Menkes Imbau Jamaah Haji Waspadai Kolera

Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, berpesan agar jamaah haji Indonesia berhati-hati dengan penyakit kolera yang sedang mewabah di Yaman. Ini dikarenakan, posisi Yaman berbatasan dengan Arab Saudi sehingga dikhawatirkan akan lebih mudah menjangkit orang sekitar Yaman.

“Di Indonesia, penyakit diare masih ditemukan, tetapi penyakit kolera sudah sangat jarang ditemukan. Penyakit kolera sering disebut sebagai penyakit muntaber (muntah dan berak),” ujar Nila, Ahad (23/7).

Di Yaman, telah terjadi penyebaran dan penularan penyakit Kolera yang menyerang lebih dari 322 ribu orang. Mengingat Yaman berbatasan dengan Saudi, maka perlu diwaspadai kemungkinan penyebaran dan penularan penyakit kolera pada jamaah haji, khususnya jamaah haji Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI, memaparkan gejala, proses penularan, serta pencegahan penyakit kolera. Gejalanya adalah sering buang air besar encer (diare) dan disertai muntah. Tinja penderita kolera tampak encer seperti air cucian beras. Gejala penyakit Kolera muncul 8 hingga 72 jam setelah penderita terpapar sumber penularan. Periode ini disebut masa inkubasi. Penderita kolera harus segera berobat untuk diberi cairan, karena apabila tidak segera berobat dan diberi cairan dapat meninggal karena kekurangan cairan (dehidrasi). Dalam perjalanan menuju tempat berobat, penderita dapat diberikan cairan oralit untuk pertolongan pertama, guna mencegah kekurangan cairan.

Proses penularannya yaitu kuman penyakit kolera tersebar melalui tinja penderita. Penularan terjadi jika tanpa sengaja tinja penderita kolera mencemari minuman atau makanan, yang kemudian dikonsumsi orang lain. Hal ini dapat terjadi jika penderita kolera buang air besar sembarangan atau berdekatan dengan sumber air atau tempat pengolahan makanan.

Terkait upaya pencegahan, jamaah haji Indonesia diminta minum menggunakan air minum kemasan atau air yang sudah dimasak. Gunakan air bersih atau PAM untuk keperluan sehari-hari, seperti masak, mencuci alat makan, gosok gigi, berwudhu, dan mandi. Kemudian, cuci tangan dengan air yang cukup dan sabun, sebelum makan, sebelum menyentuh makanan atau mengolah makanan, sesudah buang air besar, dan sesudah mengurus penderita diare atau orang sakit.

Jamaah juga disarankan mengonsumsi makanan yang sudah dimasak dengan baik serta menghindari makan makanan yang masih mentah. Cuci atau masaklah sayuran sebelum dimakan, mencuci atau mengupas buah-buahan sebelum dimakan, dan menyimpan makanan di tempat atau wadah yang tertutup. “Dan selalu memasak dan mengolah makanan-minuman di dapur atau ruangan yang terjaga kebersihannya,” kata Menkes.

Ketika di Saudi, jamaah haji diharapkan menggunakan jamban dan kamar mandi yang terjaga kebersihannya. Tempat yang tercemar kotoran atau muntahan penderita kolera harus dibersihkan dengan air dan karbol atau dengan air dan cairan disinfektans atau pembasmi kuman lainnya. “Segera berobat jika diare, muntah atau menderita penyakit lainnya. Pesan ini harus selalu diingat oleh para jamaah haji,” ujar Menkes.

 

IHRAM

Jamaah Haji Diminta Waspadai Penularan Wabah Kolera

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya wabah penyakit kolera yang saat ini sedang terjadi di Yaman bisa terjadi di Arab Saudi karena letak dua negara ini yang berdekatan. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu mengatakan, saat ini diperkirakan sekitar 300 ribu warga Yaman terkena penyakit ini. Kemudian setiap hari sekitar 5 ribu kasus kolera baru terjadi di Yaman.

“WHO memperingatkan wabah kolera saat musim haji mendatang sampai September 2017 karena letak Yaman yang bersebelahan dengan Arab Saudi,” katanya saat pemaparan kebijakan pencegahan kolera di kalangan jamaah haji Indonesia, Selasa (25/7).

Penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri vibrio Kolera ini menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ciri-cirinya buang air besar cair, berwarna seperti air cucian beras, dan encer lebih dari tiga kali sehari. Kemudian ini berlanjut dengan muntah dan dehidrasi.

Untuk mencegah penyakit ini menular ke jamaah haji di Tanah Air, pihaknya mengaku menyediakan obat dan alat kesehatan yang diklaim cukup. Namun, ia meminta jamaah haji juga melakukan upaya-upaya untuk mencegahnya. Diantaranya mencuci buah dan sayuran dengan air hingga bersih sebelum dikonsumsi. Selain itu, rajin cuci tangan dengan sabun dan air.

“Selain itu makan makanan matang, hindari makanan mentah dan setengah matang,” ujarnya.

Ia juga meminta jamaah meminum dari botol kemasan dan minuman yang telah dimasak dan tutup makanan dan minuman yang telah tersedia. Yang tak kalahnpenting, kata dia, cuci peralatan makan dan pakaian dengan air mengalir. Periksa juga tanggal kadaluwarsa makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Ia juga meminta jamaah menjaga kebersihan tempat menginap atau pondokan.

“Pemeriksaan sanitasi katering dan pondokan haji juga dilakukan,” ujarnya.

Namun jika jamaah haji Indonesia ada yang sudah terkena diare, ia meminta agar jamaah tersebut langsung meminum oralit untuk pertolongan pertama. Ia juga meminta jamaah segera berobat jika sudah diare lebih dari tiga kali.

 

IHRAM