Tanggapi Pernyataan Singapura Soal UAS, Kepala BNPT Bicara Fanatisme Agama

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Boy Rafli Amar buka suara soal pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Singapura, K Shanmugam terkait Ustadz Abdul Shomad (UAS). Boy Rafli menanggapi dengan berbicara soal fanatisme beragama.

Boy Rafli menilai fanatisme pada dasarnya adalah sikap positif pemeluk agama. Ia menyebut fanatisme dapat meningkatkan keimanan para pemeluk agama.

“Fanatisme itu sebuah hal positif bagi pemeluk agama yang bersangkutan dalam menjalankan syariat agama untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan,” kata Boy Rafli Amar di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, Selasa (24/5/2022), dilansir Detikcom.

Boy Rafli menuturkan pernyataan seorang tokoh memang bisa menjadi inspirasi pemeluk agama. Hal itu, menurutnya, juga termasuk beberapa peristiwa ketika ucapan tokoh menginspirasi orang lain melakukan aksi teror.

“Tapi, dalam beberapa peristiwa lain, ucapan tokoh bisa menginspirasi orang melakukan kekerasan dan bahkan melakukan tindakan teror. Kita punya fakta itu,” katanya.

Boy Rafli juga beranggapan, bahwa dalam konteks kehidupan beragama, fanatisme merupakan karakter penganut agama.

Boy menyebut yang terpenting adalah jangan menyalahkan ajaran agama lain. Sebab, katanya, menyalahkan ajaran agama lain berpotensi menimbulkan intoleransi.

“Fanatisme ini saya pikir, dalam konteks kehidupan kita beragama, itu karakter kita sebagai penganut agama. Yang terpenting, kita harus menghormati kebenaran versi agama lain. Yang penting kita tidak menyalahkan ajaran orang lain yang berbeda dengan keyakinan kita. Mereka punya fanatisme sendiri,” katanya.

“Kalau kita memaksakan versi kebenaran kita, sementara agama lain mengajarkan lain, tentu ini berpotensi menimbulkan intoleransi,” sambungnya.

Sebelumnya, Mentri Dalam Negri Singapura K. Shanmugam menuding pendakwah Indonesia Ustadz Abdul Shomad (UAS) sebgai sosok pemecah belah. Dia juga mengklaim UAS telah terbukti mempengaruhi warganya menjadi radikal.

Shanmugam mengatakan UAS telah berada di radar otoritas Singapura selama beberapa waktu. Hal itu, menurutnya, setelah terungkap bahwa beberapa warga yang diindikasi terdampak radikalisasi telah menonton videonya dan mengikuti khotbahnya.

“Khotbah Somad memiliki konsekuensi dunia nyata,” kata Shanmugam di kantor pusat Kementerian Dalam Negeri (MHA) di daerah Novena Senin (23/5/2022), dilansir oleh Strait Times.

Di antara mereka, kata Shanmugam, adalah seorang anak berusia 17 tahun yang ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri pada Januari 2020. Remaja itu, klaimnya, telah menonton ceramah YouTube UAS tentang bom bunuh diri, dan mulai percaya bahwa pelaku bom bunuh diri adalah martir.

Shanmugam juga mengutip contoh-contoh terbaru dari pernyataan pendukung UAS yang memprotes pemerintahan Singapura setelah UAS didepak oleh otoritasnya. Ia juga menuding US sebagai sosok yang memecah belah.

“Bahasanya, retorikanya, seperti yang Anda lihat, sangat memecah belah – sama sekali tidak dapat diterima di Singapura,” tudingnya. “Kerukunan ras, agama, kami menganggap (ini) mendasar bagi masyarakat kami dan sebagian besar warga Singapura menerima itu,” tambahnya.*

HIDAYATULLAH

Jangan Ragu Sedekah, Ini Sejumlah Manfaatnya Menurut UAS

Sedekah mempunyai sejumlah manfaat yang kembali kepada pelakunya

Dalam Islam yang disebut orang yang menang adalah orang yang selamat dari sifat bakhil. 

Menurut Ustadz Abdul Somad, keutamaan-keutamaan mensyukuri nikmat dengan cara bersedekah. Di antaranya yakni orang yang yang bersedekah akan mudah dikabulkan doanya oleh Allah SWT. Sebagaimana riwayat pemuda soleh yang terbebas setelah terkurung dalam gua. 

Pemuda itu terbebas setelah berdoa dengan menyebutkan amal sedekah yang pernah dilakukannya. Dari keterangan itu, menurut UAS  bahwa boleh bagi seorang Muslim memanjatkan doa dengan menyebut amal sedekah yang pernah dilakukannya. 

Selain itu UAS menjelaskan bahwa amal sedekah dapat membebaskan seseorang dari berbagai kesulitan atau mempermudah segala urusan yang dihadapi. Sebab itu sangat mulia bahi seseorang yang dapat bersedekah dengan membebaskan utang-utang Muslim yang sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk melunasinya.  

UAS menjelaskan keutamaan sedekah lainnya yakni menolak datangnya kematian dengan cara yang buruk. Sedekah juga dapat memadamkan kemurkaan Allah dan menjadi sarana membuka pintu surga.

“Karena itu anak-anak kita latih sedekah sejak kecil, seumur hidup dia akan ingat. Ingat hidup kita singkat, tetapi sedekah panjang, sedekah jariyah,” sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika. 

KHAZANAH REPUBLIKA

UAS Kisahkan Keutamaan dan Amalan Utama Saat Sya’ban

Sya’ban adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ustadz Abdul Somad (UAS) menceritakan kisah Usamah bin Zaid RA, cucu angkat Rasulullah, yang datang menemui Rasulullah. Pemuda yang mendapat judulan Hibbu Rasulullah (orang yang dicintai Rasulullah) itu bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban?”

Nabi SAW menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ

“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunnah.” (HR. Tirmizi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah, Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini).

“Jadi dalam 12 bulan itu, bulan yang paling dianjurkan puasa setelah bulan Ramadhan adalah Sya’ban,” kata UAS dalam ceramah virtualnya yang dikutip Republika.co.id, Selasa (16/3).

Hal ini selaras dengan hadits Aisyah RA yang berkata, “Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunnah daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya’ban kecuali sedikit (beberapa) hari.” (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710).

“Mengapa Rajab dan Ramadhan selalu diingat sedangkan Sya’ban sering dilupakan? Karena bulan Rajab sudah diagungkan, dimuliakan oleh orang-orang jahiliyah bahkan sebelum Islam datang.

Rajab juga termasuk dalam bulan-bulan haram yang dimuliakan dalam Alquran. Sedangkan Ramadhan, siapa yang tidak mengetahui Ramadhan karena didalamnya ada lailatul qadr dan momen Alquran diturunkan,” kata UAS. 

“Beribadah pada saat orang lupa, pahalanya besar, contohnya tahajud, banyak orang lalai makanya pahalanya besar bagi yang menjalankannya. Maka dari itu, keutamaan beramal saat orang lalai itu pahalanya amat luar biasa,” ujarnya. 

Dai yang meraih gelar profesor di Universitas Islam Omdurman Sudan itu mengutip penjelasan Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitabnya, Fathul Bari bahwa catatan amal manusia  diangkat sebanyak tiga kali, yaitu harian, mingguan, dan tahunan. Catatan amal harian akan diangkat setiap ba’da Ashar, catatan amal mingguan akan diangkat setiap Kamis. Sedangkan catatan amal tahunan akan diangkat setiap bulan Sya’ban.

“Jika saat catatan amal diperiksa dan diangkat oleh malaikat, seseorang itu sedang berpuasa atau sedang sholat berjamaah maka akan baik laporan amalannya kepada Allah SWT,” ujar Dosen UIN Sultan Kasim Riau itu.

“Bulan Sya’ban memiliki malam yang istimewa yakni pada 15 Sya’ban, yang biasa disebut Nisfu Sya’ban. Di malam itu, Allah SWT akan memperhatikan seluruh makhluk-Nya dengan perhatian khusus. Allah SWT juga akan ampunkan dosa semua makhluk-Nya, kecuali orang musyrik (orang yang menyekutukan Allah) dan orang musahid (orang yang berkelahi dan belum berdamai),” kata UAS. 

Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitab Ghunyah al-Thalibin, malam nisfu Sya’ban adalah malam yang diberkati Allah (lailah mubarakah). Malam tersebut disebut juga dengan malam pembebasan (lailatul bara’ah).

“Dan di antaranya, malam pembebasan disebut dengan ‘mubarakah’ (yang diberkati) karena di dalamnya terdapat turunnya rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi penduduk bumi.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 278).

“Dikatakan bahwa malam nisfu Sya’ban disebut malam pembebasan karena di dalamnya terdapat dua pembebasan. Pertama, pembebasan untuk orang-orang celaka dari siksa Allah yang Maha-Penyayang. Kedua, pembebasan untuk para kekasih Allah dari kehinaan.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 283).

KHAZANAH REPUBLIKA

UAS Jelaskan Cara Sholat Idul Fitri di Rumah Saat Pandemi

Menurut UAS, sholat Idul Fitri di rumah saat pandemi Covid-19 tetap sah.

Ulama asal Pekanbaru, Riau, Ustadz DR Abdul Somad Lc MA, memberikan penjelasan soal cara sholat idul fitri di tengah pandemi covid-19. Hal ini jika wabah Covid-19 belum berakhir dan aturan serta imbauan untuk tidak sholat Idul Fitri berjamaah di masjid atau di lapangan masih berlaku.

“Selesai Ramadhan, malam Idul Fitri, besoknya kita (bertanya) sholat Idul Fitri di mana? Andai (Covid-19) tidak selesai, tapi kita harap selesai. Semoga video ini (penjelasan UAS) selesai (bisa menjelaskan),” kata UAS dalam video pribadinya, Ahad (3/5) malam.

Dalam penjelasanya, UAS mengutip penjelasan dari Imam al-Muzani yang merupakan murid Imam Syafii. Penjelasan itu diterangkan dalam ringkasan kitab Al Umm, kitab induk Imam Syafii.

Menurut UAS, dalam kitab itu disebutkan boleh sholat Idul Fitri maupun Idul Adha seorang diri saja. “Pagi Idul Fitri gak bisa pulang kampung. Sendirian di rumah kos-kosan. Sholat Idul Fitri di situ sendiri. Allahu Akbar. Di rumahmu,” kata UAS.

“Yang gak bisa mudik, gak boleh mudik, mudik pulang kampung ditangkap di tol. Sedih, jangan sedih. Sholat sendiri di rumah,” kata UAS menambahkan.

Menurut UAS, berdasarkan penjelasan kitab itu, orang yang sholat Idul Fitri ini juga berlaku untuk hamba sahaya (budak) yang pada zaman dahulu tuannya tidak membolehkannya keluar. Kemudian, hal ini juga berlaku untuk perempuan yang tidak bisa keluar rumah karena takut tak ada muhrimnya.

Selain boleh sholat Idul Fitri sendirian, UAS juga menjelaskan jika sholat Idul Fitri nanti bisa dilakukan berjamaah di rumah dengan orang yang terbatas. “Di rumah itu ada bapak, ada anaknya, ada ponakannya, ada istrinya, keluarganya. Sesungguhnya sholat Idul Fitri, Idul Adha, sah dilaksanakan empat orang,” kata UAS.

Menurut UAS, empat itu merupakan batas minimal jamak. Jadi, menurut UAS, tidak ada alasan untuk tidak sholat Idul Fitri dan Idul Adha di rumah, baik itu sendiri maupun berjamaah.

Kemudian, untuk khatib sholat Idul Fitri di rumah nanti, UAS menjelaskan, rukun khutbahnya sama seperti khutbah Idul Adha dan khutbah Jumat. “Cuma lima saja,” kata UAS.

UAS menjelaskan, khatib harus berdiri. Kemudian, takbir, mengucap alhamdulillah, setelah itu membaca shalawat (Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad).

Setelah itu, membaca ayat Alquran ( Ya ayyuhalladzina amanu ittaqullah). Jika tidak hafal, boleh membaca qul huwallāhu aḥad Allahus somad. Setelah itu, wasiat takwa (Usikum wanafsi bitaqwallahi). Jika tidak bisa bahasa Arab, sebutkan, “Kuwasiatkan kepada kamu, takutlah kepada Allah.”

Kemudian, duduk sebentar. Sebab, khutbahnya terdiri atas dua khutbah.

“Setelah itu, berdiri lagi dan ulang lagi. Alhamdulillah, shalawat, membaca qul huwallāhu aḥad Allahus somad, jamaah sekalian mari kita tingkatkan takwa, mudah-mudahan kita smeakin takwa kepada Allah,” kata UAS.

Selanjutnya membaca doa (Allahumma muslimin). Kalau tidak bahasa Arab, bisa berdoa, “Ya Allah lepaskan bencana ini,” dan ditutup kalimat Alhamdulillahirabbil alamin. “Selesai, habis,”kata UAS.

“Tidak ada alasan untuk tidak beribadah. Mudah-mudahan bermanfaat, terima kasih,” kata UAS.

KHAZANAH REPUBLIKA

Menolak Shalat Istisqa, Malu Tidak Turun Hujan

Meluruskan Seorang Dai yang Tidak Mau Sholat Istisqa Karena Malu Tidak Turun Hujan

Alhamdulillah ‘ala kulli haal, saat ini kemarau panjang dan banyak terjadi kebakaran hutan. Nah beberapa kaum muslimin sudah melakukan shalat istisqa’. Namun sayangnya ada seorang dai mempropagandakan menolak jadi imam shalat istisqa’ karena alasannya bisa bikin malu jika ternyata setelah shalat tidak turun hujan, dan menganggap doa tidak terkabul. Mohon tanggapannya, syukron.

Abu Azzam

Jawaban:

Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalam’ala Rasulillah.

Membaca statemen seperti itu keluar dari seorang da’i, kita masyarakat yang pembaca lebih merasa malu melihat tingkah malu-maluin dari seorang yang diustadzkan. Tidak seyogyanya komentar semacam itu muncul dari seorang yang dianggap berilmu. Karena tindak tanduknya ditiru lan digugu (diikuti dan ditaati, jawa). Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua.

Isi dan tujuan dari sholat istisqa, adalah doa meminta hujan. Karena Istisqa’ / استسقاء sendiri memiliki makna, meminta hujan. Setiap kata kerja bahasa Arab, yang didahului huruf alif (ا), sin (س) dan ta’ ( ت), memiliki arti permintaan.

– Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam mengajarkan umatnya untuk optimis dalam berdoa. Apakah kemudian ada da’i di tengah umatnya, yang tega menghancurkan karakter optimis yang telah lama beliau perjuangkan pada umatnya ini?!

Beliau berpesan,

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه

“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah (dengan doanya).” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani)

– Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya, untuk merasa butuh dan miskin di hadapan Allah. Kemudian ada da’i di tengah umatnya yang tega menggugurkan sifat yang mulia ini?!

Saat perang Badar sedang berkecamuk, Nabi shalallahu alaihi wa sallam mengangkat tangan beliau tinggi-tinggi, seraya menengadah ke arah langit. Dengan penuh rasa harap dan teramat butuh kepada Allah, beliau mengucapkan doa,

اللهم أنجز لي ما وعدتني، اللهم آت ما وعدتني، اللهم إن تهلك هذه العصابة (الجماعة من الناس) من أهل الإسلام لا تُعْبد في الأرض

“Ya Allah mohon tunaikan apa yang telah Engkah janjikan kepada kami, ya Allah datangkan apa yang Engkau janjikan kepada kami, jika pasukan muslim yang sedikit ini kalah, Engkau tak akan lagi disembah di muka bumi”

Kata Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu, yang melihat langsung kejadian itu,

فما زال يهتف بربه ماداً يديه، مستقبل القبلة، حتى سقط رداؤه عن منكبيه، فأتاه أبو بكر، فأخذ رداءه فألقاه على منكبيه، ثم التزمه من ورائه، وقال يا نبي الله! كفاك مناشدتك ربك، فإنه سينجز لك ما وعدك الحديث.

“Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam terus bermunajat kepada Allah, seraya menengadahkan tangan, dalam posisi menghadap kiblat, sampai selendang dipundak beliau, jatuh.

Kemudian Abu Bakar mengambilkan selendang dan menempatkannya kembali di pundak Nabi.

Lalu Abu Bakar diam sejenak di belakang Nabi. Sampai Abu Bakar berkata kepada Nabi,

“Duhai Nabi Allah, cukup doa engkau kepada Allah.. cukup. Allah pasti menunaikan apa yang dijangjikanNya kepada engkau.” (HR. Muslim)

Siapa kita dibandingkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam?! Manusia yang paling bertakwa yang telah dijamin surga pun, ternyata bersikap demikian butuh, merasa fakirnya kepada Allah?! Apakah Anda tega wahai dai, mensia-siakan keteladanan jujur dari manusia paling jujur ini?!

Allah itu semakin cinta, saat ada hambaNya sedikit-sedikit minta sama Allah. Semakin besar rasa miskinnya di hadapan Allah, semakin cinta Allah sama dia. Di situlah sumber ketundukan, kekhuyuan dan ketawaduan kepada Allah.

Dan sebaliknya, semakin seorang itu merasa kaya, merasa cukup kepada Allah, semakin besar murka Allah kepadanya. Di situlah sumber kesombongan, kepongahan dan pembangkangan.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir : 60)

– Nabi itu, sampai urusan tali sendal putus saja minta sama Allah. Anda soal urusan hujan malah membuat umat pesimis untuk minta sama Allah?!

ليسأل أحدكم ربه حاجته كلها حتى شسع نعله إذا انقطع

Hendaklah setiap kalian meminta kepada Rabbnya semua kebutuhan, sampai-sampai ketika tali sandalnya lepas’.”

Mari pembaca, kita melihat keteladanan dari orang-orang yang benar-benar berilmu. Ulama sejati yang bukan sekedar diulamakan. Atau dalam bahasa kita; Ustadz sejati yang bukan sekedar diustadzkan. Kita simak paparan dari Imam Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah,

وكان بعض السلف يسأل الله في صلاته كل حوائجه حتى ملح عجينه وعلف شاته ، وفي الإسرائيليات : أن موسى عليه الصلاة والسلام قال : يا رب ! إنه ليعرض لي الحاجة من الدنيا فأستحي أن أسألك . قال : سلني حتى ملح عجينك وعلف حمارك

“Sebagian ulama salaf dahulu, meminta kepada Allah dalam sholat mereka, semua kebutuhan mereka. Sampai ada yang meminta kepada Allah garam dapurnya atau pakan (makanan) kambingnya. Disebutkan dalam riwayat Israiliyat : Bahwa Musa -alaihis sholaatu wassalam-, pernah berdoa,

“Ya Tuhanku… Sungguh ada kebutuhan duniawi yang aku butuhkan, namun aku malu meminta kepadaMu.”

Allah ta’ala menjawab keluhan Musa,

“Mintalah kepada-Ku, sampaipun garam dapurmu atau pakan keledaimu.”

Ibnu Rajab melanjutkan,

فإنَّ كلَّ ما يحتاج العبد إليه إذا سأله من الله فقد أظهر حاجته فيه وافتقاره إلى الله ، وذاك يحبه الله

Hamba yang meminta semua kebutuhannya kepada Allah, dia telah menampakkan rasa butuh dan fakirnya kepada Allah. Sifat seperti itu, dicintai oleh Allah.

(Jami’ Al ‘Ulum wal Hikam, 2/662)

– Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya, untuk mantap / percaya sepenuhnya, saat meminta dan bergantung kepada Allah. Lalu akankah ada dai di tengah umatnya yang begitu tega melenyapkan perasaan itu dari umatnya?!

Beliau bersabda,

لا يقل أحدكم إذا دعا اللهم اغفر لي إن شئت اللهم ارحمني إن شئت ليعزم المسألة فإنه لا مُكرِه له

“Janganlah kalian ketika berdoa dengan mengatakan, ‘Ya Allah, ampuni aku jika Engkau mau. Ya Allah, rahmatilah aku, jika Engkau mau’. Hendaknya dia memantapkan keinginannya, karena tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di hadis yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “…..Karena Allah tidak keberatan dan kesulitan untuk mewujudkan sesuatu.” (HR. Ibn Hibban dan dishahihkan Syua’ib Al-Arnauth)

Rasul shallallahu’alaihi wasallam melarang menyertakan kalimat

“Jika Engkau mau ya Allah…”

karena ungkapan ini bertentangan dengan prinsip merasa miskin di hadapan Allah. Padahal Allah tegas berfirman,

۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِيُّ ٱلۡحَمِيدُ

Hai manusia! Kalian itulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak butuh sesuatu apapun), dan Dia Maha Terpuji. (QS. Fathir : 15)

Wajarnya, permintaan yang disertai ungkapan tawar seperti itu, ditujukan kepada orang tidak terlalu dia pertimbangkan, tidak terlalu dia harapkan karena khawatir jika memantapkan harapan akan kecewa, tidak terlalu dia butuhkan.

(Lihat : Syarah Kitab At Tauhid min Shahih al-Bukhari, 2/256. Syekh Abdullah Al Ghunaiman)

Kasarnya, semakna dengan ucapan seorang, “Kalau mau yang silahkan kalau enggak yang ga papa, emang gue pikirin.”

Atau ungkapan lain, “Kalau sudah jadi imam shalat istisqa’ ternyata gak turun hujan, mejret deh lu…… Malu banget, ngimamin istisqa’ tapi nggak juga turun hujan. Berarti doa lu kagak mempan.”

Subhanallah, jelas ini sebuah kelancangan dan tidak ada kesopanan sama sekali kepada Allah !!

Setidaknya, pernyataan seperti di atas mengandung 5 kemungkaran berikut :

[1] Indikasi kurangnya tawakkal kepada Allah.

[2] Merendahkan ibadah sholat istisqa’ dan menjadi imam sholat istisqa’.

Kemudian berbuntut perendahan kepada semua orang yang beramar ma’ruf mengajak masyarakat untuk menghidupkan sunah sholat istisqa’. Bisa dibayangkan betapa banyak orang yang terdzolimi oleh ucapan semacam ini?!

[3] Merendahkan saudaranya sesama muslim yang sedang berdoa.

Padahal mereka telah berupaya melaksanakan perintah Allah,

ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ تَضَرُّعٗا وَخُفۡيَةًۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِين

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. ( QS. Al-A’raf : 55)

[4] Indikasi kesombongan.

Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

الكبر بطر الحق وغمط الناس

Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. (HR. Muslim)

[5] Prasangka buruk kepada Allah.

Seakan berat bagi Allah untuk mengabulkan doa hamba-hambaNya meminta hujan. Ini prasangka menghina Allah! Menyerupai prinsip orang-orang musyrik Jahiliah dan orang orang munafik.

Allah ta’ala mengatakan,

وَيُعَذِّبَ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ وَٱلۡمُشۡرِكَٰتِ ٱلظَّآنِّينَ بِٱللَّهِ ظَنَّ ٱلسَّوۡءِۚ عَلَيۡهِمۡ دَآئِرَةُ ٱلسَّوۡءِۖ وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ وَلَعَنَهُمۡ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرٗا

Dia mengazab kaum munafik laki maupun perempuan, juga kaum musyrik laki maupun perempuan, yang berprasangka buruk kepada Allah. Mereka akan mendapat giliran (azab) yang buruk dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka serta menyediakan neraka Jahanam bagi mereka. Dan (neraka Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. Al-Fath : 6)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah sampai menyimpulkan,

أعظم الذنوب عند الله إساءة الظن به

Dosa terbesar di sisi Allah adalah, berprasangka buruk kepadaNya. (Ad-Daa’ wad Dawaa’, hal. 318)

Baca juga : Shalat Istisqo, Tak Turun Hujan?

Maka hendaklah kita bertakwa kepada Allah dalam berucap. Karena akibat buruk dari ucapan amat menyesalkan dan menyesakkan. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengingatkan,

إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ المَشْرِقِ

Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat. (HR. Bukhari dan Muslim)

Mari kita tiru diantara seorang yang paling jujur menghamba kepada Allah. Beliau teladan dalam berdoa dan bertawakkal kepada Allah, sahabat yang mulia; Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu, beliau pernah berpesan,

أنا لا أحمل همَّ الإجابة ولكن أحمل همَّ الدعاء، فإذا ألهمت الدعاء فإن معه الإجابة

“Dalam berdoa, aku tidaklah fokus pada urusan dikabulkannya doa. Yang aku fokusi adalah hasrat untuk selalu berdoa. Jika aku diilhamkan untuk berdoa, maka pengkabulan akan menyertainya”.

Teruslah berdoa, dengan memperhatikan adab dan sebab mustajabnya doa, tanpa kenal bosan dan lelah insyaallah akan terkabul. Di samping doa itu sendiri adalah ibadah, sumber pahala.

Semoga Allah memberi hidayah kepada seluruh kaum muslimin.

Wallahua’lam bis showab.

***

Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshori
(Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta)

Read more https://konsultasisyariah.com/35572-menolak-shalat-istisqa-malu-tidak-turun-hujan.html

Warga Aceh Galang Dana Beli Pesawat untuk UAS

Warga Sibreh, Aceh Besar dan Aceh kecewa karena pesawat yang ditumpangi Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam agenda Safari Dakwah ke Aceh kembali mengalami keterlambatan atau penundaan.

UAS berangkat dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, transit di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, untuk menuju Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda Aceh, Senin (02/07/2018).

Terkait itu, warga Aceh pun bertekad untuk menggalang dana guna membeli pesawat pribadi untuk kegiatan dakwah UAS.

Jubir FPI Aceh Tgk Mustafa Husen Woyla mengungkapkan, tidak diragukan lagi sifat kedermawanan Muslim Aceh ketika agama Allah membutuhkannya. RI 001 Dakota RI-001 Seulawah atau Indonesian Airways 001 yang ada di Taman Mini Indonesia Indah dan Blang Padang jadi bukti sejarah yang tak terbantahkan.

Hal ini ungkapnya juga didukung penuh Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, sebagai pilot resmi di bidang dirgantara.

“Rencana besar itu bukan karena terjadi keterlambatan Ustadz Abdul Somad ke daerahnya, namun sudah jauh hari wacanakan oleh Abu Sibreh sepulang takziah salah seorang anggota KWPSI di warkong Wim 69, Samahani. Saya pikir ini momen yang paling tepat kembali kita bantu dakwah Islam agar tidak hambatan. Bayangkan ribuan warga larut dalam kekecewaan,” terang Abu Sibreh atau Lem Faisal, sapaan akrab Tgk H Faisal Ali selaku penanggungjawab Tabligh Akbar di Sibreh, Aceh Besar, yang dijadwalkan diisi UAS, sebagaimana rilis dari Tgk Mustafa kepada hidayatullah.com semalam.

Menurutnya, pesawat pribadi untuk UAS sudah sebuah tuntutan untuk mempermudah jalannya dakwah dari Sabang sampai Merauke. “Barusan Mawardi Ali Bupati Aceh Besar bersama panitia dikediamannya sudah bersedia membantu dan menggalang dana,” ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, di Blang Pidie, tersebab delay-nya penerbangan, tuturnya, UAS terpaksa berangkat dengan pesawat Susi Air.

“Dan di Aceh, saya tidak meragukan sedikitpun rencana mulia itu. Pendahulu kita sudah berbuat, tentunya kita juga mesti berbuat untuk menolong dai ilallah sesuai dengan direncanakan di seluruh Nusantara hatta Asia Tenggara bahkan dunia,” dirincikan oleh Ustadz Fadhil Rahmi selaku tim Tafaquh dan Ketua IKAT Aceh.

Hingga semalam, sudah ada sejumlah ormas Islam yang bersedia jadi panitia penggalangan dana, antara lain; IKAT Aceh, ACT, TASTAFI ACEH, FPI Aceh, GSR Aceh, dan sejumlah ormas lainnya.

Tgk Mustafa menambahkan, Aceh terdiri dari 18 kabupaten, 5 kotamadya, 289 kecamatan, dan 6.497 gampong. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 5.152.887 jiwa. Jika harga jet pribadi seharga Rp 4 miliar, maka per kecataman cuma mengumpulkan Rp 13.840.830. “Sebuah nominal yang sangat kecil bagi Muslim Aceh yang berdarah dermawan ini,” imbuhnya.

“Mari kembali menjadi ‘Nyak Sandang’ generasi baru, kirim infaq terbaik berupa emas, perhiasan, akta tanah, barang berharga, atau kirimkan langsung ke Bank Muamalat, No Rek. 2410033243 a.n KAFALAH IKAT ACEH atau Bank Aceh Syariah, No Rek. 61302200456789
a.n KAFALAH IKAT ACEH.

Simpan bukti pengiriman diantar ke sektariat IKAT Aceh, depan mesjid Lamgugop, Banda Aceh atau hubungi langsung HP/WA Ust Muhammad Fadhil Rahmi +6285210111000.

Laporan Ust Fadhil Rahmi, sebagai pembuka, Abu Sibreh/Lem Faisal selaku wakil MPU Aceh sudah menyerahkan satu juta rupiah,” pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, setelah sempat delay beberapa jam, akhirnya UAS take off dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara ke Bandara SIM, Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (02/07/2018) pukul 23.30 WIB.

Meskipun kehadiran UAS ke Masjid Baitul Makmur, Sibreh, Aceh terlambat karena delaypesawat. Namun ribuan warga Aceh Besar dan Banda Aceh masih antusias menunggu dai kondang tersebut di halaman masjid.

Mereka terdiri atas laki laki, perempuan, hingga anak-anak. Mereka memenuhi depan panggung ceramah yang berada dalam kompleks masjid.*

HDAYATULLAH

Subhanallah, ini Keistimewaan Bulan Rajab Menurut Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Khalid Basalamah

Sebentar lagi umat Islam bakal memasuki bulan Rajab, tepatnya pada Senin (19/3/2018). Dalam kalender Hijriyah (kalender Islami), bulan ini termasuk satu dari empat bulan mulia.

Menurut Ustadz Abdul Somad dalam sebuah video ceramahnya, tak ada ketentuan khusus disebutkan dalam Alquran atau hadis Nabi Muhammad tentang amalan di bulan ini.

“Hadis Rasulullah tentang keutamaan bulan Rajab sahih, tetapi tak ada disebutkan tentang amalan khususnya. Cuma disebutkan secara umum yaitu berpuasalah di bulan-bulan haram. Haram di sini berarti mulia, berasal dari kata Bahasa Arab, yaitu hurum, berarti kehormatan, mulia. Jadi bulan-bulan haram itu artinya adalah bulan-bulan mulia,” jelasnya.

Bulan haram dalan Islam ada empat, yaitu Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab.

“Sesuai hadis tersebut, disebutkan anjuran agar kita berpuasa di bulan-bulan ini. Jadi, khusus Rajab tak ada dijelaskan apa saja amalan khususnya karena di hadis ini penjelasannya secara umum tak mengkhususkan ke Rajab,” tambahnya.

 

Selama Rajab, selain berpuasa, kita bisa menghiasinya dengan amalan-amalan baik lainnya jika mau. Misalnya, berzikir, membaca Alquran, bersedekah dan sebagainya.

Selain itu, ada lagi keistimewaan lainnya dari Rajab menurut Ustadz Khalid Basalamah.

Di sebuah video ceramahnya, dia menjelaskan tentang tafsir Surah Attaubah ayat 36 yang menjelaskan tentang larangan Allah berbuat maksiat di bulan-bulan haram ini.

“Artinya, itulah ajaran agama yang lurus, janganlah kalian menzalimi diri kalian di bulan-bulan mulia ini,” ujarnya menyitir terjemahan ayat tersebut.

Imam Qurtubi dalam sebuah tafsirnya tentang ayat ini menjelaskan bahwa siapa pun yang berbuat maksiat atau menzalimi dirinya di empat bulan mulia ini akan mendapatkan dosa yang berlipat ganda.

Demikian pula jika kita berbuat baik, maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda pula.

“Dan ini disepakati pula oleh ulama-ulama tafsir lainnya,” tambahnya.

Di antara empat bulan istimewa ini hanya Zulhijjah dan Muharram yang ada amalan khususnya, yaitu di Zulhijjah ada puasa Arafah tanggal sembilan, tanggal sepuluhnya ada Hari Raya Iduladha dan tanggal 11,12 dan 13-nya ada hari Tasyrik.

Kemudian di Muharram ada puasa Tasua dan Asyura pada tanggal sembilan dan sepuluhnya. Nah, kalau bulan Rajab tak ada ini, hanya disuruh banyak-banyak berbuat baik dan ganjarannya akan dilipatgandakan,” jelasnya. (banjarmasinpost.co.id/yayu fathilal)

TRIBUN NEWS

 

Menikmati Dakwah ‘Ustaz Youtube’

Channel media sosial tak lepas dari konten dakwah. Para dai mulai memanfaatkan jasa live streaming di Facebook, Instagram, hingga Youtube. Akun-akun mereka pun memiliki viewers hingga ratusan ribu.

Nurhadis, seorang yang kesehariannya aktif sebagai aktivis membela pembebasan Palestina dan Masjid al-Aqsha menjadi salah satu pemuda yang kerap mendengar dakwah lewat media sosial. Dia mengaku, sangat bersyukur dengan banyaknya ustaz yang menyampaikan ceramah melalui Youtube.

Ceramah tersebut, ujar Nurhadis, bisa menjadi solusi di tengah kesibukannya berkecimpung di lembaga kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG). “Umat Islam sudah saatnya memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk berdakwah. Ini sangat membantu saya,” ujar pria kelahiran asli Lampung itu saat berbincang dengan Republika.co.id, Selasa (19/12).

Namun, dia menilai, perlu lebih banyak ustaz yang menyampaikan ceramah yang lebih spesifik. Dia mencontohkan, KH Abdullah Gymnastiar atau sering disapa Aa Gym yang lebih banyak berceramah tentang urusan qalbu (hati). Pria yang belum lama ini menginjak usia ke-30 tahun itu mengaku tidak memilah dan memilih siapa ustaz yang berceramah. Selama itu baik dan menarik, ia tak mempermasalahkannya.

“Saya jujur tak melihat siapanya. Selama yang disampaikannya itu baik, mwngapa tidak kita ambil. Kan begitu seharusnya,” kata dia.

Dia bercerita, ada salah satu video yang disampaikan oleh salah satu ustaz masih terngiang dibenaknya. Adalah kisah yang disampaikan Ustaz Abdul Somad tentang dirinya sendiri. Dalam video itu, Ustaz Abdul Somad berkisah bahwa suatu hari dirinya pergi ke suatu tempat.

Di tempat itu, Ustaz Abdul Somad bertemu dengan keluarga Nasrani yang mana terjadi kontak komunikasi antara Ustaz Abdul Somad dan keluarga Nasrani itu. Singkat cerita, keluarga Nasrani itu mengaku kagum dengan ceramah Ustaz Abdul Somad. “Maksud saya, ustaz-ustaz dengan gaya khas seperti ini perlu diperbanyak. Ini menunjukkan, umat Islam bisa diterima di kalangan umat lain,” kata Nurhadis yang juga salah satu aktivis Food Flotilla for Myanmar, beberapa waktu lalu.

Susanti, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Cileungsi, Bogor, asal Kalimantan Barat, mengaku suka menonton ceramah ustaz di Youtube.

Ia bercerita, permulaan dirinya menyukai menonton ceramah di Youtube berawal dari ceramah Ustaz Abdul Somad, Ustaz Hanan Attaki, dan Ustaz Adi Hidayat. Dari ketiga ustaz inilah, Susanti mengaku mulai aktif mengikuti ceramah di channel Youtube mereka.

“Yang saya suka itu Ustaz Abdul Shomad, Ustaz Adi Hidayat, dan Ustaz Hanan Attaki. Ketiga ustaz itu memiliki gaya ceramah yang santun dan berbeda dari yang lain,” katanya.

Muslimah yang kini menginjak usia 20 tahun itu mengaku senang dengan gaya ceramah yang disampaikan ketiga ustaz itu. Menurut dia, gaya ketiga ustaz yang berbeda ini sangat diperlukan. “Ustaz Somad gaya bicaranya lucu, jadi saya suka,” katanya.

Sementara, cara penyampaian Ustaz Adi Hidayat, imbuh dia, benar-benar mendetail. Sehingga, jamaah yang menyaksikan ceramahnya, walaupun melalui video, akan paham.

“Apalagi, ceramah Ustaz Adi Hidayat selalu didukung dengan tulisan. Dan tulisan itu kemudian dijelaskan secara mendetail. Jadi suka gitu,” katanya. Susanti pun menyukai gaya ceramah Ustaz Hanan Attaki yang masuk pada segmen remaja. ed: a Syalaby Ichsan

REPUBLIKA

 

 

———————————–

Ana ingin menyaksikan dakwah Islam lewat saluran Youtube? Silakan undu Aplikasi Kumpulan Dakwah ini di smartphone Android Anda!

 

Kronologi dan Klarifikasi Resmi Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad (UAS) menyampaikan klarafikasi dan kronologi kejadian penolakan atasnya oleh elemen ormas di Bali.

Ustadz Somad menjelaskan, pada Kamis, 7 Desember 2017, ia mendapat berita di group WA bahwa KRB menetapkan syarat bahwa Ustadz Somad diterima di Bali jika mau berikrar di Rumah Kebangsaan.

“Saya menolak karena, pertama, saya bukan pemberontak,” demikian rilis Ustad Abdus Somad (UAS) kepada hidayatullah.com, Ahad (10/12/2017). Alasan kedua karena Ustadz Somad menegaskan bahwa ia tidak terdaftar di ormas terlarang.

“Ketiga, saya mendapat beasiswa Mesir-Indonesia tahun 1998 setelah lulus Pancasila dan P4. Saya lulus tes PNS 2008 karena bukan anti Pancasila. Sampai sekarang mengajarkan cinta kebangsaan dari kampus sampai desa terpencil,” ungkapnya.

Lalu, pada Kamis, jam 22.15 WIB. Ustadz Somad mengiririmkan pesan WhatsApp (WA) ke panitia kajian Ustadz Somad.

“Pak, kalau mereka tetap meminta saya ikrar kebangsaan. Saya tidak hadir.” Panitia menjawab, “Kita masih dialog dengan Polda.”

Pada Jumat, 8 Desember 2017, pukul 00.15 WIB, Ustadz Somad mengirim pesan WA ke panitia, “Bagaimana Pak, sudah ada keputusan?”

Jam 04.17 WIB balasan dari panitia masuk: “Kami koordinasikan ke berbagai pihak, tafadh-dhol Ustad untuk berangkat.” “Saya pahami dari WA ini bahwa masalah sudah clear,” ungkap Ustadz Somad.

Pada Jumat pukul 12.30 WITA, Ustadz Somad dan tim mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali. “Kami sudah menunggu panitia di bandara, kami dibawa ke hotel. Makan dan istirahat.”

Jumat pukul 16.00 WITA.

“Saya dibangunkan, saya curiga akan ‘disidang’. Saya minta kepada tim untuk membeli tiket. “Kita pulang, karena ini di luar kesepakatan. Kelihatannya kita dijebak’. Saya dibawa ke salah satu ruangan hotel. Disana sudah menunggu sekitar 10-15 orang,” ungkapnya.

“Mereka meminta saya berikrar. Saya klarifikasi bahwa semua yang dituduhkan ke diri saya adalah fitnah. Karena saya menolak berikrar, mereka melontarkan kata-kata tidak layak: ‘Ngeles!’, ‘Seperti PKI’, ‘Panitia mendatangkan Ustadz otak SD’, ‘Pulangkan saja!’, dan lain-lain,” ungkapnya.

“Saya memilih pulang. Saya kembali ke kamar hotel untuk siap-siap pulang ke bandara.”

Sekitar pukul 17.00 WITA.

Ustadz Somad lanjut cerita. Saat itu Ketua PW NU Bali yang dari awal mendampingi, menangis, memikirkan apa yang akan terjadi kalau Ustadz Somad pulang. Dari pihak hotel menyampaikan bahwa situasi di seputaran hotel (lobby, halaman) tidak terkendali, massa KRB demo penolakan, hotel tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Seorang Bapak Polisi masuk menyampaikan ada jalan belakang hotel menuju mobil jika ingin meninggalkan hotel karena pintu depan tidak terkendali,” ungkapnya.

“Kapolresta Denpasar dan Dandim masuk, meminta agar mempertimbangkan, selamatkan umat. Di Masjid An-Nur sudah ada 5.000-an jamaah yang siap datang ke hotel. Situasi memanas dan mencekam.”

Sekitar pukul 18.00 WITA.

“Bismillah. Saya dan semua yang ada di kamar menuju ruangan mediasi awal. Pak Kapolres memberikan sambutan singkat. Gus Yadi membawa bendera, dicium semua yang ada di ruangan,” tuturnya.

“Kami keluar ruangan menuju lobby hotel. Pengunjuk rasa bergemuruh. Pengawalan ketat.

Pengunjuk rasa tetap berteriak: ‘Nyanyikan dari hati, jangan di mulut saja!’. Menyanyikan Indonesia Raya. Saat bersalaman mereka menarik dan mencengkeram kuat.

Setelah usai, kami kembali ke kamar.”

Baca: ‘Ustadz Somad dan Tim Sehat Walafiat Tanpa Kekurangan Apapun’
Selepas Isya.

Ustadz Somad dan tim menuju Masjid An-Nur, ceramah 100 menit. Jamaah antusias.

“Acara selesai, kami kembali ke hotel. TvOne minta live call jam 22.00 WITA.”

“Saya sampaikan untuk menenangkan netizen yang heboh: ‘Saya dalam keadaan aman. Sudah Tabligh Akbar. Sudah di hotel’,” tuturnya.

Lalu pada Sabtu, 9 Desember 2017.

Kajian shubuh di Masjid Baiturrahmah berjalan lancar, kemudian seharian penuh Ustadz Somad istirahat dan menyambut tamu-tamu dan jamaah di hotel.

Menjelang maghrib, hadir PW NU, Muhammadiyah, MUI Bali, GNPF, dan lain-lain. “Bakda isya kami ke Masjid Baiturrahmah Tabligh Akbar terakhir.”

Ahad, 10 Desember 2017.

“Selepas shalat shubuh kami menuju bandara didampingi MUI, GNPF, dan Kepolisian.”

“Mereka masih memunculkan berita-berita di medsos bahwa saya menolak ikrar karena benar anti NKRI,” sebut Ustadz Somad, mungkin maksudnya “mereka” adalah pihak-pihak yang menolak kehadiran sang ustadz.

Menurutnya, “Jamaah tersakiti karena mereka menuduh saya tidak berani pulang karena sudah termakan honor. Saya sampaikan, ini fitnah. Semua honor di Bali sudah saya kembalikan ke panitia.”

“Kami orang Riau, walau tidak kaya masih tumbuh sebatang dua batang pohon sawit yang menghantarkan kami ke Kairo tahun 1998 saat 1 dolar Rp 20.000,- karena ongkos dibebankan ke siswa.”

Ustadz Somad pun berharap diambil tindakan hukum terhadap mereka yang sudah merusak kebinekaan yang terjaga di Bali selama ini. Hadirnya Raja Bali DR Ida Cokorde Pemecutan XI dan beberapa tokoh Hindu pada Tabligh Akbar tadi malam membuktikan bahwa para provokator ini tidak mewakili rakyat Bali.

“Agar kaum Muslimin Bali membentuk Aliansi Muslim Bali untuk menjaga internal dan eksternal tetap menjaga kerukunan dengan saudara Hindu Bali, untuk mengantisipasi para provokator yang dapat merusak kerukunan di masa akan datang,” tambahnya.

“NKRI Harga Mati الله اكبر,” ungkap Ustadz Somad.

“(Hamba Allah yang dhaif, Abdul Somad),” tulisnya mengakhiri. Informasi diterima hidayatullah.com, siang nanti Ustadz Somad akan menyampaikan konferensi pers zuhur nanti di Pekanbaru.*

 

HIDAYATULAH