2 Ayat Ini Sering Dibaca Ustaz Yusuf Mansur, Bisa Perlancar Rezeki?

Ustaz Yusuf Mansur dalam akun instagramnya @yusufmansurnew mengaku rutin membaca 2 ayat terakhir surat Al baqarah di malam hari. Terkadang dia membaca 3 ayat.

“lebih kan ya bagus,” tulis Ustaz Yusuf Mansur dalam akun Instagramnya seperti dikutip detikcom.

Menurut Ustaz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 itu 2 ayat terakhir Al baqarah itu disebut Kafataahu, 2 ayat yang mencukupi. Ada beberapa pengertian. “Pertama, 2 ayat itu mencukupi “keharusan” membaca banyak wirid dan zikir. Jd dg 2 ayat itu, “dianggap cukup”. Scr amalan malam, banyak banget,” tulis Yusuf Mansur.

Pengertian lain, dia menambahkan, yang membaca 2 ayat itu, rezekinya, keperluannya, kebutuhannya, akan dipenuhi oleh Allah. Akan dicukupkan Allah. “Sejauh yg saya rasa sih, iya banget. Belom lagi soal artinya,” papar Yusuf Mansur.

Surat Al baqarah memiliki arti sapi betina. Ini adalah surat ke-2 dalam Al quran. Surat ini terdiri dari 286 ayat. Dan dua ayat terakhir dalam surat al-baqarah disebutkan dapat mengijabah permintaan umat muslim dan melancarkan rezeki.

Berikut ini dua ayat terakhir dari surat al-baqarah ayat 285:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr

Artinya: Rasul (Muhammad) beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat (kami) kembali”.

Dua ayat terakhir dari surat al-baqarah ayat 286:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim juga menunjukkan mengenai keutamaan dari dua ayat terakhir surat Al Baqarah.

“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)

DETIK

Positif dalam Kata Hasilkan Cita

Pimpinan PPPA Da’arul Quran Ustaz Yusuf Mansur mengajak umat Islam untuk mengeluarkan kata kata yang positif. Menurut ustaz yang akrab disapa UYM ini, kalimat baik yang dihasilkan bisa menjadi pendorong tujuan hidup ke depan.

“Kita harus terus belajar bagaimana memproduksi omongan-omongan yang positif dan baik, pikiran yang positif dan baik, perasaan, impian, dan cita-cita yang positif juga baik. Bahkan, jika perlu tidak hanya baik, tapi juga fenomenal dan menggelegar,” ujar UYM dalam kajian di Masjid Istiqlal, Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, Allah SWT selalu menunggu umat-Nya untuk mengatakan hal-hal yang bagus dengan modal yang sudah dipunyai, yaitu mulut. Modal ini diberikan oleh Allah secara cuma-cuma dan hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jangan sampai dengan modal dari Allah ini, kaum Muslimin malah menggunakannya untuk memproduksi sesuatu yang jelek dan payah.

Dia menegaskan, apa yang umat nikmati selama hidup sebetulnya adalah hasil dari apa yang diproduksi, termasuk dalam hal ucapan. Karena itu, ada baiknya segala sesuatu yang diucapkan adalah yang baik karena ucapan juga doa.

Setelah melahirkan atau mem produksi sebuah kata-kata, cita-cita, dan niat, langkah selanjutnya yang harus dilakukan ada lah merawatnya. Menjaga niat itu untuk tetap tumbuh dan menjadi terlaksana, agar umat bisa menikmati hasilnya. Tentu dalam per jalanan mewujudkan niat akan ada ujian. Ujian adalah hal yang pasti dalam kehidupan manusia.

Allah SWT bersabda dalam QS Ali Imran ayat 186, “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orangorang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”

Menurut dia, ayat ini menunjukkan jika Allah tidak akan mem berikan sesuatu secara cu ma-cuma tanpa adanya ujian. Apalagi jika hambanya sekali ber ucap dan seketika itu dikabulkan. Ke depannya, jika hal ini terjadi, yang bermasalah adalah hambanya sendiri. “Ketika sekali ngomong langsung jadi, ini kamu sen diri yang bermasalah. Kayak buah, tengahnya bolong atau nggak mateng,” ujar Ustaz Yusuf Mansur.

Cobaan pun akan datang dari berbagai sisi dan dalam beragam bentuk. Dari atas, bawah, kanan, dan kiri. Seringnya umat pun akan dibuat seperti digencet dan tertekan. Karena hal ini, tidak sedikit yang kemudian memilih mundur, berpaling dari kata-kata dan cita-citanya sendiri, bahkan membunuh kalimatnya sendiri.

“Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pen dirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” Kamilah Pelindung-Pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan mem peroleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Ma ha Penyayang,” demikian firman Allah tentang ujian dalam surat Fushshilat ayat 30-32.

Ustaz Yusuf menjelaskan, tindakan yang akan membunuh niat diri sendiri ini hendaknya dihindari. Ketika sudah bermimpi, mengapa membunuh mimpi itu? Mengapa menyerah? Dia menjelaskan, ketika ujian datang, yang harus dilakukan oleh umat ada lah terus merawat dan jangan me nyerah. Masih ada banyak ca ra bagi umat untuk merawatnya sambil berubah menjadi lebih kuat dan berani. Kalaupun da tang cobaan, umat harus ingat untuk kembali kepada Allah.

Dia pun mengajak umat un tuk terus berikhtiar sambil ber doa. Tanyakan kepada Allah ka pan pertolongan untuk cobaanco baan ini akan datang. Salah sa tu cara yang bisa dilakukan ada lah dengan bangun malam untuk shalat Tahajud, dan berdoa. “Bia sa kan setelah melahirkan kata-kata, rawat, dan besarkan. Jangan setelah dilahirkan itu dibunuh atau ditenggelamkan. Ja ngan membunuh kata-kata sendiri. Anda yang melahirkan, masak Anda yang melemahkan?” kata Ustaz Yusuf Mansur.

Ustaz Yusuf Mansur lalu menganalogikan orang yang mem produksi sebuah cita-cita se perti sedang memesan nasi goreng. Ketika ada yang datang ke sebuah warung dan memesan nasi goreng, ia pun harus menunggu proses makanan itu diolah hingga disajikan kepadanya. Jika kemudian orang ini pergi sementara ma kanan itu sedang diproses, sang pedagang pun akan kebingungan.

Sama dengan niat dan citacita yang sudah diucapkan, Allah pun sedang berusaha mengolah dan mewujudkannya. “Ketika im pian kamu ini sudah siap di antar, kamu malah membunuh ka limatmu sendiri. Jangan sam pai,” ujarnya. Dalam bermimpi atau bercita-cita, Ustaz Yusuf Mansur pun menyarankan agar membuat niat yang spektakuler dan fenomenal. Dengan begitu, motivasi dan harapan yang di gan tung pun akan besar.

Ketika sudah tercapai, rasa bahagia dan bangga tidak akan terkira. Ketika sedang berusaha mewujudkan cita-cita, Ustaz Yusuf Mansyur mengajak umat untuk tidak berhenti berzikir. Salah satu zikir yang bisa dipanjatkan adalah, “Allahumma antas salam waminkassalam wa ilai ka ya’udussalam fahayyina robbana bissalam wa adkhilnaljannata darossalam tabaarokta rob bana wata’alaita yadzal jalali wal ikrom.”

Terakhir, ia menyebut dalam hidup tiap manusia akan diuji de ngan tiga hal. Yaitu, al-baza atau kemiskinan, ad-dhara atau penyakit, dan al-zulzila, yaitu keta kutan yang teramat. Ia meng ingat kan kepada jamaah yang hadir, jika seseorang sedang diuji oleh Allah dengan tiga hal ini, ia harus percaya bahwa pertolongan Allah sudah dekat. Umat hanya perlu yakin dan terus berikhtiar.

Amalan Bulan Dzulhijah

Assalamualaikum,

Ada beberapa amalan yang disyariatkan untuk dilakukan di bulan Dzulhijah. Amalan ini bisa dilakukan oleh kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia. Berikut di antara amalan tersebut,

1. Memperbanyak puasa di 9 hari pertama.

Dianjurkan memperbanyak puasa di 9 hari bulan Dzulhijah. Dan ditekankan puasa hari arafah, tanggal 9 Dzulhijah.

Abu Qatadah radliallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda : “…puasa hari Arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa, pen.) 1 tahun sebelumnya dan 1 tahun setelahnya..” (HR. Ahmad dan Muslim).

Dari Ummul Mukminin, Hafshah radliallahu ‘anha, bahwa Nabi SAW melaksanakan puasa Asyura, 9 hari pertama Dzulhijah, dan 3 hari tiap bulan. (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-Albani).

2. Memperbanyak takbiran. Lafaz takbiran, sama seperti umumnya takbiran yang kita kenal.

3. Memperbanyak amal salih.

Dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu Nabi SAW bersabda : “Tidak ada hari dimana suatu amal salih lebih dicintai Allah melebihi amal salih yang dilakukan di 10 hari ini (Dzulhijah).

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah?”

Nabi SAW menjawab, “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya diambil musuh).” (HR. Bukhari, Ahmad, dan At-Turmudzi).

4. Shalat Idul Adha.

Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan : “Bahwa ketika Nabi SAW tiba di Madinah, masyarakat Madinah memiliki 2 hari yang mereka rayakan dengan bermain.”

Kemudian Nabi SAW bertanya, “Dua hari apakah ini ?” Mereka menjawab, “Kami merayakannya dengan bermain di dua hari ini ketika zaman jahiliyah.”

Kemudian Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memberikan ganti kepada kalian dengan dua hari yang lebih baik: Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. An-Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan al-Albani).

5. Menyembelih Hewan Kurban.

Allah berfirman: “Laksanakanlah shalat untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.” (QS. Al-Kautsar: 2)

Ibadah kurban memiliki nilai sangat penting, dalam ibadah qurban mempunyai hikmah untuk membersihkan hati, agar menjadi lahan yang subur untuk tumbuhnya iman dan takwa.

 

Oleh Ustaz Yusuf Mansur

REPUBLIKA

Ustaz Yusuf Mansur: Berhenti Merokok Adalah Sedekah

Bagi para perokok aktif, menghentikan kegiatan merokok mungkin menjadi salah satu hal yang sulit dilakukan. Meskipun berbagai risiko kesehatan akibat merokok sudah dibeberkan, namun tidak mudah bagi mereka meninggalkan kebiasaannya tersebut.

Mungkin, apa yang disampaikan Ustaz Yusuf Mansur berikut ini bisa menjadi pertimbangan bagi para perokok untuk berhenti merokok. Ada satu hadits berbunyi, Kullu Ma’rufin Shadaqah yang artinya setiap perbuatan baik adalah sedekah. Hadits ini pun berlaku bagi para perokok yang hendak mencoba menghentikan kebiasaannya.

“Setiap ingin merokok dan dia tahan ‘nafsunya’ itu dengan niat menahan keburukan dan melakukan kebaikan demi Allah SWT, maka setiap kebaikan adalah pahala untuknya,” ujar Yusuf, Rabu (14/9).

Bayangkan, kata dia, orang berjihad bersungguh-sungguh berhenti merokok karena Allah SWT. “Saat dia menahan keinginan atau nafsunya untuk merokok itu adalah shadaqah,” kata Yusuf. Dengan kata lain, ladang amal untuk orang-orang yang ingin berhenti merokok sangat terbuka. Dia pun mengajak para perokok berhenti merokok dan berlomba-lomba dalam kebaikan.

Menahan untuk tidak merokok adalah sebuah kebaikan. Apalagi jika uang yang biasa dia gunakan untuk membeli rokok ditabung. Apabila dalam sehari menabung Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu, maka dalam setahun akan banyak uang terkumpul.

“Ayo alihkan uang rokok untuk yang bermanfaat, misal //shadaqah//, kurban, haji. Dan ingat setiap menahan rokok adalah shadaqah,” ujar Yusuf.

 

 

sumber; Republika Online

Kemuliaan dan Keutamaan Alquran

Oleh: Ustaz Yusuf Mansur

Saya bertanya kepada santri-santri. “Kalo menaruh Alquran, di bawah apa di atas?” Santri-santri itu menjawab, “Di atas. Nggak pernah dannggak boleh di bawah.”

“Nah, jika di dada kita, di hati kita, di pikiran kita, ada Alquran, maka tentu keutamaan dan kemuliaan Alquran akan keikutan. Kita ikut-ikut mulia dan jadi yang utama.”

Saya kemudian bertanya lagi, “Apakah ada Alquran yang diinjak-injak?” Para santri tertawa. “Adaaa… Tapi oleh yang nggak seneng sama Islam.Nggak seneng sama Alqur’an.”

Saya pun menjawab, “Oh, kalau soal musuh mah, ya biar aja. Biar kuat dan seimbang hidup, dan kelihatan perjuangan, emang kudu ada musuh. Sedang orang tidur saja ada musuhnya, yakni nyamuk.”

”Apalagi orang hidup. Apalagi Islam wal muslimin. Bahkan Allah sendiri punya musuh. Tapi insyaa Allah, Allah akan jadi Pelindung dan Penolong.”

Saya lantas bercerita. Orang normal, apalagi jika ia Muslim atauMuslimah, nggak bakalan menginjak-injak Alquran.

Seseorang yang ada Alqur’an di dalam dirinya, maka ia nggak akan menginjak-injak Alquran. Baik harga dirinya, maupun kehormatannya, ikut mulia dan utama sebagaimana Alqur’an.

Alquran itu karunia Allah SWT bagi semesta alam dan sesisinya, sepanjang zaman. Lebih daripada matahari, bulan, langit, bumi, dengan segala apa yang ada di dalamnya.

Bila hanya dengan satu matahari, bila hanya dengan udara, air, pegunungan, hewan-hewan, angin, pepohonan, dan lain sebagainya di dunia ini, maka manusia sudah bisa hidup.

Sedangkan Alquran, ahsanu wa akbaru, wa a’dzomu, lebih baik, lebih besar, lebih utama dan lebih mulia. Maka hidup manusia yang diizinkan Allah bisa merasakan alquran, sungguh beruntung.

Di dalam satu hadits yang sahih, Allah SWT kemudian mengatakan lewat Rasul-Nya, Allah SWT akan mengangkat derajat satu kaum dengan alquran. Dan sebaliknya. Menghinakan yang menghinakan Alquran.

Alquran adalah Kalam Allah. Yang memuliakannya, sama saja dengan memuliakan Allah SWT. Sedangkan betapa kita bayangkan, jika kita mendapatkan surat dari Presiden, maka surat itu akan kita simpan dengan baik, termasuk berbagai surat yang lain seperti surat nikah, surat tanah, dan lain-lain surat-surat dunia. Lalu bagaimanakah lagi dengan Kalam Allah?

 

sumber: Republika Online