hasad

Hasad, Ketika Anda Gusar Orang Lain Mendapatkan Nikmat

Penyakit hati hasad bisa menghancurkan diri sendiri dan orang lain

Memiliki hati yang bersih merupakan kunci bagi seorang hamba meraih keselamatan di dunia dan akhirat.

Sebab akan datang satu masa di mana harta, anak tidak berguna. yakni tidak mampu memberikan pertolongan kepada seorang hamba. kecuali orang tersebut menghadap kepada Allah dengan qolbul salim. 

Dalam Alquran surat Asy Syuara 88-99, Allah SWT berfirman sebagai berikut: 

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ “(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”  

Menurut Habib Umar Ibrahim Assegaf yang dimaksud qalbun salim atau hati yang selamat pada pengujung ayat itu yakni salamatus sudur atau selamatnya badan  seorang hamba dari penyakit-penyakit hari yang pokok. Di antaranya adalah hasad. 

Menurut Habib Umar hasad yakni penyakit yang bila ada pada seorang hamba maka hamba tersebut tak menyukai kebaikan yang diperoleh orang lain. Sehingga dari sifat hasad menimbulkan penyakit lainnya termasuk salah satunya yakni gibah bahkan fitnah. 

Orang yang hasad, menurut Habib Umar akan dimulai dengan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain yang tidak disukainya karena memperoleh kebaikan atau kebahagiaan maupun penghargaan yang tidak diperoleh dirinya. 

Dia akan merasa hanya dirinya lebih pantas memperoleh segala bentuk kebaikan dibanding dengan saudaranya itu. Pada akhirnya, orang yang hasad akan melakukn ghibah hingga fitnah untuk menjatuhkan saudaranya. 

“Yang lebih jahat lagi dari yang ditimbulkan hasad kalau dia kemudian memprotes takdir Allah SWT yang memberikan kebaikan kepada orang lain. Ya Allah aku ini lebih hebat, kenapa dia yang dia yang diberikan lebih,” kata Habib Umar.

Akibat penyakit hati ini, menurut habib Umar segala pahala amal soleh bisa terhapus. Sebagaimana dalam keterangan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA: 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ

 “Hati-hatilah kalian dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar atau semak belukar (rumput kering),” ( HR Abu Dawud). 

Karenanya Habib Umar pun mengajak jamaah untuk berhati-hati terhadap hasad. Sebab menurutnya hasad ibarat virus yang mematikan dan dapat menyerang siapa saja termasuk orang berilmu. Sebab itu, untuk menangkal hasad seorang hamba harus pandai bersyukur dan senang ketika melihat adanya kebaikan yang dilakukan atau didapat oleh orang lain. 

“Kalau kita berniat berbuat baik lalu didahului orang lain, ya sudah alhamdulillah. dengan niatnya pun kita sudah memperoleh pahala,” katanya.  

KHAZANAH REPUBLIKA