Pertanyaan:
Kita sudah mengetahui ada bacaan yang dibaca setelah surat al-Fatihah, yaitu bacaan “āmīn”. Yang dibaca setelah bacaan “walādh-dhāllīn”. Apakah bacaan ini bagian dari ayat ataukah hanya sunnah saja untuk dibaca?
Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjawab:
قول (آمين) بعد الفاتحة ليست من آيات الفاتحة وإنما هي دعاء بمعنى: استجب يا ربنا، فهي سنة وليست واجبة، سنة بعد الفاتحة، يقولها القارئ في الصلاة وغيرها، يقول آمين إذا قرأ الفاتحة، يقولها الإمام، يقولها المأموم، يقولها المنفرد، في الصلاة وخارجها. آمين، هذه السنة، ليست واجبة ولكنها مستحبة، وهي دعاء وليست آية من الفاتحة ولا من غيرها، وإنما هي دعاء. نعم
“Perkataan “āmīn” setelah Al-Fatihah ini bukan termasuk ayat surat Al-Fatihah. Ia adalah doa yang maknanya, “Ya Allah kabulkanlah”. Hukumnya sunnah, tidak wajib. Disunnahkan membacanya setelah membaca Al-Fatihah di dalam salat ataupun di luar salat. Disunnahkan membaca “āmīn” ketika imam membacanya, maka makmum membacanya. Demikian juga orang yang salat sendirian. Di dalam salat maupun di luar salat, ucapkanlah “āmīn“. Hukumnya mustahab (dianjurkan), tidak wajib. Dan ucapan ini adalah doa, bukan bagian dari surat Al-Fatihah ataupun surat yang lain. Namun ia adalah doa. Demikian”
(Fatawa Nurun ‘alad Darbi li Samahatis Syaikh Ibni Baz, hal. 923)
Penerjemah: Yulian Purnama
Sumber: https://muslim.or.id/67689-fatwa-ulama-membaca-amin-setelah-membaca-al-fatihah-di-luar-shalat.html