Kali ini kita akan mengkaji salah satu ayat yang menunjukkan keunggulan agama Islam atas agama lainnya. Bahwa Islam dalam keyakinan kita adalah satu-satunya agama yang di ridhoi oleh Allah dan satu-satunya agama yang di restui oleh-Nya.
Allah swt berfirman :
صِبۡغَةَ ٱللَّهِ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ صِبۡغَةٗۖ وَنَحۡنُ لَهُۥ عَٰبِدُونَ
Sibgah Allah.” Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah. (QS.Al-Baqarah:138)
Kalimat صِبغَةَ اللَّه memang agak sulit di terjemahkan secara letterlek dalam bahasa Indonesia. Sibghoh secara bahasa artinya memberi warna kepada sesuatu dengan warna tertentu.
Sementara para Ahli Tafsir menyebutkan bahwa arti Sibghoh Allah ada dua, yaitu agama Islam dan Fitrah.
Islam disebut sebagai Sibghoh Allah secara kiasan, karena sejatinya Islam mewarnai setiap langkah dan perbuatan dari penganutnya.
Allah swt berfirman :
فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ
“Fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.” (QS.Ar-Rum:30)
Makna dari ayat ini adalah hendaknya kita mengikuti “Fitrah Allah” atau dengan kata lain jalan keyakinan kepada Allah yang menciptakan manusia atas dasar tersebut. Makna ini juga menjurus pada agama Allah yang lurus.
Secara dhohir memang tidak ada beda antara kalimat “Sibghoh Allah” dan “Fitrah Allah”. Karena agama Islam adalah fitrah itu sendiri dan tentu tidak akan berseberangan dengan fitrah.
Namun dari dua kalimat di atas ada pelajaran dan makna yang dapat kita ambil, yaitu :
Peganglah agama Allah dan tegakkan agama itu dengan tekad yang kuat dan upaya yang maksimal. Lakukan amalan-amalan yang tampak secara dhohir ataupun batin dan jalankan keyakinan kita sepanjang waktu sehingga diri kita terwarnai dengan warna Islam.
Karena dengan berpegang teguh dan serius dalam menjalankan ajaran Islam maka warna Islam akan menyatu dengan sifat-sifat yang ada dalam diri kita. Sehingga kita menjalankan perintah Allah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan serta rasa cinta. Dan meninggalkan semua larangannya berdasarkan kesadaran dan keikhlasan pula.
Sehingga agama dalam diri kita seperti warna yang menyatu di baju. Bergabung menjadi satu dan tidak terpisahkan.
Ketika ada baju berwarna merah, kita akan menyebut “Baju Merah”. Karena kita tidak bisa memisahkan antara baju dengan warnanya. Begitupula ketika warna Islam telah menyatu dalam diri kita maka segala ucapan, perbuatan dan apapun yang keluar dari diri kita adalah keindahan akhlak dan keluhuran ajaran Islam. Sehingga ujungnya kita akan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sedangkan firman Allah di akhir ayat itu menyebutkan :
وَنَحۡنُ لَهُۥ عَٰبِدُونَ
“Dan kepada-Nya kami menyembah.”
Adalah sebuah penjelasan bahwa sebagai seorang yang mengaitkan diri dengan agama Islam kita harus menjalankan dua pondasi penting, yaitu :
1. Keikhlasan.
Makna ini tersirat dari kalimat لَهُ (kepada-Nya). Dalam artian seorang hamba melakukan segala sesuatu karena Allah.
2. Kepatuhan dalam mengikuti semua seruan-Nya.
Makna ini tersirat dari kalimat عَابِدُون (kami menyembah). Dalam artian ibadah adalah melakukan segala yang di senangi dan di ridhoi oleh Allah. Apapun itu, baik perkataan, perbuatan dan yang tampak ataupun yang tersirat di hati.
Maka dengan dua pondasi ini, yaitu keikhlasan dan kepatuhan maka jiwa seseorang akan benar-benar terwarnai oleh warna Islam yang suci dan penuh keindahan.