Virus Wahn versus Virus Corona Wuhan

Memang dalam dunia kedokteran tak ada istilah wahn. Penyakit wahn menjangkiti manusia setiap saat. Dokter mana pun tak sanggup mengobatinya.

DALAM beberapa bulan ini dunia dihebohkan dengan menyebarnya virus corona jenis baru (2019-nCoV) asal Kota Wuhan, Hubei, China. Menurut data yang dilaporkan otoritas setempat, korban hingga Selasa (11/02/2020) berjumlah lebih dari 1.000 orang tewas di seluruh dunia, belum termasuk penderita yang butuh perawatan serius.

Melihat banyaknya korban yang terjangkit virus ini, tentu kita berharap angka dari korban tidak terus bertambah, dan virus ini segera bisa dicari solusinya oleh pakar kesehatan.

Dalam sejarah Islam, wabah virus seperti ini juga muncul pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, walaupun bukan virus corona. Wabah yang muncul saat itu adalah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda, “Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta.” Hadits ini dinilai hasan dan sesuai dengan wabah kusta yang menular.

Dalam menangani wabah virus, Nabi punya cara yang sangat efektif serta relevan dengan zaman dan diterapkan oleh dunia kedokteran modern. Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda : “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” Hadits dari sosok manusia mulia ini diucapkan belasan abad yang lalu dan sama persisnya dengan metode karantina yang digunakan dalam penanganan wabah virus.

Wahn Lebih Bahaya Dari Corona

Bukannya kita ingin mengerdilkan musibah dan peringatan dari Allah Subhanahu Wata’ala atas virus corona yang telah menimpa banyak orang. Virus seperti kusta, corona, dan lainnya adalah virus yang hanya menyerang fisik dan bisa saja ditangani dampak penyebarannya.

Ada salah satu virus yang sangat dan lebih berbahaya daripada corona. Dalam Islam dikenal dengan sebutan Wahn. Memang dalam dunia kedokteran tak ada istilah wahn. Penyakit wahn menjangkiti manusia setiap saat. Dokter mana pun tak sanggup mengobatinya. Karena kebanyakan dokter pun saat ini terserang penyakit wahn.

Mereka berusaha mencari obatnya tapi tak pernah ketemu. Bahkan kalau Anda mencari istilah penyakit wahn di kamus kedokteran mana pun tak akan ketemu. Padahal penyakit wahn ini sudah diidentifikasi oleh manusia yang paling berpengaruh di muka bumi ini belasan abad yang lalu. Beliau adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.

Apakah penyakit wahn itu? Wahn adalah penyakit cinta dunia dan takut mati. Ini adalah dua jenis penyakit dalam satu nama. Siapa saja yang terjangkit penyakit ini dia akan menjadi pribadi yang lemah dan rusak. Semisal kemampuan diri yang harusnya 100%, hanya mampu digunakan 5% saja jika seseorang terjangkit virus ini.

Cinta dunia berarti lebih mementingkan kehidupan dunia dan kenikmatannya daripada kehidupan akhirat dan keabadiannya. Orang yang sudah terlalu gandrung dengan hal-hal duniawi akan berat memandang akhirat. Antara Allah dan dirinya terdapat penutup yang tebal.

Sehingga segala perbuatannya sulit untuk bertujuan mencari ridha Allah.

Lantas apa obatnya? Semua penyakit tentu ada obatnya, pun dengan penyakit wahn. Obatnya ya kebalikan dari cinta dunia. Yaitu cinta akhirat. Orang yang mencintai kehidupan akhirat dan mengingat hari pembalasan akan hidup jauh lebih hati-hati. Saat ada bisikan untuk berbuat dzalim dia ingat akhirat. Saat berpikir hendak menipu, dia ingat neraka. Saat berpikir hendak membunuh, maka ingat perihnya gebukan malaikat penyiksa.

Orang yang cinta dunia hidupnya layaknya sebatang kayu yang terombang-ambing di laut lepas, hatinya cinta pada dunia seluas lautan. Namun dirinya tak sadar sedang terhanyut sendiri sebatang kara, tergulung ombak, dan tak mungkin berlabuh di tepian pantai. Wallahu a’lam bisshawwab.*

Supriyanto Refra | Mahasiswa STAIL Surabaya

HIDAYATULLAH