Seusai meluncurkan permainan edukasi Islam 5 Pilar, desainernya Peter Gould bercerita mengenai kisahnya bersyahadat. Ini bukan perjalanan mudah. Di dalamnya ada per gulatan batin yang mengantarkan pebisnis itu kepada tauhid.
Dia memiliki perusahaan branding dan desain internasional yang sukses. Karyanya berupa fotografi Islam kontemporer dipamerkan di seluruh dunia, termasuk Arab Saudi, Turki, Amerika Serikat, Inggris, Malaysia, dan Uni Emirat Arab. Ketekunannya dalam menghasilkan karya seni membuahkan penghargaan Islamic Economy Award pada Global Islamic Economy Summit di Dubai pada 2015.
Namun, di tengah segala kesuksesan yang dia miliki, Gould tak pernah lupa akan Sang Pencipta. Setidaknya lima kali dalam sehari dia selalu mengumandangkan takbir, bersujud kepada Allah, menunjukkan kepasrahannya kepada Ilahi Rabbi. Kehidupannya kini sangat bergantung dengan Allah.
Islam telah membawa kedamaian dan kesejahteraan tak hanya bagi dirinya sendiri, tapi juga keluarga yang menjadi tempatnya bersandar, mencurahkan kasih sayang, dalam kebersamaan. Hati menjadi tenang. Sikap dan etika yang dijalani dengan penuh keyakinan.
Mengenal Islam
Sebelum menjadi Muslim, Gould ingat, bahwa agama sama sekali tidak menarik per hatiannya. Australia yang menjadi tempatnya tumbuh menjadi dewasa jauh dari nuansa kehidupan islami. Agama bu kan hal mendasar. Hidup baginya hanya men jalani rutinitas sehari-hari, bersosialisasi, bekerja, dan ber ke luarga.
Namun, pandangan itu perlahan mulai berubah. Kepribadiannya yang ang kuh, penuh percaya diri, tak peduli agama, berujung pada keham paan batin, kesepian, kesunyian, kesendirian yang sangat menjenuhkan.
Tiba-tiba dia mulai tertarik dengan Risalah Ilahiyah yang dibawa Ra sulullah SAW. Perasaan itu muncul ketika Gould menginjak tahun terakhir sekolah menengah atas. Di sebuah halte bus, dia bertemu dengan se orang Muslim. Ketika itu saya berkir, ini seseorang yang sangat cerdas, kenapa sih mereka percaya kepada Tuhan? Dan itu benar-benar mem bawa saya ke jalan penemuan personal,” ujar dia di Jakarta, Sabtu (17/3).
Banyak pertanyaan mengenai Islam yang diajukannya. Temannya yang seorang Muslim enggan asal menjawab. Dia melakukan penelitian untuk menjawab semua pertanyaan. Gould menginginkan jawaban yang faktual dan analitis.
“Saya mulai membaca, saya mulai mempelajarinya, dan saya langsung mem praktikannya. Saya merasa se makin yakin bahwa ada kebenaran yang mendalam tentang Islam,” jelas dia. Beberapa tahun setelah lulus sekolah, Gould memutuskan masuk Islam pa da suatu malam, tepatnya pada Ramadhan 2002. Kemantapan itu di dasarkan pada kenyataan bahwa Islam benar-benar menarik perha tian nya.
Di dalamnya ada ketenangan yang membuat batin nyaman. Hidup berjalan tanpa keraguan. Percaya diri dan ibadah berjalan beriringan. Kedamaian adalah dambaan setiap insan, tak terkecuali Gould. Dia telah men coba berpuasa selama Ramadhan. Awalnya tera sa berat. Namun, lambat laun, tubuh nya mulai terbiasa.
Batinnya semakin ber se mangat untuk menahan diri. Hatinya se makin teguh untuk memasrahkan diri kepada Allah. Pada suatu malam dia menyadari, batin nya sungguh berada dalam kedamaian. Itu adalah malam ke-27 Ramadan. Ketika itu, dia tidak menyadari pentingnya malam tersebut. Saya berdoa dan saya merasakan sesuatu yang sangat kuat sehingga membuatnya yakin untuk bersyahadat.
Ini adalah malam seribu bulan, malam Qadar. Ketika itu, malaikat turun mem bawa kebaikan seizin Allah. Mereka selalu mendoakan keselamatan kepada hamba yang ketika itu beribadah hingga fajar terbit.
Sejak itu, dia memahami arti kehi dupan sebenarnya. Mulanya dia hanya tahu bahwa seseorang hidup dari sekumpulan sel dan atom yang membentuk tubuh sebagai fisik manusia. Padahal, jauh lebih dalam di diri ini, setiap orang memiliki h ubungan dengan Sang Pencipta. Hubungan primordial ini sungguh kuat.
Allah sangat mencintai manusia, selalu membuka pintu tobat kepada siapa pun yang memohon ampunan dan menyesali dosa yang diperbuat. Manusia berusaha sekuat tenaga mewujudkan impian, kemudian berdoa kepada Sang Pencipta. Setelah itu, dia memasrahkan segalanya, bertawakkal menunggu kepastian Allah.
Setelah memeluk Islam, Gould sangat takjub dengan Alquran. Wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini bertahan lebih dari 1400 tahun dan dijamin ke asliannya oleh Allah hingga akhir za man. Bagi Gould, isi dan kandungan Al qur an sangat cocok bagi semua kalangan: tua, muda, dan setiap orang yang berasal da ri berbagai negara. Bahkan, Alquran mam pu mengupas berbagai topik yang terjadi di masa lalu, saat ini, dan yang akan datang.
Setelah memeluk Islam, Gould pun baru memahami arti penting ibadah. Shalat, merupakan wujud syukur kepada Allah. Dia selalu mengajarkan anak-anaknya untuk mendirikan shalat lima waktu dalam sehari.
Ibadah yang unik, menurutnya, adalah puasa. Di saat orang terbiasa untuk selalu ma kan dan minum, Islam justru mewa jibkan umatnya untuk menahan lapar dan haus selama bulan Ramadhan. Ternyata ada hikmah di dalamnya, yaitu menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, mengistirahatkan dan menenangkan batin, menekan nafsu, sehingga diri hanya berpasrah kepada Sang Pencipta.
Gould mulai mempelajari Islam yang sederhana. Pertama adalah bersyukur dengan tidak meninggalkan shalat lima waktu. Bersyukur juga bisa dilakukan sederhana hanya dengan mengucapkan alhamdulillah setiap saat. Kedua, berpuasa selama tiga puluh hari lalu berzakat dan bersedekah kepada mereka yang membutuhkan. ed: erdy nasrul
Menghadapi Keluarga
Gould mengakui, awal memeluk Islam adalah waktu-waktu yang sulit, terutama saat berhadapan dengan keluarga. Meskipun, dia sangat tahu bahwa ke dua orang tuanya sangat bijak. Mereka berpikir, Gould memiliki kesalahan berpikir karena menganggap ikut-ikutan dengan orang Arab.
Kedua orang tuanya hanya tahu bahwa Islam adalah budaya Arab. Padahal, jelas Nabi Muhammad menyebarkan Islam untuk semua orang bahkan seluruh alam. Allah sebaik-baikya perencana, orang tua menentangnya hanya karena mereka tidak tahu. Tetapi, saat ini mereka paham dan mengerti agama yang dijalaninya dan mendukungnya meski mereka belum mau menerima Islam sebagai agama.
Mereka mengerti bahwa Islam adalah agama cinta kasih. Hubungan Gould dengan kedua orang tuanya pun semakin baik. Istri adalah orang pertama yang mengenalkannya kepada Islam. Dia adalah pelajar Muslim yang ditemuinya di halte bus. Dia juga yang harus menghabiskan banyak waktu meneliti Islam setelah Gould mengajukan banyak pertanyaan.
Setelah enam bulan menjadi Muslim, Gould menikahinya. Kini usia pernikahannya telah menginjak 15 tahun dan telah memiliki tiga orang anak. Dia beruntung karena anak dan istrinya mendukung karier. Dari anaknyalah ide lima Pilar tercipta. Gould mengatakan, anak-anak Muslim mem butuhkan permainan edukasi Islam yang menyenangkan dan tidak melulu bermain dengan televisi, video gim, media sosial.
Anakanak Muslim membutuhkan permainan yang da pat mengakrabkan keluarga dan menambah il mu pengetahuan terutama tentang keislaman. Setelah kreasi lima pilar ini,Goul berharap, dapat menciptakan berbagai teknologi dan kreativitas lain untuk mendukung perkembangan Islam. Bagi Gould, mempelajari Islam tidak melulu hanya dari buku, ceramah, ataupun khutbah. Melalui permainan dan hal-hal menyenangkan, Islam dapat dipelajari dan lebih mudah dipahami.
REPUBLIKA