Tak Boleh Gantungkan Bahagia kepada Selain Allah

DUNIA ini berputar, semua bisa berubah. Sebagaimana angin bisa berubah arah, langkah kaki bisa berubah haluan. Tak ada yang tetap dalam hidup ini kecuali sesuatu yang sudah menjadi hukum alam. Perubahan adalah bagian dari hukum alam.

Sejarah hidup manusia mengajarkan kita bahwa semua yang hidup pasti mati, pada saatnya nafas akan terhenti. Sebagaimana kekasih pada waktunya akan berpisah dan pergi, sahabat terdekatpun akan menjauh dan menepi.

Dari anak-anak menjadi tua, ada banyak peristiwa yang menyadarkan bahwa hidup adalah perjalanan dari lemah menjadi kuat dan dari kuat menjadi lemah kembali. Sebagaimana sehat bisa menjadi sakit, sakitpun bisa menjadi sehat kembali. Semua bisa berubah dan berputar tanpa kita tahu kapan dan mengapa. Akhirnya, semua akan musnah dan menjadi tiada.

Pantaskan kita menggantungkan bahagia pada hal-hal yang berubah? Kalau ini yang menjadi pilihan, jangan salahkan siapa jika bahagia dalam hidup tak menjadi abadi dan selalu berganti dengan penderitaan. Gantungkanlah bahagia kita hanya kepada Dzat Yang Selalu Hidup tak pernah mati, Dzat yang tak pernah berubah dalam segala sifatnya, yakni Allah. BersamaNya adalah kebahagiaan puncak yang abadi.

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

 

INILAH MOZAIK