Islam dan Kebebasan Berpikir

Islam adalah agama yang argumentatif. Setiap ingin menyampaikan sesuatu atau mengajak manusia untuk melakukan sesuatu, Islam selalu datang dengan dalil-dalil yang kuat dan argumentasi yang kongkrit.

Islam bukanlah agama doktrin yang membelenggu akal. Islam bukanlah agama kaku yang melarang pengikutnya untuk belajar sesuatu yang lain.

Islam membuka pintu lebar-lebar kepada siapapun yang ingin belajar, mencari dan mendengar pendapat yang lain. Karena Islam tidak pernah takut pengikutnya akan terpengaruh dengan ajaran ataupun pemikiran yang lainnya.

Mungkin kita pernah mendengar ajaran ataupun pemikiran yang melarang pengikutnya untuk mencari tau tentang ajaran lainnya, bahkan membaca buku dari pemikiran lain saja dilarang.

Hal ini muncul karena para elit dalam ajaran itu takut pengikutnya akan meninggalkan kepercayaan ini dan berpindah kepada keyakinan baru yang lebih masuk akal. Mereka sadar bahwa apa yang selama ini diyakini tidak memiliki argumentasi yang kuat sehingga mudah digoyang dengan pemikiran yang lain.

Namun Islam tidak lah demikian. Agama ini begitu percaya diri karena semua dalilnya sangat kuat dan berasal dari Tuhan Pencipta Alam.

Bahkan Al-Qur’an menyebut orang yang berakal adalah orang yang mau mendengar semua informasi, membaca segala macam buku, lalu ia memikirkan dan memilih yang terbaik untuk diikuti.

Bukankah Allah swt berfirman,

وَٱلَّذِينَ ٱجۡتَنَبُواْ ٱلطَّٰغُوتَ أَن يَعۡبُدُوهَا وَأَنَابُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰۚ فَبَشِّرۡ عِبَادِ – ٱلَّذِينَ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقَوۡلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحۡسَنَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ

“Dan orang-orang yang menjauhi Tagut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, mereka pantas mendapat berita gembira; sebab itu sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS.Az-Zumar:17-18)

Islam sangat yakin dan percaya diri bahwa orang yang berakal akan memilih yang terbaik dan tidak akan terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran lainnya. Mereka tidak takut membaca hal yang lain, tapi mereka juga tidak akan menerimanya begitu saja.

Islam mengajak setiap pengikutnya untuk membaca segala hal, tapi jangan lupa untuk memilih dan merenungkan mana yang terbaik.

Lebih dari itu, Islam juga mengecam orang-orang yang menutup telinga dari hal-hal yang baru karena mereka fanatik terhadap kepercayaan lama yang selama ini mereka pegang.

Sebagaimana Allah menceritakan umat Nabi Nuh as,

وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوۡتُهُمۡ لِتَغۡفِرَ لَهُمۡ جَعَلُوٓاْ أَصَٰبِعَهُمۡ فِيٓ ءَاذَانِهِمۡ وَٱسۡتَغۡشَوۡاْ ثِيَابَهُمۡ وَأَصَرُّواْ وَٱسۡتَكۡبَرُواْ ٱسۡتِكۡبَارٗا

“Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.” (QS.Nuh:7)

Jangan asal menerima tapi jangan menutup telinga dan fanatik terhadap pengetahuan yang selama ini engkau punya. Dunia ini luas, ilmu pengetahuan pun sangat luas !

Terbukalah dengan berbagai hal dan renungkan apa yang kau dengar. Karena Al-Qur’an sangat memuji dan menghargai orang yang mau mendengar berbagai pendapat lalu memilih yang terbaik. Mereka lah yang disebut orang-orang yang berakal dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayah serta petunjuk dari Allah swt.

Semoga bermanfaat..