Imam Ghazali

Detik-Detik Imam Ghazali Wafat; Minta Dikafani Saudaranya

Untuk mengenang jasanya Imam Ghazali, sebelum kita menyimak detik-detik Imam Ghazali wafat, mari kita berkenalan dengan sang Imam terlebih dahulu. Hujjatul Islam Imam Ghazali adalah sosok dengan karya yang bejibun, bahkan ia menelurkan karya tulis dalam setiap disiplin keilmuan. Dalam fikih, beliau mencapai derajat mujtahid mazhab. Tapi meskipun demikian, beliau adalah seorang akademisi yang polymath, yakni dalam segala bidang disiplin keislaman itu beliau kuasai.

Melalui Ihya’ ‘Ulumiddin, namanya harum dalam segala penjuru, kredibilitasnya diakui oleh kawan maupun lawan. Bahkan karya monumentalnya yang satu ini, menurut sebagian kalangan, Hampir seperti al-qur’an, karena saking berbobotnya. Namun melalui karyanya yang ini pula, beliau dituduh -oleh sebagian kalangan- mematikan aktifitas Intelektual. bahkan beliau dituduh sebagai sosok yang meninabobokkan ummat, yang pada akhirnya Islam mengalami kemunduran. Sungguh tuduhan yang sangat naif dan tidak realistis sekali. sebab bagaimana mungkin seorang yang sangat ngalim dan pakar, hanya karena melalui karyanya yang mendekati sempurna, dituduh sebagai biang kemandegan.

Mengenai kredibilitasnya Imam Ghazali, Syekh Murtadha Az-zabidi dalam Ithaf as-Sadat al-Muttaqin mengutip ceritanya Tajuddin As-subki yang menceritakan bahwasanya Abu al-hasan as-syadzili itu pernah mimpi bahwasanya beliau melihat Rasulullah SAW sedang membanggakan atau menyanjung-nyanjung imam ghazali kepada nabi Musa dan Isa As. Lantas Rasulullah SAW menanyakan kepada beliau berdua, “Apakah ada di umat kalian ada yang sama dengan orang ini”, syahdan Nabi Musa dan Isa As menjawab “tidak”. Masih dalam kitab yang sama, Syekh Murtadha Az-zabidi juga menuliskan pendapatnya Ulama’ yang berkata;

و نقل المناوي في طبقاتهعن  القطب اليافعي عن بعض العلماء الجامعين بين علم الظاهر و الباطن أنه قال “لو كان نبي بعد النبي لكان الغزالي”

“jika ada nabi lagi pasca diutusnya Rasulullah SAW, niscaya Al-ghazali adalah salah satu orangnya” (Ithaf as-sadat al-muttaqin 1/13 ).

Imam Ghazali lahir pada tahun 450 H atau 1085 M, dan wafat di tahun 505 H/ 19 Desember 1111 M, jadi umur beliau itu sekitar 55 tahun sahaja. Namun meski umurnya yang relatif singkat, namanya jamak diketahui oleh seluruh kalangan.

Detik-detik Imam Ghazali wafat, saudara beliau bernama Ahmad mengisahkan bahwasanya pada bulan Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah di hari senin waktu Subuh, Imam Ghazali berwudu dan shalat.

Kemudian beliau meminta tolong kepadaku untuk mengkafaninya, setelah itu beliau menselonjorkan kakinya. tak lama kemudian, berhentilah nafas beliau. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, Imam Al-ghazali sudah berpulang ke rahmatullah. Seluruh antero negeri berduka atas kepergiannya, semoga Allah membalas semua amal kebaikannya. (Ithaf as-Sadat al-Muttaqin, 1/15)

Demikianlah salah sekian karamahnya sang imam, beliau mentajhiz dirinya sendiri. Pusara beliau dalam konteks geografi sekarang itu berada di Iran. Meski sudah 910 tahun yang lalu beliau intaqola ila rohmatillah, namun namanya tetap malang melintang dalam telinga. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH