Month: October 2019
-

Mulut, Perut dan Makanan Kita
MALAM itu langit cerah sekali. Rembulan menampakkan separuh wajahnya agar bintang-bintang tak malu menampilkan cahayanya. Sang guru duduk di halaman pondok pesantrennya ditemani para santri seniornya yang selalu sigap memijat punggung dan leher sang guru. Pelajaran malam itu sangat singkat tapi bermakna dalam sekali: “Jangan fanatik pada makanan tertentu. Makanlah apa yang dibutuhkan oleh badanmu,…
-

Kebodohan Kita terhadap Bahaya Syirik (Bag. 2)
Syirik Merupakan Kezaliman yang Paling Zalim Ahli tauhid yang meng-esa-kan Allah dan membersihkan diri dari kesyirikan baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keyakinan, maka dia akan mendapatkan keamanan dan petunjuk di dunia dan di akhirat. Allah Ta’ala berfirman, الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan keimanan mereka…
-

Kebodohan Kita terhadap Bahaya Syirik (Bag. 1)
Untuk mendorong kita agar lebih serius dalam mempelajari kesyirikan dan tidak memandangnya dengan pandangan yang remeh, maka dalam kesempatan ini penulis akan menjelaskan sedikit tentang bahaya syirik. Semoga dengan pembahasan ini dapat mengubah pandangan kita selama ini tentang bahaya kesyirikan yang mungkin belum kita ketahui. Syirik Merupakan Salah Satu Pembatal Islam Mengetahui macam-macam pembatal Islam…
-

Sindiran Pedas Umar Bin Khattab Kepada Yang Sudah Layak Menikah Tetapi Belum Menikah
Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata kepada seseorang yang belum menikah padahal ia sudah layak menikah (tidak ada lagi penghalang menikah baginya dan tidak ada target yang lebih penting dari menikah untuk sementara), ما يمنعك من النكاح إلا عجز أو فجور “Tidak ada yang menghalangimu menikah kecuali kelemahan (lemah syahwat) atau kemaksiatan (ahli maksiat)”[1] Tentunya kita sudah pernah…
-

Jangan Beralasan Menunda Menikah Dengan “Ulama Tidak Nikah Karena Sibuk Dengan Ilmu”
Sebaiknya jangan beralasan menunda menikah dengan mengatakan : “ulama tidak menikah karena disibukkan dengan ilmu, semisal Imam An-Nawawi dan Ibnu Taimiyyah ” Ini kurang tepat: Dari mana kita tahu niat mereka tidak menikah karena sibuk dengan ilmu Ada ulama yang menjelaskan bahwa walaupun mereka tidak menikah, tetapi mereka “tasarriy” (punya budak wanita) Imam Ahmad saja…
-

Banyak Ulama Besar tak Menikah, Apa Alasan Mereka?
Para ulama membaktikan hidup mereka untuk ilmu. Dalam sejarah banyak didapati fakta para ulama yang memutuskan tidak menikah, salah satunya adalah Imam an-Nawawi dan Ibn al-Jawzi. Menurut Syekh Abd al-Fattah Abu Ghaddah, dalam Al-Ulama’ al-‘Uzzab Alladzina Atsarul ‘ilma ‘Ala az-Zawaj, keputusan membujang mereka bukanlah bentuk pengingkaran terhadap sunah Rasulullah SAW, yaitu menikah. Apalagi jika menengok dampak negatif…
-

Sulit Tidur, Begini Teladan Rasulullah SAW
Gangguan sulit tidur bisa menimpa siapa saja. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gangguan sulit tidur bisa menimpa siapa saja. Namun, sebagian orang yang mengalami gangguan sulit tidur memilih untuk mengatasinya dengan cara instan, seperti meminum obat tidur. Akan tetapi, cara ini dalam jangka panjang justru menghasilkan dampak yang kurang baik. Gangguan sulit tidur sendiri bisa disebabkan berbagai…
-

Cincin, Kalung, dan Gelang Emas Anda Apakah Wajib Dizakati?
Emas termasuk salah satu perhiasan mahal yang kerap dipakai kaum Hawa. Sejumlah kaum Hawa terkadang mempunyai simpanan emas. Baik yang dipergunakan sehari-hari ataupun investasi. Emas kategori apakah yang wajib dizakati? Jawaban atas pertanyaan itu disampaikan anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) sebagai berikut: Emas adalah aset wajib zakat, jika memenuhi syarat wajibnya, yaitu…
-

Nasihat Imam Nawawi Soal Etika Berbangsa dan Bernegara
Karya Syekh Nawawi al-Bantani berjudul al-Futuhat al-Madaniyah fis Syu’ab al-Imaniyah merupakan kitab penuh hikmah yang mengajarkan masyarakat tentang keimanan. Dia menjelaskan beberapa akhlak yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti mengemban kekuasaan dengan adil pada poin ke-50. Pemimpin harus membuat keputusan dengan benar di tengah masyarakat. Hindari hawa nafsu yang hanya membawa pemimpin kepada kepentingan segelintir…
-

Tidak Hanya Memikirkan Amalan untuk Diri Sendiri
Ada dua amalan yang perlu kita kenal, yaitu: amalan muta’addi dan amalan qashir. Amalan muta’addi adalah amalan yang manfaatnya untuk orang lain, baik manfaat ukhrawi (seperti mengajarkan ilmu dan dakwah ilallah), bisa juga manfaat duniawi (seperti menunaikan hajat orang lain, menolong orang yang dizalimi). Amalan qaashir adalah amalan yang manfaatnya hanya untuk pelakunya saja, seperti puasa dan iktikaf. Para fuqoha menyatakan bahwa…
