BERLOMBA-LOMBA dalam kebaikan yang diperintahkan Allah dalam al-Qur’an itu bisa dimakna sebagai perintah agar kita menampilkan perbuatan yang terbaik dari apa yang kita bisa. Menjadi guru terbaik, murid terbaik, pengusaha terbaik, petani terbaik, orang tua terbaik, anak terbaik dan seterusnya adalah sebagai contoh.
Kali ini saya akan berbicara tentang menjadi orang tua terbaik. Secara umum orang tua terbaik didefinisikan sebagai orang tua yang peduli kepada anak-anaknya. Apa yang disebut dengan peduli? Di sini definisi dan prakteknya bisa beragam, bermacam-macam. Ijinkan saya saat ini menyampaikan satu poin saja sebagai berikut ini yang berasal dari nasehat tulus para guru.
“Berikanlah nasehat tentang keutamaan kepada anak-anakmu, itulah yang akan menjadikan mereka manusia bahagia suatu waktu kelak. Uang dan emas yang engkau siapkan untuk mereka lebih berfungsi hanya untuk tubuh mereka, bukan untuk hati mereka.” Demikian petuah kiai kampung yang mata hatinya belum terkotori oleh ulah mata kepalanya.
Membiasakan anak bekerja sejak kecil bukanlah sebuah kesalahan, namun menanamkan keyakinan kepada anak bahwa bekerja dan mencari uang adalah yang paling utama dalam hidup merupakan sesuatu yang membahayakan. Yang paling penting ditanamkan kepada anak adalah keyakinan bahwa Allah senantiasa bersama dengan orang yang lurus, sabar dan senantiasa mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan. Di atas dasar keyakinan seperti inilah semangat kerja anak seharusnya dibangun.
Orang-orang tua terpilih sepanjang sejarah adalah orang tua yang peduli pada perkembangan jiwa anak. Sempatkan lihat wajah anak-anak kita ketika tidur, eluslah ubun-ubunnya lalu ucapkan doa semoga mereka bisa menggantikan kehidupan kita dengan kualitas hidup yang lebih baik, lebih mudah dan lebih membahagiakan.
Orang tua semacam ini akan mendapatkan balasa baik dari anak-anaknya kelak ketika sudah betul menua; sang anak akan melihat orang tuanya yang sedang tertidur, memasangkan selimut untuk badannya yang sudah lemah dengan kulit mengkeriput, lalu mengelus dahi dan ujung depan rambutnya, dengan tetesan air matanya sang anak berdoa “Yaa Allah, panjangkan umur ayah ibuku, bahagiakan dan sehatkan mereka, mereka adalah pahlawan sejati dalam hidupku.” Saudara dan sahabatku, jdilah orang tua yang baik. Salam, AIM. [*]
Oleh KH Ahmad Imam Mawardi