Tingginya Kedudukan Seorang Ibu di Mata Islam

Momentum 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Ya, di hari istimewa tersebut, kita mengingat kembali jasa dan pengorbanan besar yang telah ibu berikan kepada kita, mulai dari melahirkan, hingga memberikan kasih sayang secara tulus ikhlas, tanpa mengharap balas jasa.

Ibu menjadi penentu bagi anak-anaknya dalam melahirkan generasi penerus umat dan bangsa yang berkarakter. Selain itu, ibu juga menjadi sosok yang sangat dimuliakan dalam Islam. Di dalam Alqur’an telah dijelaskan, betapa pentingnya peran perempuan, baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan, maupun sebagai anak.

Sebagai ibu, ia memiliki peran penting, karena banyak beban-beban berat yang harus dipikulnya. Bahkan beban-beban yang semestinya dipundak para pria (suami). Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk berterima kasih kepada ibu, dan segera memuliakannya.

Di dalam Islam, kedudukan seorang ibu terhadap anak-anaknya lebih dihargai daripada kedudukan seorang ayah. Rasulullah SAW telah memberikan teladan bagi umatnya betapa Rasulullah sangat menghormati ibunda yang melahirkan dengan berbakti sepenuhnya, meski keberadaan sang ibu begitu singkat.

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, pernah suatu kali datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW, dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?” Nabi menjawab, “ibumu”. Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR.Bukhari Muslim).

Dari hadits di atas disampaikan bahwa, hendaknya berbakti kepada ibu tiga kali lipat berbakti kepada figur seorang ayah. Selanjutnya, kedudukan istri dan pengaruhnya terhadap ketenangan jiwa seseorang (suami), telah dijelaskan dalam Firman Allah SWT.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf :15).

Dengan demikian, Islam datang mengangkat derajat seorang perempuan, terutama ibu. Islam sangat menghormati orang tua, apalagi seorang ibu, karena jasanya yang tak terkira dan tak mungkin tergantikan dan terbayarkan dengan apa pun. Seorang anak tak boleh durhaka kepada kedua orang tuanya, terlebih kepada ibunya. Karena itu merupakan dosa besar.

Pembaktian anak kepada orang tua, terutama ibu mestinya dilakukan sepanjang masa, pada waktu ibu masih hidup, bahkan ketika telah di alam baka. Karena, berbakti kepada orang tua pahalanya bukan hanya di akhirat kelak, tetapi juga kesuksesan di dunia akan mudah di raih. Yuk, berbakti kepada ibu tercinta dan berikan kasih sayang kita hingga akhir zaman! (Dompet Dhuafa/Uyang)

 

sumber: Dompet Dhuafa