Tahun Baru, Arifin Ilham: Orang Beriman Sibuk Muhasabah

Perayaan pergantian tahun tak pernah dikenal dalam Islam. Namun, untuk menghalau maraknya kemaksiatan di malam itu, Ustaz Arifin Ilham mengajak umat Islam mengisinya dengan berzikir.

Melalui akun Facebook-nya pada Sabtu (30/12), Ustaz Arifin Ilham menyampaikan, sikap mukmin terhadap perubahan waktu tidak terjebak pada akhir tahun. Tidak ada sunnahnya untuk merayakan tahun baru, membakar petasan, meniup terompet, saling peluk cium, apalagi sampai bermaksiat.

Hal itu merupakan perayaan sia-sia, mubazir dan jauh dari syariat Allah. Sebagaimana Allah SWT sampaikan dalam Alquran surat al-Isra ayat 26-27, “Dan janganlah kamu menghambur hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara saudara setan.”

Rasulullah bersabda, “Dulu kalian memiliki dua hari untuk bersenang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik, yaitu hari Idul Fitri dan Idul Adha,” (HR An-Nasaai).

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang umatnya meniup terompet karena itu tradisinya orang orang Yahudi,” (HR Abu Daud).

Majelis Ilmu dan Zikir menggelar Tabligh Akbar, bertepatan pada malam tahun baru. “Bukan untuk merayakan tahun baru, tetapi dalam rangka al-amru bil ma’ruf wannahyu anil mungkar. Karena sudah terlalu hebatnya maksiat dalam malam tahun baru itu,” ungkap Ustaz Arifin.

Sungguh bagi orang beriman setiap hari adalah perubahan waktu. Karena itulah orang-orang beriman terus sibuk muhasabah diri, ibadah, amal shalih dan dakwah.

Insya Allah Zikir Akbar Nasional pada Ahad, 13 Rabiul Akhir atau 31 Desember, Ahad 2017 malam Senin dimulai bada magrib sampai pukul 21.00 di Masjid At Tin Taman Mini Jakarta Timur. Ustaz Arifin akan di sana Gus Sholah, Haidar Nasir, Tengku Dziulkarnain dan ulama-ulama lainnya. “Sebarkan kabar ini. Kalian pun punya andil dalam dakwah, sahabatku,” ajak Ustaz Arifin.

Ustaz Arifin berharap, dirinya dan umat Islam tetap selalu dalam hidayah Allah hingga saat meninggalkan dunia yang sebentar ini dalam keadaan husnul khatimah.

 

REPUBLIKA

Pengajian Malam Tahun Baru, Niatnya Baik tetapi…

KEKHAWATIRAN ini memang beralasan, khususnya terkait kegiatan yang diadakan di malam tahun baru masehi oleh beberapa kalangan. Sangat boleh jadi memang nantinya akan terjadi kesalahan persepsi, seperti tradisi memperingati hari kematian, 3 hari, 7 hari, 40 hari dan seterusnya.

Memang niatnya baik, yaitu dari pada malam tahun baru diisi dengan kegiatan hura-hura, lebih baik kalau dilakukan kegiatan keagamaan di masjid. Baik berupa zikir, qiyamullail atau pun muhasabah. Tapi kalau tidak dibekali dengan wawasan yang baik, kekhawatiran itu memang layak. Maka harus diupayakan agar tidak lagi terjadi kesalahan serupa di masa lalu.

Misalnya, panitia penyelenggara perlu melakukan klarifikasi yang tegas bahwa kegiatan itu semata-mata bukan ritual ibadah secara khusus, bukan sunah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak merupakan bagian dari syariat Islam secara khusus.

Klarifikasi ini harus disampaikan kepada para jemaah yang menghadiri kegiatan itu, biar mereka juga punya cara pandang yang benar. Dan agar generasi berikutnya tidak lagi terperosok pada lubang yang sama.

Namun usulan untuk mengisi malam tahun baru hijriyah dengan beragam kegiatan itu sebenarnya juga bukan tanpa kritik. Masalahnya, nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di masa lalu tidak pernah menganjurkannya, apalagi melakukannya. Jadi kalau ditarik garis asalnya, mengadakan ritual secara khusus di malam tahun baru masehi atau hijriyah sama-sama tidak ada tuntunannya.

Dan kalau sampai dijadikan sebuah ritual yang secara sengaja dikhususkan dan dianggap sebagai ibadah mahdhah, tentu hukumnya bid’ah. Sebab syariat Islam tidak pernah menetapkannya.

Kepada teman-teman yang merasa khawatir kalau masalah seperti ini akan menimbulkan bid’ah, kita patut mengucapkan terima kasih atas peringatannya. Tentunya peringatan itu datang dari lubuk hati yang paling dalam, bukan sekedar asal kritik.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc]

 

INILAH MOZAIK

Rasul telah Larang Perayaan Semacam Tahun Baru!

DALAM catatan sejarah kota Yatsrib, sebelum berganti nama menjadi madinah, penduduk kota ini mengikuti agama berhala, seperti yang ada di Mekah. Penduduk Yatsrib sangat mengagungkan berhala Manat. Karena ajaran agama mereka tidak memiliki kitab, membuat mereka suka meniru budaya agama lain, yang mereka anggap lebih berperadaban. Terutama budaya yahudi, nasrani, dan persia.

Sebelum islam datang di Madinah, masyarakat kota ini telah memiliki hari raya yang dimeriahkan dengan permainan, makan-makan, dst. kala itu, hari raya mereka menganut tradisi orang majusi di Persia. Hari raya itu adalah Nairuz dan Mihrajan. Anas bin Malik radhiyallahu anhu menceritakan, “Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul adha.” (HR. Ahmad 13164).

Nairuz nama persinya Nauruz. Dialih bahasakan ke arab menjadi Nairuz. Kata Nauruz merupakan gabungan dari kata Nau dan Ruz. Nau (new) artinya baru. Sementara Ruz (Roj) artinya hari. Gabungan dua kata ini bermakna hari baru. Perayaan Nauruz di Persi, diperingati setiap tahun, sebagai hari raya tahun baru mereka. Dalam perhitungan kalender masehi, hari Nairuz bertepatan dengan tanggal 21 Maret. [Alitthad.com]

Perayaan Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan orang majusi, sumber asli dua perayaan ini. Namun mengingat dua hari tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarangnya. Sebagai gantinya, Allah berikan dua hari raya terbaik: Idul Fitri dan Idul Adha.

Kita sepakat, tahun baru masehi bukan tradisi islam. Bahkan perayaan ini datang dari orang kafir. Sebagian referensi menyebutkan, tahun baru merupakan pesta warisan dari masa lalu yang dahulu dirayakan oleh orang-orang Romawi. Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan hari yang istimewa ini untuk seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates, Doors, and Beeginnings. Janus adalah seorang dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang, sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya momen pergantian tahun.

Namun apapun itu, larangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas, mencakup semua kegiatan perayaan yang bukan tradisi islam. Termasuk memriahkan tahun baru masehi.

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Masalah Terbesar

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Menolong, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang berhati bening. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Setiap orang pasti punya masalah. Ada yang punya masalah utang-piutang, ada yang berselisih dengan pasangannya, ada yang bermasalah dalam urusan kuliahnya, dan berbagai bentuk masalah lainnya. Akan tetapi, semua masalah itu sebenarnya bukan masalah besar. Karena masalah terbesar kita adalah jika kita tidak mendapatkan pertolongan Allah manakala menghadapi masalah-masalah tersebut.

Karena masalah sekecil apapun kalau Allah Swt tidak menolong kita, maka pasti akan berlarut-larut dan terasa menyiksa. Sedangkan masalah sebesar apapun yang kita rasakan, jika Allah menolong kita maka pasti terasa ringan dan beres.

Saudaraku, sebetulnya diri kita ini tidak dirancang untuk menyelesaikan persoalan sendirian. Semua potensi yang kita miliki seperti akal pikiran, perasaan, fisik dan semuanya adalah sarana bagi kita untuk mendekat kepada Allah manakala menghadapi suatu persoalan.

Allah Swt berfirman, “..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”(QS. Ath Tholaq [65] : 2-3)

Jadi, tidak usah takut pada persoalan. Karena sepelik apapun masalah kita, sesungguhnya semua ada dalam genggaman Allah Swt. Setiap kejadian di alam semesta ini terjadi karena izin Allah dan mutlak ada dalam genggaman Allah. Hanya Allah pula yang Maha Memiliki jalan keluarnya. Maka, akan menjadi masalah yang sangat besar jikalau kita jauh dari Allah dan mencari penolong selain Dia.

Ikhtiar terbaik dari berbagai persoalan yang kita hadapi adalah mendekat kepada Allah dengan memperbaiki hubungan kita dengan-Nya. Kemudian menyempurnakan ikhtiar kita dalam menghadapi persoalan itu. Sungguh tiada yang mustahil bagi Allah, semoga kita termasuk orang-orang yang dekat dengan Allah dan mendapat pertolongan-Nya.Aamiin yaa Robbalaalamiin. [smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAH MOZAIK

Mendatangkan Rezeki

Rezeki adalah urusan Allah subhanahu wa ta’ala. Hanya Dia yang tahu dan mengatur semua urusan manusia termasuk rezekinya. Bagaimana rezeki itu datang, seberapa banyak rezeki itu? Itu semua hanya Allah yang tahu.

Sebagai hamba-Nya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rezeki-Nya hanyalah dengan cara berusaha keras dengan cara yang Allah ridhoi. Lalu usaha apa saja yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan rezeki dari Allah?

Dalam buku 20 Amalan Pelancar Rezeki Dalam Berbisnis yang ditulis oleh Abu Ibrahim disebutkan bahwa membantu orang-orang fakir dan membantu semua makhluk Allah adalah di antara cara mendatangkan rezeki.

Suatu saat ketika kita sedang menemukan seseorang yang fakir miskin atau bahkan binatang dalam keadaan susah maka hendaklah membantunya. Karena hal tersebut adalah salah satu kunci rezeki.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa seseorang itu ditolong dan diberi rezeki oleh orang-orang lemah di antara mereka. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Darda, ia mendengar Rasulullah bersabda,

“Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rezeki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi , An-Nasa’I, Ibnu Hibban, dan Al Hakim)

Selain itu, tidak hanya kepada sesama manusia saja, tetapi dengan sesama mahkluk Allah, diantaranya adalah binatang. Walaupun mereka binatang, mereka tetap makhluk Allah dan sama mempunyai hak untuk hidup dan kita sebgai manusia yang lebih sempurna sepatutnya kita membantunya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Seseoraang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Cerita singkat wanita yang menurung kucing dan membiarkannya mati karena kelaparan dan kehausan cukup menjadi sebuah pelajaran dan peringatan yang sangat penting bagi kita manusia. Peringatan akan besarnya dosa jika berbuat zalim kepada binatang.

Jika manusia bisa masuk neraka karena menzalimi seekor binatang, lalu bagaimana jika seseorang berbuat zalim terhadap sesama manusia. Tentulah keduanya akan menjadi penghalang rezeki-Nya. Allah tidak akan memberikan rezeki dan nikmat-Nya kepada manusia yang seperti itu.

Sumber: buku 20 Amalan Pelancar Rezeki Dalam Berbisnis yang ditulis oleh Abu Ibrahim. Bab Menyayangi Orang Miskin Dan Lemah. Hal 96.

 

REPUBLIKA

Awas! Rasulullah Tak Suka Terompet Gaya Yahudi

PERTAMA, terkait dengan masalah terompet, mari kita simak hadis berikut:

Dari Abu Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah anshar, “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk salat berjemaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, Kibarkanlah bendera ketika waktu salat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu salat. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak setuju, beliau bersabda, Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi. Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, Itu adalah perilaku Nasrani. Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.” (HR. Abu Daud, no.498 dan Al-Baihaqi, no.1704)

Setelah menyebutkan hadis di atas, Syaikhul islam mengatakan, “Bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau tidak suka dengan terompet gaya yahudi yang ditiup, beliau beralasan, itu adalah kebiasaan Yahudi (Iqtidha Shirat al-Mustaqim, Hal.117 118)

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa terompet termasuk benda yang tidak disukai Nabi shallallahu alaihi wa sallam karena meniru kebiasaan orang Yahudi. Seorang yang mencintai Nabinya shallallahu alaihi wa sallam dan membenci Yahudi tentunya akan lebih memilih petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari pada petunjuk Yahudi yang sesat.

Kedua, Membunyikan Terompet Tahun Baru

Pada tulisan sebelumnya, telah ditegaskan bahwa tahun baru termasuk hari raya orang kafir. Sementara itu, semua orang sadar bahwa membunyikan terompet tahun baru, hakikatnya adalah turut bergembira dan merayakan kedatangan tahun baru. Dan sikap semacam ini tidak dibolehkan. Seorang mukmin yang mencintai agamanya, dan membenci ajaran kekafiran akan berusaha menghindarinya semaksimal mungkin.

Dengan demikian, membunyikan terompet di tahun baru berarti melakukan dua pelanggaran; pertama, membunyikan terompet itu sendiri, yang ini merupakan kebiasaan dan ajaran orang Yahudi dan kedua, perbuatan ini termasuk turut memeriahkan hari raya orang kafir.

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Jawaban Imigrasi Hong Kong Soal Larangan Masuk Ustaz Somad

Ustaz Abdul Somad ditolak masuk ke Hong Kong saat hendak berceramah belum lama ini. Penolakan tersebut menuai kecaman banyak pihak.  Pemerintah RI mengaku tak bisa mencegah hal itu karena merupakan kewenangan dari pihak imigrasi Hong Kong.

Saat dimintai keterangan pihak Imigrasi Hong Kong (The Immigration Departmen/ImmD) juga tak mau mengungkapkan alasan penolakan tersebut. Imigrasi tak bisa menjelaskan setiap masalah personal.

“Dalam menangani setiap kasus imigrasi, ImmD akan memperhatikan setiap persoalan individu,” ujar Communications and Public Affair Section ImmD Hong Kong Clara K W Mak melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Jumat (29/12) malam.

Dengan mempertimbangkan beragam kondisi itu, imigrasi akan memutuskan apakah seseorang tersebut diizinkan atau tidak.  “Departemen imigrasi memutuskan apakah izin masuk akan dikeluarkan sesuai hukum Hong Kong dan kebijakan imigrasi yang berlaku,” tegas Clara.

Sebelumnya, lewat akun Facebook miliknya, Ustadz Abdul Somad bercerita, ia sampai di Hong Kong pada Sabtu sore, (23/12).  Baru turun dari pintu pesawat saat masih di bandara, sejumlah orang yang tidak berseragam menghadang lalu menariknya secara terpisah. Dua rekannya pun ditarik oleh orang-orang tersebut.

Ustadz Abdul Somad kemudian diminta membuka dompet dan mengeluarkan semua kartu di dalamnya. Selanjutnya, mereka melakukan interogasi mengenai identitas, pekerjaan, pendidikan, serta keterkaitan dengan ormas politik. Setelah 30 menit, mereka menjelaskan, negaranya tidak bisa menerima sang ustaz. Maka, mereka pun langsung mengantar Ustadz Abdul Somad ke pesawat yang sama untuk keberangkatan sore itu juga ke Jakarta.

Perlu diketahui, kedatangan Ustadz Abdul Somad ke Hong Kong untuk mengisi ceramah di depan para Tenaga Kerja Indonesia. “Ada hikmah dibalik itu semua. Kepada sahabat-sahabat panitia jangan pernah berhenti menebar kebaikan di jalan dakwah. Mohon maaf tidak terhingga buat sahabat-sahabat pahlawan devisa negara di Hong Kong,” tulisnya di Facebook.

 

REPUBLIKA

Ini Bukti bahwa Setan Mudah Menggoda Manusia

INI bukti bahwa lalai dari dzikir akan membuat setan mudah mendekat dan menggoda manusia. Sifat setan ada dua: memberi godaan ketika manusia lalai dari dzikir, lalu bersembunyi ketika manusia rajin berdzikir. Sedangkan pembahasan sebelumnya menunjukkan orang yang lalai dari dzikir (peringatan) Al-Quran, maka akan disesatkan oleh setan dari jalan yang lurus.

Yang patut direnungkan adalah ayat berikut, “Katakanlah: “Aku berlidung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” (QS. An-Naas: 1-5)

Dalam Al-Kalim Ath-Thayyib, Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan bahwa kita diperintahkan oleh Allah untuk berdzikir. Fungsi dzikir adalah seperti seseorang yang mengusir musuhnya dengan cepat. Sampai-sampai jika musuh itu datang pada benteng, maka akan terlindungi. Demikianlah fungsi dzikir bagi diri. Diri seseorang akan semakin terlindungi dari setan hanyalah dengan dzikir pada Allah.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Jika keutamaan dzikir hanyalah ini, tentu seorang hamba akan terus membasahi lisannya dengan dzikir pada Allah Taala dan terus teguh dengan dzikir tersebut. Karena yang dapat melindunginya dari musuh (yaitu setan, pen.) hanyalah dengan dzikir. Musuhnya pun baru bisa menyerang ketika ia lalai dari dzikir. Musuh tersebut baru akan menangkap dan memburunya ketika ia lalai dari dzikir. Namun jika dirinya disibukkan dengan dzikir pada Allah, musuh tersebut akan bersembunyi, menjadi kerdil dan hina. Sampai-sampai ia seperti burung pipit atau seperti lalat (binatang kecil yang tak lagi menakutkan, pen.). Karenanya setan memiliki sifat waswasil khannas. Maksudnya, menggoda hati manusia ketika manusia itu lalai. Namun ketika manusia mengingat Allah, setan mengerut (mengecil).” (Al-Wabil Ash-Shayyib, hlm. 83)

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Setan itu mendekam pada hati manusia. Jika ia luput dan lalai, setan menggodanya. Jika manusia mengingat Allah, setan akan bersembunyi.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 13: 469-470, Adh-Dhiya dalam Al-Mukhtar 10: 367 dengan sanad yang shahih)

Kesimpulannya, sifat setan adalah penggoda. Saat kapan jadi penggoda manusia? Yaitu saat manusia lalai dari dzikrullah. Semoga Allah melindungi kita dari gangguan setan. [Referensi: Al-Wabil Ash-Shayyib wa Rafi Al-Kalim Ath-Thayyib/Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

‘Ke Mana Umur Engkau Habiskan?’

Safari Dakwah Ustaz Somad yang terakhir digelar Masjid Jami Al Jihad, Kelurahan Jurangmangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tengerang Selatan pada Jumat (29/12). Saat memberi khotbah Sholat Jumat di Masjid Jami Al Jihad, Ustaz Somad mengingatkan betapa pentingnya menghabiskan umur untuk beribadah

“Hari berganti musim berubah, perhitungan matahari dan bulan akan berganti dan bertambah, begitu juga dengan usia semakin berkurang, maka kita merenung sejenak, apa sebenarnya yang diambil dari usia dan umur,” kata Ustaz Somad saat memberikan Khotbah Sholat Jumat di Masjid Jami Al Jihad, Jumat (29/12).

Ia melanjutkan, kaki anak Adam tidak akan pernah bergeser ketika bangkit menghadap Allah SWT pada hari kiamat sampai anak Adam ditanya. Semua nikmat Allah akan ditanya, sekecil biji sawi pun nikmat Allah akan ditanya. Berapa banyak nikmat Allah? Nikmat Allah tidak dapat dihitung.

“Tapi yang jelas, nikmat pertama yang akan ditanya nanti di hadapan Allah, kemana umur engkau habiskan?” ujarnya.

Ustaz Somad menjelaskan mengapa umur yang ditanya pertama kali, bukan harta, puasa, anak dan istri. Nikmat pertama yang diterima manusia adalah umur. Selama 40 hari dalam bentuk cairan, kemudian menjadi darah yang menempel di dinding rahim. Selanjutnya menjadi segumpal daging.

“Lalu Allah kirim malaikat, ditiupkan ruh, maka di situlah waktu berdetak, menghitung segala yang akan dihisab di hadapan Allah SWT,” ujarnya.

Ia mengingatkan, maka bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan alhamdulillah karena sampai siang ini masih bisa bertasbih, bertahmid dan bertakbir. Ustaz Somad juga mengingatkan, umur tidak boleh kosong dari ibadah. Saat tegak berdiri tetap berdzikir, saat duduk berdzikir, dan saat terbaring meregang nyawa berdzikir.

Menurutnya, waktu seperti pedang, akan memotong dan mencabik-cabik. Oleh karena itu Islam mengajarkan supaya jangan pernah ada waktu yang kosong. Bagi yang hari ini umurnya sudah 30, 40, 50 dan 60 tahun. Merenung sejenak, berapa waktu yang hilang.

“Waktu adalah tanggungjawab, apa yang sudah kita isi kedalam waktu itu, oleh sebab itu jangan pernah kosong waktu dari amal ibadah, sholat sudah, puasa sudah, tapi dzikir tidak boleh putus,” jelasnya.

 

REPUBLIKA

Ketum PBNU Bantah Perintahkan Tolak Ustaz Somad

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) Said Aqil Siroj membantah tuduhan sebagai pihak yang memerintahkan penolakan kunjungan Ustaz Abdul Somad ke Hongkong. Menurutnya tuduhan tersebut berupaya memecah belah umat Islam.

“Tuduhan itu tidak berdasar dan merupakan fitnah belaka,” kata Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj Institute, Imdadun Rahmat melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (29/12).

Imdadun menduga penyebaran informasi yang menuduh Ketum PBNU itu sebagai upaya memecah-belah umat Islam di Indonesia. Imdadun mengungkapkan Said Aqil dikenal sebagai pemimpin agama yang dekat dengan umat dan taat azas atau konsisten memajukan dakwah Islam yang moderat, damai dan berpandangan kebangsaan.

Imdadun menilai aksi penyebaran penghinaan Said Aqil secara viral melalui media sosial merupakan tindakan melawan hukum. Umat NU mengharapkan aparat penegak hukum mencari aktor utama yang menghina dan membina para pelaku penyebar fitnah tersebut sebagai upaya ujaran kebencian.

Imdadun mengimbau seluruh umag Islam bersabar dan menahan diri menanggapi tuduhan terhadap Ketum PBNU tersebut.