Haruskah Kita Ikuti Kisah Sukses Orang Lain?

BAHWA kisah sukses orang lain itu bisa menginspirasi dan memotivasi kita untuk lebih giat itu adalah hal yang lumrah. Bahwa kita harus mengikuti bidang usaha orang-orang sukses itu adalah hal yang perlu didiskusikan.

Setiap orang memiliki bakat dan passion pada bidangnya masing-masing. Memaksakan diri untuk aktif di bidang yang tidak diminati adalah salah satu bentuk pemenderitaan diri yang banyak tidak disadari.

Salah satu sahabat Kiai Liling Sibro Malisi, Ketua Syuriah PCINU Malaysia itu, bakat sekali di bidang kuliner. Toko makanan dan kedainya ramai serta menghasilkan untung. Sang sahabat itu berkonsultasi kepada Kiai Liling untuk memperluas usaha di bidang enterpreneurship, tepatnya sebagai Event Organizer. Kiai Liling melarangnya dan menyatakan bahwa bidang itu bukan bidangnya. Dia memaksakan diri, akhirnya bangkrut alias collaps. Istikharah Kiai Liling jitu.

Ada banyak kisah lain yang serupa. Sukses orang lain tak bisa ditiru begitu saja, apalagi didasari iri hati dan dengki. Cobalah mencari tahu bakat diri, lalu renungkan dan pilih bidang kerja yang akan ditekuni dan jangan lupa untuk mengetuk pintu langit.

Ada kalimat indah yang layak direnungkan: “Define success on your own terms, achieve it by your own rules, and build a life youre proud to live.” (Definisikan sukses menurut istilah anda sendiri, capailah dengan aturan anda sendiri, bangunlah kehidupan yang anda sendiri merasa senang atau bangga dengan model kehidupan itu). Nah, tidak perlu tiru-tiru persis kan?

Tangkap saja spiritnya, pahami prinsipnya, dan terapkan di bidang anda sendiri.

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

INILAH MOZAIK