Ada Qadariyah dan Jabariyah dalam Virus Corona

abariyah dan Qadariyah Virus Corona


Perlahan, perdebatan seputar penanganan penularan virus Corona (Covid-19) memasuki halaman depan rumah keyakinan dan keimanan umat beragama (khususnya Islam). Dalam perspektif ini, setidaknya ada 2 perdebatan yang muncul terkait virus Corona:

Pertama, Takutlah pada Allah SWT jangan takut pada Corona.
 
Pernyataan ini benar tapi cacat logika/nalar. Benar karena sangat jelas takut hanya pada Allah SWT. Salah, karena Allah tidak bisa (tidak boleh) dibandingkan dengan Corona. Logika ini sama dengan ungkapan orang tua pada anaknya, “Sudah besar koq tidak bisa berenang, kalah sama ikan teri”.

Tapi logika ini bukan tanpa dasar teologis. Logika bepikir ini masuk pada paham Jabariyah dalam teologi Islam. Intinya, paham ini memiliki keyakinan semua sudah diatur oleh Allah SWT sehingga tidak ada ruang ikhtiar bagi manusia. Manusia hanya menjalani nasib.

Kedua, Virus Corona sangat berbahaya, manusia harus berikhtiar/usaha mencegah penularannya.

Pernyataan ini benar, kemudian banyak yang berikhtiar gunakan masker (walau tidak sakit), pakai hand sanitizer, salam siku, dll.

Ikhtiar ini juga sebenarnya bersandar pada paham teologi Qadariyah. Paham ini pada prinsipnya berkeyakinan bahwa manusia memiliki kebebasan menentukan jalan hidupnya sendiri. 

Tapi saat paham ini dipraktikkan dalam ibadah keagamaan, misalnya menghentikan sholat Jum’at atau sholat jama’ah dengan jarak aman 2 meter setiap jamaah, mulai muncul perdebatan. Yang kadang, (maaf) tidak berguna bagi pencegahan penularan virus Corona.

Agar perdebatan ini tidak berlarut dan kita kembali fokus pada penangkalan penyebaran virus Corona, saya ingin menyampaikan pemikiran jalan tengah. Pemikiran ini berawal dari pertanyaan, Bagaimana sikap seorang muslim sebagai umat beriman terhadap penyebaran virus Corona?

Ada 3 konsep penting dalam keyakinan Islam yang saling berelasi dan dapat digunakan secara simultan (bersamaan) bukan parsial (terpisah, dikotomi) saat umat beriman khususnya muslim dalam mengahadapi penyebaran virus Corona, yaitu:
Ikhtiar, Sabar dan Tawakkal

Ketiganya seperti tiga orang sahabat karib dalam setiap perjalanan kehidupan. Tidak boleh dipisahkan saat kita menghadapi penyebaran virus Corana. Relasi tiga konsep tersebut dapat dijelaskan sbb:

1. Sabar dan tawakkal itu ada dalam ikhtiar, bukan di luar ikhtiar. Sabar dan tawakkal tanpa ikhtiar akan menghilangkan fungsi manusia sebagai khalifah kehidupan.

2. Tawakkal dan ikhtiar itu harus dengan kesabaran, bukan di luar kesabaran. Tawakkal dan ikhtiar tanpa sabar, menjadikan kita manusia tidak lulus ujian.

3. Ikhtiar dan sabar itu harus dibalut tawakkal, bukan di luar tawakkal. Ikhtiar dan sabar tanpa tawakkal akan membuat kita manusia menjadi sombong.

Beberapa firman Allah SWT dalam Al-Qur’an ini dapat diacu untuk menjelaskan tiga relasi tersebut:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”(QS ar-Ra’d [13]: 11)

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.” (QS al-Baqarah [2]: 45).

“Dan betapa banyak Nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali ‘Imran [3]: 146).

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah”.
(QS Ali Imran [3]: 159)

Sebagai penutup, untuk menggambarkan hal tersebut saya kirim kisah dari seorang teman sebagai berikut:

                        *****

Suatu hari banjir besar melanda sebuah daerah. Air naik makin tinggi hingga hampir menenggelamkan rumah.

Orang-orang pergi mengungsi. Seorang pemuka agama memilih bertahan di atas genteng rumah ibadah.

Dia amat percaya bahwa Tuhanlah yang mendatangkan banjir dan Tuhan juga yang akan menolongnya. Tidak ada yang perlu ditakuti kecuali Tuhan.

Sebuah perahu regu penolong datang menghampiri pemuka agama itu. “Bapak, ikutlah naik perahu ke tempat aman,” seru regu penolong.

“Jangan pikirkan aku. Tuhan sendiri yang akan menolongku,” kata pemuka agama itu.

Air terus naik. Pemuka agama itu pun naik lagi lebih tinggi ke menara rumah ibadah.

Regu penolong kembali datang sampai dua kali untuk membujuk pemuka agama itu naik ke perahu.

Namun selalu ditolak. “Tuhan sendiri yang akan menolongku,” begitu selalu jawab pemuka agama itu.

Banjir makin besar dan menenggelamkan rumah ibadah.

Pemuka agama yang nangkring di atas menara pun menemui ajalnya.

Di akhirat ia bergegas mencari Tuhan dan protes.

“Tuhan, aku ini kurang setia apa pada-Mu. Hidupku kudedikasikan pada-Mu. Tapi kok di saat banjir besar Kamu tak datang menolongku,” kata dia dengan sangat emosi kepada Tuhan.

“Aku sudah mengirim tiga perahu dan kau menolak untuk mengungsi,” jawab Tuhan.

                  ******

Itu sebabnya (sepertinya), dalam Al-Qur’an ayat berpikir lebih banyak dari ayat tawakkal dan ayat sabar.

Artinya, ikhtiar, sabar dan tawakkal selain masuk wilayah keimanan juga harus pakai pikiran. Maka, saat kita berikhtiar, bersabar dan bertawakkal sebaiknya menggunakan pikiran.

Semoga manfaat. Jika salah saya minta ampun pada Allah SWT. Jika khilaf saya mohon maaf.

Oleh: Prof DR Iswandi Syahputra, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

KHAZANAH REPUBLIKA

Dalam Hal Apa Saja Kewajiban Sholat Jumat dan Berjamaah di Masjid Gugur?

Majelis Ulama Indonesia atau MUI mengeluarkan fatwa terkait pelaksanaan Sholat Jumat dan sholat berjamaah lain, dengan adanya wabah virus corona. Tujuan fatwa memudahkan muslim tetap menunaikan kewajiban pada Allah SWT, dengan menekan risiko tertular COVID-19 atau memperburuk kondisi yang sudah terinfeksi.

“Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya tinggi atau sangat tinggi berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia boleh meninggalkan salat Jumat dan menggantikannya dengan shalat zuhur di tempat kediaman, serta meninggalkan jamaah shalat lima waktu/rawatib, Tarawih, dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya,” tulis MUI.

Dalam buku Fiqih Islam wa Adillatuhu karya Prof Dr Wahbah Az Zuhaili halaman 303 sampai 306, ada bagian yang menjelaskan alasan boleh meninggalkan sholat berjamaah di masjid dan Sholat Jumat. Berikut penjelasannya,

A. Sakit atau berada di situasi yang menyulitkan pergi sholat, misal hujan

Alasan ini juga berlaku bagi orang yang sedang merawat yang lain meski bukan kerabat atau sejenisnya. Pertimbangannya adalah jangan sampai menimbulkan kesulitan dan membantu yang sedang kesusahan. Namun kondisi ini bukan berarti menghilangkan kewajiban untuk sholat fardhu.

Tentunya, alasan tidak berlaku bagi seseorang dengan sakit ringan yang masih memungkinkannya pergi dan sholat di masjid. Allah SWT telah mengatakan dalam firmanNya dalam surat Al-Hajj ayat 78, tidak akan menyulitkan hamba yang hendak beribadah.

وَجَٰهِدُوا۟ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ ۚ هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِى هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعْتَصِمُوا۟ بِٱللَّهِ هُوَ مَوْلَىٰكُمْ ۖ فَنِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ

Arab latin: Wa jāhidụ fillāhi ḥaqqa jihādih, huwajtabākum wa mā ja’ala ‘alaikum fid-dīni min ḥaraj, millata abīkum ibrāhīm, huwa sammākumul-muslimīna ming qablu wa fī hāżā liyakụnar-rasụlu syahīdan ‘alaikum wa takụnụ syuhadā`a ‘alan-nāsi fa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa’taṣimụ billāh, huwa maulākum, fa ni’mal-maulā wa ni’man-naṣīr

Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”

B. Merasa khawatir ada bahaya

Kewajiban Sholat Jumat dan sholat berjamaah gugur pada orang yang merasa khawatir ada bahaya terhadap diri, harta, harga diri, atau mengalami sakit seperti yang disebutkan sebelumnya. Alasan ini terdapat dalam hadist yang diriwayatkan Abu Daud.

مَنْ سَمِعَ الْمُنَادِي فَلَمْ يَمْنَعْهُ مِنَ اتِّبَاعِهِ عُذْرٌ قَالُوا : وَمَا الْعُذْرُ ؟ قَال : خَوْفٌ أَوْ مَرَضٌ

Artinya: Orang yang mendengar panggilan, tidak ada yang bisa mencegahnya kecuali udzur. Seseorang bertanya,”Udzur itu apa saja?”. Beliau SAW menjawab,”Rasa takut atau sakit.” (HR Abu Daud).

Untuk orang sakit harus dipertimbangkan tidak berbahaya baginya jika harus ke masjid. Jika memang tidak berbahaya maka bisa ke masjid dengan transportasi atau bantuan yang tidak menyulitkan orang sekitar. Untuk mereka yang buta harus ada yang menuntun selama perjalanan ke masjid, sholat, dan setelahnya.

C. Pertimbangan cuaca

Hujan, tanah berair, cuaca sangat dingin, panas waktu dzuhur, angin kencang di malam bukan siang hari, dan suasana yang sangat gelap. Salju dan hujan es juga masuk dalam pertimbangan yang membolehkan tidak melaksanakan Sholat Jumat dan sholat berjamaah.

Pertimbangan ini tercantum dalam hadist yang dinarasikan Nafi’ dengan derjat shahih.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، أَذَّنَ بِالصَّلاَةِ فِي لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ ثُمَّ قَالَ أَلاَ صَلُّوا فِي الرِّحَالِ‏.‏ ثُمَّ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ ذَاتُ بَرْدٍ وَمَطَرٍ يَقُولُ أَلاَ صَلُّوا فِي الرِّحَالِ

Artinya: Seperti dinarasikan Nafi: “Di suatu malam yang dingin, Ibnu ‘Umar mengumandangkan adzan ketika hendak sholat di Dajnan dan mengatakan Salu fi rihaalikum (sholatlah di rumahmu). Dia mengatakan, Rasulullah SAW pernah menyuruh muadzin mengumandangkan Salu fi rihaalikum (sholatlah di rumahmu) saat adzan di malam yang hujan atau sangat dingin dalam perjalanan.” (HR Bukhari).

D. Sedang buang hajat

Alasan ini berlaku untuk buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) yang dikhawtirkan mengganggu pelaksanaan sholat. Karena itu, muslim sebaiknya menuntaskan BAB dan BAK terlebih dulu baru kemudian sholat. Kondisi ini memudahkan muslim untuk sholat dengan lebih baik dan sungguh-sungguh.

Ajakan untuk tidak buru-buru terdapat dalam hadits yang dinarasikan Abu Hurairah, dengan derajat shahih.

إِذَا أَتَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَلاَ تَأْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ وَعَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَاقْضُوا ‏”‏ ‏.‏

Artinya: Rasulullah SAW berkata, “Ketika tiba waktunya sholat jangan terburu-buru, berjalankan dengan perlahan dan penuh hormay. Apapun yang bisa kamu dapatkan maka doakanlah, dan apapun yang dapat diperbaiki maka perbaikilah.” (HR An-Nasa’i).

Rasa ngantuk dan lelah menjadi pertimbangan selanjutnya untuk meninggalkan Sholat Jumat dan sholat berjamaah. Namun Prof Wahbah mengatakan, mereka yang bisa melawan rasa lelah dan ngantuk untuk bisa Sholat Jumat dan sholat berjamaah akan lebih disukai.

E. Makan sesuatu yang beraroma tidak sedap

Alasan berikutnya untuk meninggalkan Sholat Jumat dan sholat berjamaah adalah makan sesuatu yang bau, menjijikkan, dan sulit dihilangkan bekasnya. Di zaman Nabi Muhammad SAW contoh makanan tersebut adalah bawang merah dan bawang putih, yang saking baunya hingga menjadi suatu hadist.

Hadist ini dinarasikan Mu’awiyah bin Qurrah dengan derajat shahih.

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ هَاتَيْنِ الشَّجَرَتَيْنِ وَقَالَ ‏”‏ مَنْ أَكَلَهُمَا فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا ‏”‏ ‏.‏ وَقَالَ ‏”‏ إِنْ كُنْتُمْ لاَ بُدَّ آكِلِيهِمَا فَأَمِيتُوهُمَا طَبْخًا ‏”‏ ‏.‏ قَالَ يَعْنِي الْبَصَلَ وَالثُّومَ

Artinya: Rasulullah SAW melarang dua tanaman yaitu bawang putih (garlic) dan bawang bombay (onion) dan dia berkata, “Siapa saja yang makan dua tanaman ini jangan mendekati masjid kami. Jika perlu mengkonsumsi keduanya pastikan termasak sempura. Keduanya adalah bawang putih dan bawang bombay.” (HR Abu Daud).

Konsumsi makanan beraroma tajam berisiko menimbulkan bau napas atau badan yang kurang sedap. Aroma inilah yang dikhawatirkan mengganggu jamaah lain yang sedang fokus beribadah. Karena itu selain memasak makanan berbau tajam dengan sempurna, pastikan sudah membersihkan diri sehingga tidak tersisa bau kurang sedap.

F. Tertahan di suatu tempat

Muslim tak perlu khawatir terhadap kewajibannya melaksanakan Sholat Jumat atau sholat berjamaah, jika tertahan di suatu tempat. Kewajiban tersebut gugur dengan pertimbangan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 286,

ا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Arab latin: Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

Pakar Ilmu Tafsir Al Quran, Profesor KH Quraish Shihab mengatakan, agama sesungguhnya hadir dengan lima tujuan. Yaitu: memelihara agama itu sendiri, jiwa, akal, harta benda, dan keturunan. Semua yang mengantar pada pemeliharaan hal tersebut merupakan anjuran bahkan kewajiban. Sebaliknya, segala yang menghambat dan mengabaikan tujuan tersebut maka dilarang dalam agama dengan berbagai tingkat larangan.

“Ketika Sholat Jumat berkumpul orang-orang yang bisa mengalami atau memberi penularan pada orang lain. Ulama lalu memberi fatwa tidak dianjurkan sholat berjamaah yang dikhawatirkan memberi dampak buruk bagi kesehatan. Karena itu tidak dianjurkan sholat berjamaah bahkan Sholat Jumat,” kata KH Quraish Shihab dalam rekaman video yang diterima detikcom.

DETIKCOM

Doa Terhindar dari Penyakit Mengerikan, Termasuk Corona

Umat Muslim wajib berdoa agar dilindungi Allah.

Selain menerapkan pola hidup sehat dan bersih, sebagai umat Muslim wajib berdoa agar senantiasa sehat dan dilindungi Allah dari berbagai penyakit. Apalagi, saat ini dunia sedang dilanda wabah virus corona.

Ada berbagai macam doa yang bisa dipanjatkan agar kita selalu dalam lindungan Allah, Salah satunya adalahh doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW berikut ini.

وَعَنْ أَنَسٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقُوْلُ : (( اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ )) . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.

Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari penyakit lain yang mengerikan.”

(HR. Abu Daud)

KHAZANAH REPUBLIKA


Hukum Shalat dengan Memakai Masker

Shalat merupakan ibadah yang memiliki permasalahan yang sangat kompleks. Sejak sebelum pelaksanaan, saat pelaksanaan dan setelahnya, ada saja problematika yang menarik dipelajari hukum fiqihnya. Termasuk di antaranya adalah persoalan memakai masker. Karena pertimbangan kesehatan dan lainnya, seseorang tidak melepas maskernya saat shalat. Bagaimana hukumnya shalat memakai masker?

Agama tidak melarang penggunaan berbagai atribut yang dikenakan ketika shalat, seperti sorban, selendang, peci, sajadah dan lain sebagainya. Termasuk dalam titik ini adalah masker. Asalkan benda-benda tersebut suci, maka diperbolehkan untuk dikenakan saat shalat. Bila masker yang dipakai terkena najis, maka haram dan tidak sah shalatnya.

Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani mengatakan:

ـ (و) الثاني (الطهارة عن النجاسة) أي التي لا يعفى عنها (في الثوب) أي الملبوس من كل محمول له وإن لم يتحرك بحركته وملاق لذلك 

Artinya, “Syarat yang kedua adalah suci dari najis yang tidak dimaafkan, di dalam pakaian, mencakup atribut yang dibawa, meski tidak ikut bergerak dengan bergeraknya orang yang shalat, dan disyaratkan pula suci dari najis, perkara yang bertemu dengan hal di atas,” (Lihat Syekh Nawawi Al-Bantani, Kasyifatus Saja, halaman 102).

Bila melihat pertimbangan keutamaan, sebaiknya penggunaan masker dihindari saat shalat, bila penggunaan masker dapat menghalangi terbukanya hidung secara sempurna saat melakukan sujud. Para ahli fiqih bermazhab Syafi’i menegaskan bahwa salah satu yang disunahkan ketika sujud adalah terbukanya bagian hidung secara sempurna.

Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan:

ـ (ويسن في السجود وضع ركبتيه) أولا للاتباع وخلافه منسوخ عل ما فيه  (ثم يديه ثم جبهته وأنفه) معا ويسن كونه (مكشوفا) قياسا على كشف اليدين ويكره مخالفة الترتيب المذكور وعدم وضع الأنف

Artinya, “Disunahkan di dalam sujud, meletakan kedua lutut untuk pertama kali, karena mengikuti Nabi. Nash hadits yang berbeda dengan anjuran ini dinaskh (direvisi) menurut suatu keterangan. Kemudian meletakan kedua tangannya, lalu dahi dan hidungnya secara bersamaan. Dan disunahkan hidung terbuka, karena dianalogikan dengan membuka kedua tangan. Makruh menyalahi urutan yang telah disebutkan, demikian pula makruh tidak meletakan hidung,” (Lihat Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Minhajul Qawim Hamisy Hasyiyatut Tarmasi, juz III, halaman 36).

Mengomentari referensi di atas, Syekh Mahfuzh At-Tarmasi menjelaskan sebagai berikut:

قوله ويسن كونه اي الانف قوله مكشوفا قياسا على كشف اليدين لم يذكر هذا القياس في التحفة، وعبارة شيخ الاسلام ثم يضع جبهته وانفه مكشوفا للاتباع رواه ابو داود وغيره الخ ومقتضى هذا رجوع الاتباع للكشف ايضا فليتأمل وليراجع

Artinya, “Ucapan Syekh Ibnu Hajar dan sunah terbukanya hidung karena dianalogikan dengan membuka tangan, Syekh Ibnu Hajar tidak menyebutkan analogi ini dalam kitab al-Tuhfah. Adapun redaksinya Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshari adalah, kemudian sunah meletakan dahi dan hidungnya dalam keadaan terbuka karena mengikuti Nabi. Hadits riwayat Imam Abu Daud dan lainnya.

Tuntutan dari redaksi ini adalah kembalinya alasan mengikuti Nabi kepada persoalan membuka hidung juga. Berpikirlah dan periksalah kembali,” (Lihat Syekh Mahfuzh At-Tarmasi, Hasyiyah At-Tarmasi ‘alal Minhajil Qawim, juz III, halaman 36).

Demikian penjelasan mengenai hukum memakai masker saat shalat. Simpulannya, sebaiknya penggunaan masker dihindari bila sampai menghalangi terbukanya hidung secara sempurna ketika sujud.

Solusi agar tetap mendapat keutamaan adalah, penggunaan masker tidak sampai menutupi bagian hidung, atau saat prosesi sujud, bagian hidung dibuka. Semoga bermanfaat. Wallahu a‘lam. (Ustadz M Mubasysyarum Bih)

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/101647/hukum-shalat-dengan-memakai-masker

Khutbah Jumat 4 Ibrah Virus Corona

Virus corona (Covid-19) masih mengguncang dunia. Kasusnya tercatat positif di 84 negara. Karenanya Khutbah Jumat 6 Maret 2020 ini mengambil tema 4 Ibrah Virus Corona.

Bagaimana sikap seorang muslim mengambil ibrah kasus ini? Berikut ini kami persembahkan dalam bentuk teks khutbah Jumat:

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kesehatan kepada kita. Kesehatan merupakan nikmat besar setelah nikmat iman. Dengan sehat, kita bisa beribadah dengan mudah. Termasuk mendirikan sholat Jumat.

Terlebih di tengah tersebarnya virus corona yang menjadi problematika internasional. Banyak negara terguncang karena virus yang dinamakan Covid-19 ini. Berdasarkan data terbaru hari ini, tercatat 97.885 kasus corona di 84 negara. Korban meninggal tercatat 3.348 jiwa. Terbesar menimpa China. Namun negeri-negeri muslim juga ada. Sampai-sampai Arab Saudi sempat melarang umrah untuk sementara guna mengantisipasi corona masuk ke negerinya.

Di tengah-tengah musibah virus corona ini, kita perlu sikap yang benar. Di antaranya adalah dengan mengambil ibrahnya. Setidaknya, ada empat ibrah yang bisa kita ambil bersama.

1. Jangan Sombong

Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Sesungguhnya manusia itu lemah. Karenanya jangan sombong. Jangan merasa digdaya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan merasa paling kuat.

Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. Apalagi penguasa yang sombong dengan kekuasaannya.

Pada 1 Oktober 2019 saat peringatan 70 tahun berdirinya China, Presiden China Xi Jinping mengatakan, tak ada kekuatan yang bisa mengguncang China. Ternyata tak lama setelah itu, muncul kasus Corona yang membuat China terguncang, bahkan minta pertolongan kepada dunia.

Kita pun tak boleh sombong. Merasa bebas dari corona atau musibah apa pun. Itu tidak menandakan kita kuat, tetapi semata-mata karena Allah melindungi kita. Karenanya jangan merasa sombong dan jangan membanggakan diri.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (QS. An Nisa: 36)

Bukankah kita tahu, para penguasa yang sombong kemudian diguncang oleh Allah. Namrudz yang sombong, cukup bagi Allah menurunkan nyamuk untuk menghentikan kesombongannya. Fir’aun yang sombong, bahkan mengaku sebagai tuhan, juga dihancurkan Allah. Kesombongannya demikian melampaui batas hingga mendeklarasikan diri:

فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى

(Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. (QS. An Nazi’at: 24)

Maka cukup bagi Allah menenggelamkannya di laut untuk mengakhiri segala kesombongannya.

فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ

Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela.(QS. Adz Dzariyat: 40)

2. Jaga Aturan Allah

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Ibrah kedua yang bisa kita ambil dari kasus virus corona adalah keharusan menjaga aturan Allah. Allah yang menciptakan manusia, Dialah yang paling tahu tentang manusia.

Kita punya motor. Siapa yang paling tahu motor kita dan bagaimana pemeliharaannya? Pabrik pembuat motor itu. Kita punya HP. Siapa yang paling tahu HP kita dan bagaimana cara penggunannya? Pabrik pembuatnya. Kita tahu caranya dari manual book yang dikeluarkan pabrik tersebut.

Alam semesta dan manusia merupakan ciptaan Allah. Maka Allah yang paling tahu apa yang baik bagi manusia. Manual book-nya berupa Al Quran. Maka jaga aturan-aturan Allah. Taati. Niscaya kehidupan yang baik akan kita dapatkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ

Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Salah satu aturan Allah adalah memakan makanan yang halal lagi baik. Sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Wahai manusia, makanlah dari apa yang ada di bumi, makanan yang halal lagi baik. Dan jangan ikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Salah satu studi menyebutkan, awal virus corona berasal dari hewan liar. Profesor Andrew Cunningham dari Zoological Society London (ZSL) mengatakan sejumlah hewan liar berpeluang untuk menjadi inang bagi virus itu, utamanya kalelawar.

Di China, negara asal virus Corona dan jumlah kasus terbanyak terinfeksi corona, tidak sedikit orang yang mengkonsumsi hewan liar, termasuk kelelawar. Sebagiannya setengah matang. Bahkan konon ada yang hidup-hidup.

Aturan Allah jelas, makanlah yang halal lagi baik. Demikian pula aturan-aturan Allah yang lain, semuanya demi kebaikan umat manusia.

3. Tawakal

Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Ibrah ketiga yang bisa kita ambil dari kasus penyebaran virus corona ini adalah tawakal kepada Allah. Kita tahu, Allah-lah Yang Mahakuasa. Tiada sesuatu yang terjadi tanpa kehendak dan izin-Nya. Termasuk terjadinya musibah, bencana dan penyakit menimpa siapa.

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah  (QS. At-Taghabun: 11)

Karenanya, kita tawakal kepada Allah. Tentu dengan tetap mengoptimalkan ikhtiar. Misalnya menjaga kesehatan, selalu cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan seterusnya.

Ketika kita tawakal, insya Allah akan dilindungi dan dicukupkan Allah.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath Thalaq: 2-3)

4. Taqarrub ilallah

Ikhwatal iman hafidhakumullah,
Keempat, tingkatkan taqarrub kepada Allah. Tak ada yang bisa melindungi kita kecuali Allah. Tak ada yang bisa menjaga kita dari bahaya kecuali Allah. Karenanya semakin mendekatlah kepada Allah. Perbaiki ibadah, perbanyak doa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan banyak doa untuk berlindung dari keburukan, penyakit dan marabahaya. Di antaranya adalah doa yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan An Nasa’i.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الأَسْقَامِ

Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari penyakit belang, gila, kusta dan segala penyakit mengerikan lainnya. (HR. Abu Dawud dan An Nasa’i)

Dialah Allah yang Kuasa mengabulkan doa. Hanya Allah yang bisa memperkenankan permintaan kita. Siapa yang minta perlindungan pasti dilindungi-Nya. Siapa yang minta dijaga pasti akan dijaga-Nya.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.  (QS. Ghafir: 60)

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Tak ada satu peristiwa pun kecuali ada hikmah dan ibrahnya. Termasuk kasus yang mengguncangkan ekonomi dunia ini. Semoga dengan mengambil empat ibrah tersebut, kita semakin bertaqwa dan mendapat keberkahan dari-Nya.

Karena yang terpenting dalam hidup ini adalah sabar dan syukurnya. Saat mendapat nikmat kita bersyukur. Saat mendapat musibah kita bersabar. Dan semoga Allah senantiasa menjaga kita dari segala musibah terutama musibah yang menimpa agama. Sebab musibah yang menimpa agama adalah musibah terbesar bagi manusia.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

*Khutbah Jumat edisi 11 Rajab 1441 H bertepatan 6 Maret 2020;

Muchlisin BK/BersamaDakwah


Makkah dan Madinah Makin Serius Tangani Virus Corona

Pemerintah Arab Saudi makin memperketat penyebaran virus conona di tanah suci. Bahkan, Arab Saudi pada hari Kamis lalu (5/3) telah mengumumkan bahwa Masjidil Haram  di Makah dan Masjid Nabawi di Madinah ditutup satu jam setelah sholat Isya dan akan dibuka satu jam sebelum sholat Subuh (subuh) pada setiap harinya.

Ini adalah tindakan pencegahan terbaru untuk mencegah penyebaran coronavirus di Arab Saudi.

Seperti dilansir Arab News, pihak Kerajaan Sadui itu telah menangguhkan semua ziarah umrah pada hari Rabu lalu itu karena adanya kekhawatiran akan penyebaran virus corona. Maka pihak berwenang pun telah membersihkan Masjidil Haram sebagai persiapan untuk sterilisasi, setelah penangguhan kunjungan Umrah baru-baru ini.

Seorang pejabat Saudi mengatakan operasi pembersihan tersebut merupakan “tindakan pencegahan sementara” yang “belum pernah terjadi sebelumnya.” Pada bagian lantai atas tetap terbuka untuk sholat. Namun, dalam video yang diposting secara online pada hari Kamis lalu ternyata menunjukkan area mataf tampak sepi dari kerumunan jamaah yang mengelilingi Ka’bah.

Daerah di sekitar Ka’bah linny, misalnya tempat para peziarah melalukan Sa’i yakni berjalan mengelilinginya tujuh kali dan di antara bukit Safa dan Marwah malah akan tetap ditutup sampai larangan Umrah dicabut. Shalat hanya akan dilakukan di dalam Masjidil Haram.

Selain itu membawa makanan dan minuman ke masjid sekarang dilarang’ Akses jamaah yang ingin minum ke wadah Zamzam sementara akan dihentikan.

Arae makam di Masjid Nabawi Madinah yang menampung kuburan Nabi Muhammad dan dua sahabatnya, Abu Bakar Siddiq dan Umar ibn Al-Khattab, juga akan ditutup untuk jamaah.

Perubahan kebijakan terhada pengawasan di Dua Masjid Suci ini terjadi ketika Kerajaan Saudi menuduh Iran meningkatkan ancaman global dari virus corona dengan tidak mendokumentasikan dengan baik kedatangan dan keberangkatan pengunjung asing ke negerinya.

Ini terjadi setelah kementerian Kesehatan sebelumnya mengumumkan lima orang Saudi yang dinyatakan positif COVID-19 setelah kembali dari Iran, melalui Bahrain dan Kuwait. Mereka berusaha masuk ke Saudi tanpa mengungkapkan bahwa mereka pernah berada di Iran.

Sebuah sumber resmi di Kerajaan Saudi mengecam tindakan tidak bertanggung jawab terhadap pihak pemberi izin warga Saudi bisa masuk ke Iran tanpa membubuhkan paspor. Arab Saudi khawatir mereka akan membawa wabah virus di negara itu.

Sikap ini, lanjut sumber di pihak pemerintah Arab Saudi, sebagai bukti tanggung jawab langsung pihak Iran untuk tidak meningkatkan tingkat infeksi dan penyebaran virus di seluruh dunia. Menurutnya, perilaku semacam itu menimbulkan ancaman kesehatan publik yang serius bagi komunitas global, melemahkan upaya penahanan internasional, dan menempatkan komunitas pada risiko yang lebih besar.

Pejabat itu mendesak semua warga Saudi yang telah mengunjungi Iran baru-baru ini untuk menghubungi nomor bebas pulsa Kementerian Kesehatan. Ini harus dilakukan sebagai tindakan pencegahan adanya gangguan kesehatah akibat virus corona. Warga Saudi yang saat ini berada di Iran juga didesak untuk melaporkan kunjungan mereka segera setelah kembali.

Virus Corona di Palestina

Dalam perkembangan lain, tujuh warga Palestina yang bekerja di sebuah hotel di Betlehem tempat turis Yunani dites positif mengidap virus corona. Pemerintah telah menyatakan larangan dua minggu pada turis.

Bahkan di Italia, negara itu  telah menutup semua sekolah setidaknya selama 10 hari, dan Iran pun menutup lembaga pendidikannya hingga April. California telah menyatakan keadaan darurat setelah kematiannya yang pertama coronavirus, dan kapal pesiar dengan 3.500 orang di dalamnya ditahan di lepas pantai.

IHRAM


Edisi Panik: Mencari Pengganti Masker

BETAPA panik orang-orang mendengar berita bahwa virus Corona sudah masuk ke negeri tercinta kita. Masker di berbagai tempat sold out alias laku keras. Harganya pun melonjak tajam. Pedagang masker berkata: “Inilah hukum perputaran dunia. Allah memiliki 1001 cara untuk membuat laku sesuatu yang jarang dibeli kecuali oleh orang sakit atau berkebutuhan khusus.

Semalam saya menyampaikan pengajian di lapangan TNI Kabupaten Gianyar Bali. Ada sekitar 4000 lebih jamaah menghadiri acara bertajuk Munajat Cinta itu. Tak saya lihat walau seorangpun yang memakai masker. Mungkin itu karena mereka tidak paham risiko Corona, mungkin juga karena sangat yakin pada takdir dan kekuasaan Allah, atau juga mungkin karena dana yang ada sudah dialokasikan ke keperluan lain. Namun saat saya mau membeli masker semalam, ternyata juga sold out. Itu pun juga dengan harga tinggi.

Pagi ini saya di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Begitu kagetnya saya melihat mayoritas orang di bandara itu memakai masker. Laki perempuan, anak-anak dan dewasa, memakai masker. Saya agak malu juga karena saya tidak mengikuti kekompakan orang-orang itu. Saya tidak membawa masker.

Teringatlah saya pada kisah Mat Kelor saat di Singapore minggu kemaren. Saat dirinya tak menemukan toko yang menjual masker, maka Mat Kelor mencari pengganti masker. Dia berpikir keras agar dirinya tak tertular penyakit virus Corona itu. Pilihannya adalah jatuh pada membeli CADAR.

Mat Kelor senang dengan idenya itu. “Aman saya,” katanya. Namun semua orang yang berpapasan dengannya pasti tertawa ngakak. Saya pun menuliskan ini sambil tertawa. Bagaimana dengan Anda? Siapa memulai pagi harinya dengan senyum tawa, ada potensi besar senang senyum tawa sepanjang hari. Salam, AIM. [*]

INILAH MOZAIK

Virus Jangan Menjadikanmu Rakus

Corona tak cukup hanya dilawan dengan ketakutan berlebihan.

​Seketika Novel Coronavirus meramaikan jagat dunia nyata terlebih dunia maya. Tak butuh waktu lama, media sosial pun gempar dipenuhi berita-berita baik based on fakta maupun yang belum jelas kesahihannya— pasca presiden Joko Widodo resmi mengumumkan; dua orang WNI Positif Corona! Apa  yang terjadi kemudian? Kurang dari dua jam, jamaah +62 memadati pusat perbelanjaan. Kepanikan maha dahsyat tak mampu terelakkan. Ada yang riuh mencari vitamin dan obat-obatan, hingga rela memenuhi antrian guna menyetok bahan makanan! Ya, hampir semuanya panic buying hingga kalap membeli barang-barang yang semestinya mampu ditahan. Satu hal yang paling mengagetkan; bukan hanya sabun dan cairan pencuci tangan instan yang sangat langka di pasaran— harga masker meroket hingga 10 kali lipat. Sungguh fenomena mencengangkan!

Sebenarnya—mengapa sih Corona menjadi momok yang amat ditakutkan? Apakah ia adalah virus yang sangat berbahaya dan sukar disembuhkan? Atau karena banyak pasien terinfeksi virus ini lantas berakhir dengan kematian? Disinilah keimanan sekaligus kecerdasan emosional kita sedang diuji. Andai mau membaca, menganalisa, menyelidiki dari berbagai sumber, maka sebenarnya, tak perlu ikut-ikutan percaya pada media yang menuliskan berita secara bombastis yang rentan terpapar virus hoax. Virus Corona, menurut berbagai pakar, sama seperti virus lainnya yang mudah menyerang ketika imun seseorang lemah. Tepat, saat seseorang menyikapi kabar ini dengan panik berlebih lantas ikut-ikutan menyetok bahan makanan yang sebenarnya nggak perlu-perlu amat, ia pun terserang rasa letih baik secara fisik juga psikis (pikiran), Nah, tentu saja dalam kondisi tersebut sangat memengaruhi kualitas imun tubuh hingga akhirnya rentan tertular penyakit.

Satu hal penting yang perlu kita telusuri bersama, dalam rilis berita yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), Novel Coronavirus (2019- nCoV) situation reports (2020) per Selasa, 3 Maret 2020 menyebutkan, total kasus CoVid-19 berjumlah 91.347. Kasus yang masih aktif saat ini 39.936. Sebanyak 18% di antaranya dalam kondisi kritis, 82% dalam kondisi ringan. Sementara itu, kasus yang sudah selesai ditangani 51.411, sebanyak 6% di antaranya meninggal  dan 94% diantaranya berhasil sembuh.  

Jika kita melihat analisis data di atas, terbukti bahwa orang yang telah terinfeksi corona berhasil sembuh! Artinya bahwa, Corona tak cukup hanya dilawan dengan ketakutan berlebihan.  Sesungguhnya, ia bisa ‘pamit’ pulang dan tidak menghinggapi kita ketika kita mampu berpikir jernih, tetap tenang, dan mengendalikan diri. Rasa panik dan takut sangat wajar dan manusiawi sebab banyak Negara juga Indonesia dihadapkan mencekam karena wabah virus kian meluas. Namun, jangan sampai rasa ketakutan yang berlebihan menghalangi akal untuk berpikir dengan penuh pertimbangan. Berbelanja dengan berlebihan bahkan tega mendulang rupiah dalam kondisi yang tengah mengkhawatirkan bukanlah tindakan bijak seorang manusia beriman. Sebaliknya, selain tentu kita harus waspada dengan menjaga kesehatan dan berdoa pada Tuhan, rasa empati juga perlu diasah. Saatnya kita saling membantu dan bersedekah dengan apapun yang kita mampu. Sedekah satu masker pada mereka yang tak sanggup membeli karena harga yang meroket naik begitu tingginya, tentu menjadi ladang amal yang insyaAllah berpahala.

Upaya preventif lain dalam menghadapi wabah virus juga telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Saw memberikan anjuran untuk mengisolasi (karantina) diri ketika situasi tidak memungkinkan untuk banyak beraktivitas di luar.

Hal ini dipraktikkan langsung oleh Rasul dan para sahabat ketika wabah pes/ lepra menimpa kota Madinah. Rasulullah menganjurkan untuk tetap bertahan dan tidak mengunjungi daerah yang terindikasi wabah tersebut.

Upaya pencegahan ala Rasulullah Saw agar wabah virus tak meluas adalah suatu bentuk ikhtiar yang sangat bermanfaat bukan hanya untuk mencegah diri dari virus mematikan, namun juga melatih keimanan untuk lebih mendekat, berdoa, tawakkal dan memasrahkan hidup hanya kepada Allah, tentu dengan didahului oleh ikhtiar jasmani lainnya.

Semestinya, virus tak menjadikan iman kita melemah hingga rakus menimbun bahan makanan dan menaikkan harga kebutuhan padahal masih sangat banyak orang yang lebih membutuhkan.

Mari tetap tenang, jaga kesehatan, rajin mencuci tangan, berolahraga, berjemur dan makan makanan dengan gizi seimbang, ya! Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua. Aamiin.  

Oleh: Ina Salma Febriany

KHAZANAH REPUBLIKA

Khutbah Jumat: Menyikapi Virus Corona

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya.

Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapa yang bershalawat kepada beliau sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali.

Pada khutbah Jumat kali ini, kita akan membahas virus corona dari Wuhan China yang mulai membuat kaum muslimin di negeri kita ini gelisah.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus corona adalah adalah kelompok virus yang umumnya menjangkiti hewan. Hanya dalam kasus yang jarang terjadi dapat ditularkan pada hewan ke manusia, seperti yang terjadi di Wuhan, China.

Virus corona dapat membuat orang sakit pneumonia Wuhan atau pneumonia China. Penyakit ini berbeda dengan jenis pneumonia biasa karena jenis virus yang berbeda pula.

Bagian tubuh yang terserang biasanya adalah saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, mirip seperti flu biasa.  Gejala-gejala yang muncul meliputi pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam. Untuk demam, yang membedakannya dengan gejala penyakit lainnya adalah waktu serangan atau inkubasinya yang lebih lama, yaitu mencapai 14 hari.

WHO menyatakan virus dapat menyebar dari kontak manusia dengan hewan dan manusia dengan manusia. Hingga saat ini belum diketahui hewan apa yang menyebarkan virus tersebut. Dugaan sementara mengarah pada ular dan kelelawar.

Berikut adalah beberapa nasihat dari Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazaq Al-Badr (guru besar di Universitas Islam Madinah dan pengajar di Masjid Nabawi) yang kami ringkaskan dan kembangkan bagaimana kita seharusnya menghadapi virus yang satu ini:

Pertama: Tawakkal kepada Allah

Setiap muslim hendaknya pasrah dan tawakkal kepada Allah. Ingatlah segala sesuatu atas kuasa Allah dan sudah menjadi takdir-Nya. Ayat-ayat dan hadits-hadits berikut jadi renungan kita.

Dalil pertama,

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”  (QS. At-Taghabun: 11)

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ

Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim, no. 2653)

Dalam hadits lainnya disebutkan,

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, ‘Tulislah.’ Pena berkata, ‘Apa yang harus aku tulis.’ Allah berfirman, ‘Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.’” (HR. Tirmidzi, no. 2155. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Kedua: Menjaga aturan Allah

Ingatlah kalau kita menjaga aturan Allah memerhatikan perintah dan menjauhi larangan, pasti Allah akan menjaga kita pula.

Dalam nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan,

احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ،

Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi, no. 2516; Ahmad, 1:293; Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 14:408. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Ketiga: Ingatlah keadaan seorang mukmin antara bersyukur dan bersabar

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Keempat: Lakukan ikhtiar dan sebab

Lakukanlah sebab dan lakukan berbagai upaya uintuk mengobati penyakit. Berobat dan mencari sebab tidaklah bertentangan dengan tawakkal.

Dalam hadits disebutkan tentang khasiat kurma,

مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ

Barangsiapa di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047).

Untuk menghadapi wabah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ، وأنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا. متفق عَلَيْهِ

Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Kelima: Perkuat diri dengan dzikir, terutama sekali rutinkan dzikir pagi dan petang.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ : بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، إِلاَّ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ

Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang dari setiap malamnya kalimat: BISMILLAHILLADZI LAA YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’ WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM (dengan nama Allah Yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak aka nada apa pun yang membahayakannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). [HR. Abu Daud, no. 5088; Tirmidzi, no. 3388; Ibnu Majah, no. 3388. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].

Disebutkan dalam hadits dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)

Juga ada anjuran membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ خُبَيْبٍ – بِضَمِّ الخَاءِ المُعْجَمَةِ – – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( اقْرَأْ : قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ ، والمُعَوِّذَتَيْنِ حِيْنَ تُمْسِي وَحِينَ تُصْبحُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ )) . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي ، وَقاَلَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.

‘Abdullah bin Khubaib (dengan mendhammahkan kha’ mu’jamah) radhiyallahu ‘anhu, berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberkata kepadaku, ‘Bacalah: Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlash) dan Al-Mu’awwidzatain (surah Al-Falaq dan An-Naas) saat petang dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka itu mencukupkanmu dari segala sesuatunya.” (HR. Abu Daud, no. 5082 dan Tirmidzi, no. 3575. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Ini juga bacaan yang terkandung permohonan perlindungan secara sempurna dari berbagai mara bahaya, dibaca sekali ketika pagi dan petang:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FID DUNYAA WAL AAKHIROH. ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FII DIINII WA DUN-YAYA WA AHLII WA MAALII. ALLAHUMAS-TUR ‘AWROOTII WA AAMIN ROW’AATII. ALLAHUMMAHFAZH-NII MIM BAYNI YADAYYA WA MIN KHOLFII WA ‘AN YAMIINII WA ‘AN SYIMAALII WA MIN FAWQII WA A’UDZU BI ‘AZHOMATIK AN UGHTALA MIN TAHTII.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no. 3871. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Keenam: Jangan percaya berita HOAX, dan pintar-pintar menyaring berita

Wajib bagi setiap muslim tidak hanyut dan terlena dengan kabar-kabar dusta atau kita biasa sebut dengan HOAX.

Misal berita-berita HOAX yang tersebar di media sosial dan WA:

  1. Kurma harus dicuci bersih karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar. Ini info yang tidak benar.
  2. Virus corona bisa disembuhkan dengan bawang putih. Faktanya, menurut Ahli vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe, klaim bawang putih dapat menyembuhkan virus corona bisa dipastikan tidak benar alias hoaks. Menurutnya hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang teruji bisa menghalau virus. Ditegaskan juga oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu bahwa belum ada vaksin maupun obat untuk Virus Corona baru ini.
  3. HP Xiaomi buatan China dapat menularkan virus corona. Yang benar virus corona tidak bisa hidup jika menempel di benda mati.

Seorang muslim harus pandai menyikapi berita dengan kroscek terlebih dahulu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6).

Ketujuh: Bersabar

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ,  الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ .  أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”  (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Penutup: Ingatlah musibah yang paling besar adalah musibah yang menimpa agama, bukan musibah dunia.

Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam ‘Syuabul-Iman’, dari Syuraih Al-Qadhi rahimahullah ia berkata, “Sesungguhnya aku ditimpa musibah dan aku memuji kepada Allah karena empat hal:

  1. Aku memuji Allah atas ujian yang tidak lebih besar dari yang menimpa ini.
  2. Aku memuji Allah tatkala aku diberikan kesabaran atasnya.
  3. Aku memuji Allah karena diberikan taufik mengucapkan kalimat Istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un) hingga mengapai pahalanya.
  4. Aku memuji Allah karena musibah yang menimpaku bukan musibah dalam agamaku.”

Demikian khutbah pertama ini.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Diselesaikan di Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul, 31 Januari 2020, 6 Jumadats Tsaniyyah 1441 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/23237-khutbah-jumat-menyikapi-virus-corona.html