Saat Abaya dan Hijab tak Lagi Wajib di Saudi

Selama ini Arab Saudi banyak digambarkan sebagai sistem kehidupan yang konservatif. Perempuan hanya boleh di rumah, musik dan film diharamkan, tidak boleh mengkritik pemerintah, dan sebagainya. Sekarang kondisinya berubah. Transformasi sosial sedang berjalan di banyak aspek kehidupan. Berikut bagian terakhir serial catatan perjalanan wartawan RepublikaIrfan Junaidi menyaksikan perubahan tersebut.

Perubahan besar yang tengah dijalankan Arab Saudi tak hanya cukup dirasakan masyarakat setempat. Warna baru kehidupan di Arab Saudi yang diarahkan lebih terbuka dan moderat juga terus digaungkan kepada dunia.

Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman, misalnya, berpendapat wanita di Arab Saudi tidak perlu memakai penutup kepala atau abaya hitam. “Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada wanita untuk memutuskan jenis pakaian apa yang layak dan sopan yang dia pilih untuk dipakai,” ujarnya dalam wawancara dengan saluran televisi CBS,Ahad (18/3).

Pemerintah Arab Saudi juga mendesain serangkaian program komunikasi internasional untuk mengenalkan warna baru Arab Saudi. Kementerian Informasi dan Kebudayaan memegang peranan penting menyampaikan pesan moderasi Arab Saudi ini. Saudi TV menjadi salah satu elemen penting untuk meneruskan pesan. Menurut Vice President Engineering Department Saudi TVSamir Asiri, selain saluran budaya, pihaknya juga sedang menyiapkan saluran khusus berita.

Upaya peningkatan infrastruktur Saudi TV pun terus dijalankan. “Kami menjangkau jutaan penonton di seluruh dunia,” kata Samir. Pihaknya mengaku berupaya menyajikan berita seluas-luasnya, terutama yang terkait dengan berbagai perubahan di Arab Saudi. Dia memastikan, semua upaya peningkatan Saudi TV ini didukung penuh oleh Kerajaan Arab Saudi.

Kementerian Informasi dan Kebudayaan Arab Saudi juga akan menggiatkan kerja sama dengan media-media di negara lain. Wakil Menteri Informasi untuk Urusan Hubungan dengan Media Internasional Khalid AA Al Ghamdi mengungkapkan, pihaknya sangat antusias membangun jaringan dengan berbagai media yang punya visi sama.

Pihaknya pun menghendaki adanya pertukaran pengalaman antara media di Arab Saudi dan media-media di belahan dunia lain. Selain mengundang berbagai awak media, kata Khalid, Kementerian Informasi juga akan mengirimkan awak medianya ke berbagai media di negara lain yang menjadi mitranya.

Dengan program-program tersebut, pihaknya berharap terjadi pertukaran informasi. Yang lebih penting lagi, dia berharap semua perkembangan yang terjadi di Arab Saudi bisa disebarkan kepada seluruh masyarakat dunia. Kami akan senantiasa melaporkan perkembangan soal kerja sama media ini kepada menteri, tutur dia.

Khusus untuk menyebarkan berbagai informasi kepada media-media di seluruh dunia, Kementerian Informasi Arab Saudi juga telah mendorong berdirinya dua pusat informasi. Satu pusat bernama Center for International Communication (CIC) dan satu lagi Islamic Communication Center (ICC). Kedua pusat ini memiliki peran yang serupa tetapi tak sama.

CIC berperan penting menyam paikan seluruh perkembangan penting di Arab Saudi kepada media-media internasional. Secara sederhana, CIC ini seperti juru bicara Arab Saudi kepada media internasional. Selain mengirimkan berita- berita yang sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, CIC juga membantu media internasional untuk mengakses sumber-sumber berita yang diperlukan.

Sedangkan, ICC berfungsi untuk menyebarkan berbagai informasi yang terkait dengan perkembangan di Arab Saudi kepada dunia Islam. Presiden ICC Faheem H Alhamid mengungkapkan, ICC memiliki tugas menyampaikan pandangan yang benar tentang perkembangan terbaru di Arab Saudi.

“Kita juga mengeliminasi hate speech serta menghadirkan jiwa Islam yang besar,” ujar dia.

Arab Saudi dikatakannya merupakan titik perhatian bagi dunia Islam. Karena itu, pihaknya perlu sekali menyampaikan hal yang sebenarnya terjadi di Arab Saudi. “Tidak perlu mengurangi dan tidak perlu melebih-lebihkan,” Faheem menambahkan.

Untuk menggodok dan menyebarkan informasi perkembangan Arab Saudi, ICC dan CIC bekerja layaknya sebuah dapur media massa. Keduanya memiliki newsroom dengan tim yang siap menjangkau berbagai platform media. Selain mendistribusikan informasi, tim ICC maupun CIC juga menjalankan pemantauan informasi di semua platform, termasuk informasi yang berkembang di media sosial.

Begitu muncul informasi yang perlu sekali mendapatkan pelurusan, tim akan bergerak cepat. Mereka segera mendistribusikan informasi yang bisa meluruskan informasi sebelumnya. Tim ini juga menyediakan dirinya sebagai pintu bagi media-media asing yang ingin menjangkau sumber-sumber penting informasi di Arab Saudi.

Diseminasi informasi tentang perkembangan Arab Saudi yang digarap secara sangat serius sepenuhnya bertujuan membuat citra baru tentang negara tersebut. Dengan upaya ini, Saudi ingin menampilkan dirinya lebih moderat dan ramah terhadap budaya modern. Arab yang konservatif akan dijadikan sebagai sejarah masa lalu.

 

REPUBLIKA