada. Lembaga ini beroperasi di 33 negara melalui kelompok-kelompok kerjasama termasuk Kesh Malek.

Kesh Malek mengelola tujuh sekolah yang menampung 3000 siswa dengan 110 guru umumnya tenaga pendidik baru yang belum berpengalaman. Akibat serangan rezim, lembaga kemanusiaan itu terpaksa menutup sementara sekolahnya.

“Ketika bekerja di dunia pendidikan, Anda merasa betapa pentingnya hal ini bahwa ada generasi lain, dan generasi ini perlu memiliki kesempatan, kesempatan untuk mengenyam pendidikan,” Marcell menjelaskan visi kemanusiaannya di Suriah.

Perempuan nasrani pemimpin Kesh Malek itu juga mengatakan, “Kami berpikir jangka pendek. Mari kita menghadapi situasi seperti sekarang ini. Jika Aleppo dikepung besok, kita akan menemukan jalan kreatif untuk menghadapinya.”

Meski menutup sekolah, lembaga kemanusiaan yang berpusat di Turki ini menggantinya dengan pendidikan informal yang bertempat di ruang-ruang bawah tanah. Hal itu dilakukan agar terhindar dari serangan bom yang dijatuhkan Rusia dari udara.

“Mulai saat ini sekolah kami tidak memiliki halaman. Kami tidak memiliki kegiatan olah raga atau sejenisnya. Kami menggantikannya dengan menggambar, permainan boneka, dan aktivitas dalam ruangan lainnya,” katanya tanpa putus asa.

Dalam laporannya Reuters memuji perempuan yang pernah kuliah di Universitas Essex Inggris itu dengan “Sebagai kristiani, (Marcell) Shehwaro melayani komunitas muslim sunni.”

Bila pendidikan anak-anak muslim Suriah dikelola dan didanai oleh umat lain lalu uzur apa yang akan kita sampaikan pada Allah kelak? (REUTERS/ZEN)

 

 

sumber: Bumi Syam