Inilah Sifat Zuhud Rasulullah SAW yang Wajib Ditiru

KETIKA Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ingin membawa sahabatnya pada sikap zuhud, beliau telah memberikan panduan bagaimana orang-orang beriman menyikapi kehidupannya di dunia. Rasulullah bersabda: ”Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.” (HR Bukhari).

Selanjutnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mencontohkan langsung pada sahabat dan umatnya bagaimana hidup di dunia. Beliau adalah orang yang paling rajin bekerja dan beramal shalih, paling semangat dalam ibadah, paling gigih dalam berjihad. Tetapi pada saat yang sama beliau tidak mengambil hasil dari semua jerih payahnya di dunia berupa harta dan kenikmatan dunia.

Kehidupan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sangat sederhana dan bersahaja dan beliau lebih mementingkan kebahagiaan hidup di akhirat dan keridhoan Allah Azza Wa Jalla. Ibnu Mas’ud ra. melihat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tidur di atas kain tikar yang lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata: ”Wahai Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bagaimana kalau aku ambilkan untukmu kasur?”

Maka Rasulullah menjawab: ”Untuk apa dunia itu? Hubunganku dengan dunia seperti pengendara yang mampir sejenak di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi).

Sedangkan para ulama lebih memperjelas lagi makna dan hakikat zuhud. Secara syar’i zuhud bermakna mengambil sesuatu yang halal hanya sebatas keperluan. Abu Idris Al-Khaulani berkata: ”Zuhud terhadap dunia bukanlah mengharamkan yang halal dan membuang semua harta. Akan tetapi zuhud terhadap dunia adalah lebih menyakini apa yang ada di sisi Allah ketimbang apa yang ada di tangan kita. Dan jika kita ditimpa musibah maka kita sangat berharap untuk mendapatkan pahala. Bahkan ketika musibah itu masih bersama kita, kita pun berharap bisa menambah dan menyimpan pahalanya.”

Ibnu Khafif berkata: ”Zuhud adalah menghindari dunia tanpa terpaksa.”

Ibnu Taimiyah ra berkata: ”Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat di akhirat nanti, sedangkan wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang ditakuti bahayanya di akhirat nanti.” []

ISLAM POS

Hakikat Zuhud Rasulullah

Rasulullah SAW bersabda, “Melakukan zuhud dalam kehidupan dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah. Dan hendaknya engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang sedang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu.” (HR. Ahmad). 

Menurut Imam Ali ra, zuhud adalah amal yang lebih utama setelah mengenal Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Zuhudlah kamu di dunia, niscaya Allah mencintaimu.” 

Zuhud terhadap dunia bukan berarti terlarang memiliki harta dunia dan kekayaan lainnya. Zuhud berarti lebih yakin dengan yang ada di tangan Allah daripada yang ada di tangan makhluk. Bagi orang zuhud, ketentraman tidak ditentukan banyaknya harta. Baginya, ketentraman adalah keyakinan akan janji dan jaminan Allah. Allah Mahatahu akan segala kebutuhan makhluk-Nya. 

Suatu ketika ada seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW Dia menceritakan keadaan suaminya, yang jika malam hari ia tidak pernah tidur karena ingin beribadah. Hampir tiap hari dia juga selalu shaum. Rasul SAW kemudian memanggil sang suami dan mengklarifikasi hal itu. Sang suami menjawab: “Ya Rasulullah saya melakukan semua itu karena merasa bahwa ibadah saya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan ibadahmu”. 

Rasulullah SAW menimpali perkataan laki-laki itu, “Ketahuilah, bahwa saya ini adalah orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Tapi di malam hari, saya ada waktu untuk tidur dan ada pula untuk ibadah. Di siang hari, saya ada waktu buka dan ada waktu shaum”. Dari Hadis di atas, kita lihat bahwa zuhud tidak berarti meninggalkan dunia sama sekali. Dunia tetap dicari, tapi tidak sampai terbuai olehnya. Seorang sufi mengatakan, orang zuhud adalah orang yang menyikapi dunia hanya sebatas tangannya saja. Maka dari itu, dia akan lebih berhati-hati, cermat dan tidak sampai diperbudak oleh dunia.