Hukum Mengambil Sisa Makanan Hajatan

Saban acara hajatan selalu dipenuhi dengan makanan. Pelbagai menu makanan disediakan yang punya hajat. Biasanya ada kue, buah-buahan, soto, nasi, ayam, dan daging. Tentu saja masih banyak lagi, dengan ciri khas makanan yang berbeda-beda tiap daerah.

Terkadang makanan yang disuguhkan terlalu banyak, sehingga banyak yang tersisa. Hal itu ditakutkan mubazir. Atau akan sangat disesalkan bila dibuang begitu saja. Nah dalam Islam, bagaimana hukum mengambil sisa makanan hajatan? Apakah itu halal atau termasuk yang haram sehingga dihukumi berdosa yang mengambil makanan sisa hajatan tersebut?

Adapun mengenai mengambil sisa makanan hajatan, maka hukumnya diperbolehkan oleh syariat Islam. Pasalnya, dalam hal ini karena sisa makanan tersebut sudah menjadi harta yang ditingalkan oleh pemiliknya, sehingga boleh bagi seseorang untuk mengambilnya dan memakannya. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abdul Qadir A’udah dalam kitab al Tasyrī’ al Jināī fi al Islāmi.  Berikut kata Syekh Abdul Qadir Audah;

اْلأُشْيَاءُ الْمَتْرُوْكَةُ هِىَ اْلأُشْيَاءُ الَّتِىْ كَانَتْ مَمْلُوْكَةً لِلْغَيْرِ ثُمَّ تَخَلَّى عَنْهَا مَالِكُهَا كَالْمَلاَبِسِ الْمُسْتَهْلِكَةِ وَبَقَايَا الطَّعَامِ وَكَنَاسَةِ الْمَنَازِلِ وَحُكْمُ اْلأُشْيَاءِ الْمَتْرُوْكَةِ هُوَ حُكْمُ اْلأَشْيَاءِ الْمُبَاحَةِ ِلأَنَّ اْلأَشْيَاءَ الْمَتْرُوْكَةَ تُصْبِحُ بِتَرْكِهَا لاَ مَالِكَ لَهَا

Artinya; Barang-barang yang ditinggalkan adalah barang-barang yang dimiliki oleh seseorang kemudian dia meninggalkannya, seperti pakaian-pakaian yang mau rusak, sisa makanan, sapu-sapu rumah. Hukum barang-barang yang dinggalkan tesebut adalah seperti halnya hukum barang-barang yang mubah, karena sesungguhnya barang-barang yang ditinggalkan akan menjadi tidak punya pemilik ketika telah ditinggalkan.

Menurut Zainuddin al-Malibari, dalam kitab Fathul Mu’in—begitu juga Imam Nawawi dalam kitab al Majmū’ Syarah al Muhadzab—, mengatakan boleh mengambil makanan yang disuguhkan dalam acara hajatan, pesta, atau walimah. Adapun membawa pulang atau menjualnya harus izin pemilik pesta atau hajatan. Berikut teksnya;

  وفى الانوار: لو قال ابحت لك جميع مافى دارى أو مافى كرمى من العنب: فله اكله دون بيعه وحمله واطعامه لغيره

Artinya: Termaktub dalam kitab al-Anwar : Seandainya seseorang pemilik acara mengatakan, “”Aku telah memberikan kepadamu semua yang ada di rumahku atau di kebun anggur dari pada anggurku, maka boleh baginya memakannya, tetapi tidak boleh menjualnya, membawanya dan memberikan makanan tersebut kepada orang lain.

Demikian penjelasan  dalam hukum mengambil makanan sisa hajatan. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH