BPIH Turun, Kemenag Pastikan Berikan Pelayanan Terbaik

Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Abdul Jamil mengatakan pihaknya berupaya pelayanan penyelenggaraan haji tahun ini lebih maksimal meskipun Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) turun.

Pelayanan tersebut, kata dia, misalnya dalam hal pembenahan embarkasi penuh di 12 lokasi, serta embarkasi antara seperti halnya di Gorontalo. “Kami memberi pelatihan kepada petugas di embarkasi untuk melayani jamaah dalam kloter nanti. Mereka harus dibekali hal-hal penting dalam melayani para calon haji,” ujarnya di Gorontalo, Senin (30/5).

Menurut dia, petugas harus melayani kebutuhan jamaah, termasuk membimbing dan memberi perlindungan kepada jamaah.
Selain itu, Kemenag telah menyewa 119 hotel di Mekkah yang sudah siap menampung jamaah Indonesia.

Penyewaan hotel juga dilakukan di Madinah, yang jaraknya tidak lebih dari 650 meter dari hotel ke Masjid Nabawi. “Dengan memilih hotel yang jaraknya dekat, jamaah bisa jalan kaki ke masjid,” ucap dia.

Peningkatan pelayanan juga diberikan dalam hal transportasi, dengan menggunakan bus yang lebih besar, lebih dingin dan bagasinya lebih luas dibandingkan bus yang dipakai 2015. Sementara untuk katering makanan jamaah haji di Madinah, Kemenag menyiapkan makanan dengan menu masakan Indonesia.

“Di Madinah jamaah akan diberikan dua kali yakni makan pagi dan malam, serta snack. Sedangkan di Mekkah akan mendapatkan makanan sebanyak 24 kali, tahun lalu hanya 15 kali,” kata dia menjelaskan.

Ia meyakinkan, penurunan BPIH sebanyak 132 dolar AS dibanding tahun sebelumnya tidak akan menurunkan kualitas pelayanan haji. Kuota yang diberikan pemerintah Arab Saudi untuk Indonesia pada 2016 adalah 168.800 orang, yang dibagi dua yakni 155.200 jamaah untuk haji reguler dan 13.600 jamaah untuk haji khusus.

 

 

Risalah Ibnu Sina

Ibnu Sina menulis tentang pengobatan patah tulang dalam dua risalah yang termuat dalam buku keempatal-Qanun. Risalah pertama berjudul, patah tulang secara keseluruhan dan yang kedua bertajuk patah tulang pada setiap bagian tulang secara terpisah.

Menurut Abdul Nasser Kaadan PhD, seorang dokter spesialis bedah tulang kelahiran Suriah, pada risalah pertama, Ibnu Sina mengupas penyebab patah tulang, jenis-jenisnya, bentuk-bentuk patah tulang, metode perawatan, dan komplikasi.

Patah atau fracture adalah hilangnya sambungan pada tulang, begitu Ibnu Sina mendefinisikan patah tulang dalam al-Qanun fi-l-Tibb.

Dalam risalah pertamanya, sang dokter legendaris itu kemudian menetapkan jenis-jenis patah tulang, seperti patah melintang, memanjang, atau campuran keduanya.

Menurut Ibnu Sina, gejala atau tanda-tanda patah biasanya berupa rasa sakit, bengkak, dan kelainan bentuk otot. Apabila tubuh mengalami tanda-tanda itu, Ibnu Sina menganjurkan agar segera dilakukan diagnosis.

Selain itu, Ibnu Sina juga memaparkan pengobatan patah tulang pada anak-anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Ibnu Sina juga sudah mampu menetapkan waktu penyembuhan beragam jenis patah tulang.

 

sumber: Republika Online

Ibnu Sina dan Pengobatan Tulang

Ibnu Sina sungguh luar biasa. Dokter Muslim legendaris sepanjang zaman itu terbukti menguasai berbagai macam pengobatan.

Berbagai jenis pengobatan telah ditulisnya dalam 43 kitab kedokteran, salah satunya yang paling monumental adalah Qanun fi-l-Tibb atau Canon of Medicine.

Pada abad ke-10 M dokter kelahiran Asfana, sebuah wilayah dekat Bukhara, Turkistan, itu juga telah menguasai pengobatan tulang patah.

Keahlian sang dokter dalam mengobati patah tulang diungkapkan Abdul Nasser Kaadan PhD, seorang dokter spesialis bedah tulang kelahiran Suriah dalam tulisannya bertajuk Bone Fractures in Ibn Sinas Medicine.

Penjelasan Ibnu Sina tentang pengobatan tulang patah hampir sama dengan buku-buku kedokteran modern, papar Kaadan yang juga seorang sejarawan kedokteran. Menurut Kaadan, Ibnu Sinamembahas pengobatan tulang secara runut.

Dia mengawali penjelasannya tentang patah tulang secara umum.Galen dari dunia Islam, begitu Ibnu Sina kerap dijuluki, membahaspengobatan patah tulang secara detail. Mulai dari penyebab, jenis-jenisnya, bentuk-bentuk patah tulang, metode perawatan, dan komplikasi.

Ibnu Sina telah menjelaskan beragam jenis patah tulang yang terjadi di setiap tulang, papar Kaadan yang tulisannya dimuat dimuslimheritage.com.

 

 

sumber: Republika Online

Ibnu Sina Jadi Dokter di Usia 17 Tahun

Ibnu Sina atau Avicenna memiliki nama lengkap Abu Ali al Huseyn bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina. Ilmuwan berdarah Persia ini menulis karya ilmiah pertamanya di usia 21 tahun. Al-Majmu demikian judul karya ilmiah tersebut, yang mengulas beragam ilmu pengetahuan.

Sejak kecil, Ibnu Sina memperlihatkan kepandaian yang luar biasa. Ilmu kedokteran dipelajarinya saat berusia 16 tahun. Tak hanya mempelajari teori kedokteran, dia juga merawat orang sakit berdasarkan pengetahuannya sendiri.

Berkat melayani orang sakit, Ibnu Sina pun menemukan metode-metode baru dalam perawatan. Dia menjadi seorang dokter sejak usia 17 tahun. Dia semakin terkenal sebagai dokter sejak berhasil menyembuhkan Raja Dinasti Samaniah, Nuh bin Mansur.

Tak hanya Nuh bin Mansur, ia juga berhasil menyembuhkan sejumlah penguasa lain, di antaranya Ratu Sayyidah dan Sultan Majdud dari Rayy, Syamsu Dawla dari Hamadan, dan Alaud Dawla dari Isfahan.

Ibnu Sina baru berusia 22 tahun ketika sang ayah wafat. Sepeninggal ayahnya, dia kemudian berkelana untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Kota pertama yang ia tuju adalah Jurjan.

Di salah satu kota kecil di Timur Tengah ini ia bertemu dengan seorang sastrawan dan ulama besar Abu Raihan al-Biruni yang kemudian menjadi gurunya. Setelah itu, dia berkeliling ke sejumlah kota di Iran seperti Rayy dan Hamadan.

Dari 450 karyanya, yang paling dikenal adalah As-Syifa dan Al-Qanun fi At-Tibb (The Canon of Medicine). Buku yang ditulis pada 1025 itu menjadi acuan dan referensi para dokter selama berabad-abad.

Karya-karya Ibnu Sina pernah disatukan dalam satu buku besar berjudul Essai de Bibliographie Avicenna yang disusun oleh Pater Dominican di Kairo. Kiprah gemilang Ibnu Sina di jagat ilmu pengetahuan berakhir ketika ia wafat pada Juni 1037 di Hamadan, Iran.

 

Sumber: Republika ONline

Ibnu Sina Hafal Alquran di Usia 10 Tahun

Ibnu Sina atau Avicenna memiliki nama lengkap Abu Ali al Huseyn bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina. Ilmuwan berdarah Persia ini menulis karya ilmiah pertamanya di usia 21 tahun. Al-Majmu demikian judul karya ilmiah tersebut, yang mengulas beragam ilmu pengetahuan.

Ibnu Sina lahir pada 980 M atau 370 H di Afsyanah, sebuah kota kecil di dekat Bukhara, Uzbekistan. Sepanjang hidupnya, Muslim jenius ini telah menghasilkan 450 karya ilmiah. Namun dari jumlah itu, hanya sekitar 240 karya yang tersisa.

Sebanyak 150 karya mengupas tentang filsafat, 40 kitab tentang kedokteran, dan karya-karya lainnya memuat beragam ilmu pengetahuan mulai dari filsafat, astronomi, kimia, geografi, matematika, geologi, psikologi, teologi, logika, fisika, hingga seni puisi.

Salah seorang temannya, Abu Ubaid al-Jurjani pernah bercerita, Ibnu Sina memiliki karakter yang cukup unik. Salah satunya, ia suka mengagumi diri sendiri. Dan faktanya, Ibnu Sina memang dikagumi banyak orang karena kejeniusannya.

Tak hanya menguasai beragam ilmu pengetahuan, Ibnu Sina juga memiliki perhatian besar kepada ilmu keagamaan. Hal inilah yang mendorongnya untuk menghafal Alquran. Beberapa sumber menyebut, Ibnu Sina telah hafal Alquran pada usia 10 tahun.

Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina juga dikenal sebagai sosok yang mandiri dalam pemikiran. Ayahnya yang berasal dari Balkh Khorasan adalah seorang pegawai tinggi pada masa Dinasti Samaniyah.

 

sumber: Republika Online

Lelaki dan Perempuan Harus Bersama Bangun Generasi

LELAKI ini dikenal sangat fanatis dalam beragama. Sayangnya fanatismenya itu tidak diserati dengan pengetahuan agama yang luas dan sempurna. Sangat biasa bahwa fanatisme tanpa pengetahuan seringkali menghadirkan potret keberagamaan yang emosional minus logika.

Lelaki ini dikaruniai 11 anak perempuan. Tak usah ditanya mengapa kok perempuan semua dan tak usah bertanya bagaimana supaya punya anak laki-laki. Bagi saya, punya anak atau tidak, laki-laki atau perempuan semua atau campuran adalah bukan aib dan kelebihan melainkan takdir yang harus dijalani. Nah, lelaki itu melarang semua puterinya sekolah karena, menurutnya, sekolah terlalu banyak efek negatifnya pada anak perempuan.

Menurutnya, wanita kalau berpengetahuan itu cenderung tidak taat sama suami dan tidak becus mengurus keluarga. Wanita tak hanya perlu tahu memasak, membersihkan rumah dan melahirkan. Suatu hari kesebelas puterinya itu sakit bersama-sama dengan penyakit yang berbeda-beda. Lelaki inipun bingung luar biasa karena kesulitan mencari dokter perempuan.

Kaum perempuan harus dididik dan disekolahkan. Kaum perempuan akan lebih paham tentang perempuan ketimbang pahamnya lelaki. Kaum perempuan lebih mudah sepaham dan sehati dengan sesama perempuan ketika ada masalah yang melibatkan rasa perempuan.

Namun, ini tak bermakna perempuan tak butuh laki-laki dalam memikirkan perempuan. Lelaki dan perempuan harus bersama membangun generasi yang pasti ada yang berjenis kelamin lelaki dan perempuan. Salam, AIM. [*]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2298933/lelaki-dan-perempuan-harus-bersama-bangun-generasi#sthash.Af9fkw3w.dpuf

Dan Tuhan Pun Tersenyum

“…Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr [59]: 9)

KETIKA menjelaskan ayat ini, Ibnu Katsir mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, bersumber dari Abu Hurairah. Suatu ketika datang seorang laki-laki menemui Rasulullah saw seraya berkata, “Sesungguhnya aku dalam keadaan lapar.” Kemudian beliau mengutus seseorang untuk meminta sesuatu kepada salah seorang istri beliau. Namun dia juga tidak mempunyai apapun kecuali air minum. Kemudian utusan itu disuruh menemui istri beliau yang lain, namun jawabannya sama, begitu juga ketika menemui semua istri beliau. Maka beliau bersabda kepada orang-orang yang ada di tempat itu, “Barangsiapa malam ini berkenan menjamu tamu, niscaya Allah akan merahmatinya.” Sejurus kemudian seseorang dari Anshar berdiri seraya berkata, “Aku wahai Rasulullah.” Kemudian orang Anshar itu pulang menemui istrinya dan bertanya, “Apakah engkau mempunyai makanan?” “Tidak ada, kecuali makanan untuk anak-anak,” jawab istrinya. “Hiburlah mereka dengan sesuatu. Jika mereka minta makanan malam, bujuklah agar mereka tidur. Jika tamu kita sudah datang, matikan lampu dan tunjukkan bahwa seolah-olah kita ikut makan.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika tamu kita hendak makan, matikan lampu.” Ketika tamunya sedang makan, orang Anshar dan istrinya hanya duduk saja, sehingga malam itu mereka berdua harus menahan lapar. Pada keesokan harinya mereka berdua bertemu Rasulullah saw, lalu beliau bersabda, “Allah pun merasa takjub–atau tersenyum–karena perbuatan kalian berdua terhadap tamu itu. Kemudian turunlah ayat ini.

Dari riwayat hadis di atas, terlihat jelas betapa Allah sangat mengagumi serta mencintai hamba-Nya yang dengan penuh keikhlasan jiwa dan ketulusan hati mau berbagi dengan orang lain, meskipun dirinya sendiri juga dalam kondisi membutuhkan.

Lebih khusus lagi, dari kisah di atas tampak jelas betapa memuliakan tamu adalah perbuatan yang sangat terpuji. Rasulullah saw pernah menegaskan, “…Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Al-Bukhari)

Berbagi, memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan, adalah tanda keimanan seseorang. Sikap ini juga menunjukkan bahwa pelakunya adalah seseorang yang mampu mengikis sifat bakhil dalam dirinya. Dia mampu melawan egonya. Dia berhasil menundukkan nafsunya yang cenderung menuntutnya untuk selalu merasa memilikinya. Dia sadar betul bahwa apa yang ada pada dirinya hanyalah titipan Allah semata.

Seseorang yang mengenali dirinya, maka dia akan mengenali Tuhannya. Demikian diungkapkan dalam sebuah hadis qudsi. Orang yang mampu menundukkan egonya adalah orang yang mengenali dirinya. Orang yang dapat mengalahkan nafsunya adalah orang yang memahami pribadinya. Dan orang-orang seperti inilah yang akan dapat mengenai Tuhannya. Dan, Tuhan pun akan tersenyum bangga melihat orang-orang yang seperti ini. [Didi Junaedi]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2298666/dan-tuhan-pun-tersenyum#sthash.e4pefnwc.dpuf

Kisah Nabi Khidir

DALAM surah Al-Kahf, Allah menceritakan tentang Nabi yang diberi nama Khidir. Nabi Khidir diberikan rahmat oleh Allah, dan diajarkan ilmu yang lain dari Nabi lainnya. Dikisahkan saat Nabi Musa dipertemukan dengan Nabi Khidir.

“Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi kami.” (Al-Kahf : 65)

Nabi Musa mengikuti Nabi Khidir dan memintanya untuk mengajarkannya ilmu yang benar yang telah Allah ajarkan kepada Nabi Khidir sebagai petunjuk. Nabi Khidir meminta Nabi Musa untuk bersabar atas sesuatu hal yang terjadi dalam perjalanan mereka. Nabi Musa pun mengatakan ia akan sabar dan tidak akan menentang Nabi Khidir dalam urusan apapun.

Maka berjalanlah mereka menaiki perahu, selama perjalanan banyak hal yang dilakukan Nabi Khidir hingga membuat Nabi Musa tak bisa menahan diri untuk selalu bertanya sebab musabab ia melakukan hal yang demikian. Mulai dari melubangi perahu, membunuh seorang anak muda yang bersih dan tak berdosa, kemudian menegakkan dinding rumah yang hampir roboh oleh seorang penduduk di negeri yang mereka datangi.

Dan ketika mereka hendak berpisah, Nabi Khidir menjelaskan kepada Nabi Musa tentang semua perbuatannya yang membuat Nabi Musa tidak sabar.

“Adapun perahu itu adalah milik orang miskin yang bekerja di laut, aku bermaksud merusaknya, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu.” (Al-Kahf : 80 )

Dan penjelasan Nabi Khidir tentang ia membunuh seorang anak muda yang tidak berdosa dan bersalah:

“Dan adapun anak-muda (kafir) itu, kedua orangtuanya mukmin, dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orangtuanya kepada kesesatan dan kekafiran.” (Al-Kahf: 81)

Dan, mengapa Nabi Khidir menegakkan dinding rumah seorang penduduk negeri:

“Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apapun yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya.” (Al-Kahf: 82)

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2298133/kisah-nabi-khidir#sthash.J8wwm7YW.dpuf

Tiga Golongan yang Bebas Hisab pada Hari Kiamat

DARI Ibnu Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang tidak mengalami ketakutan pada hari yang penuh ketakutan dan mereka tidak akan dihisab, mereka berada di bukit-bukit kasturi hingga selesai terhadap semua manusia, yaitu:

(1) orang yang membaca Al-Quran (menghapal) semata-mata karena Allah Ta’ala, kemudian ia mengimami suatu kaum dan mereka menyukainya, (2) orang yang mengajak shalat (muadzin) semata-mata karena Allah Ta’ala, (3) orang (hamba sahaya) yang menjaga hubungan baik antara dirinya dan Rabbnya, juga antara dirinya dan tuan-tuannya.” (HR Thabrani, dari Kitab Al-Ma’ajim Ats-Tsalatsah)

Apakah ada seorang muslim yang tidak menyadari, bagaimana kedahsyatan, ketakutan, kengerian, musibah, dan penderitaan Hari Kiamat? Jika pada hari itu ada yang membuat kita merasa tenang, itu lebih berharga daripada beribu-ribu kenikmatan dan berjuta-juta kesenangan.

Apalagi jika pada waktu itu kita mendapatkan bermacam-macam nikmat dan kesenangan, maka sungguh hal itu merupakan keberuntungan yang besar.

Sungguh celaka dan rugi orang yang mengira bahwa membaca Al-Quran adalah perbuatan sia-sia dan membuang-buang waktu. Tertulis dalam Kitab Mu’jam Kabir bahwa perawi pertama hadits di atas yaitu Abdullah bin Umar, ia berkata, “Apabila aku tidak mendengar hadits ini dari Rasulullah sekali lagi, sekali lagi, sekali lagi, (ia mengulang sampai tujuh kali), maka aku tidak akan meriwayatkannya.”

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2297008/tiga-golongan-yang-bebas-hisab-pada-hari-kiamat#sthash.yMBJvTa2.dpuf

Ashabul Kahfi dan Anjing yang Masuk Surga

KISAH tujuh pemuda yang melarikan diri dari seorang raja yang kejam. Ketujuh pemuda yang melarikan diri bersama seekor anjing kedalam gua, Allah menjawab doa pemuda-pemuda Ashabul kahfi yang memohon perlindungan-Nya. Sungguh, Allah adalah sebaik-baiknya pelindung.

“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu.” ( Al-Kahf: 16)

Dan ketujuh pemuda itu akhirnya berlindung di dalam gua, mereka tidur dan menghabiskan waktu berlindung di dalamnya. Saat mereka terbangun, mereka saling bertanya mengenai waktu yang telah mereka habiskan di dalam gua.

Dan ternyata mereka tinggal di dalam gua selama tiga ratus tahun di tambah sembilan tahun. Dan Allah berfirman,

“Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghapuskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Al-Kahf :29)

Kisah para pemuda Ashabul Kahfi mengajarkan kita untuk yakin berada di jalan Allah, sekalipun nyawa taruhannya. Sungguh Allah akan selalu melindungi hamba-Nya yang beriman pada-Nya. Menurut beberapa sejarahwan Islam, ketujuh pemuda tersebut bernama: Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika. Serta seekor anjing bernama Kithmir, yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk Surga.

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2298117/ashabul-kahfi-dan-anjing-yang-masuk-surga#sthash.ubnhKW7a.dpuf