Jangan Keliru, Inilah Sunah Malam Jumat Yang Sebenarnya !!

Banyak di luar sana yang mungkin salah kaprah mengartikan amalan malam jumat itu sendiri. Padahal sunah malam jumat tidak selalu identik dengan “kegiatan tertentu” seperti apa yang banyak orang pikirkan.

Adapun di dalam hadist sendiri terkait amalan sunah di hari jumat adalah dengan melakukan mandi sunah sebelum sholat jumat. Bisa jadi hadist tersebut dihubung-hubungkan dengan “kegiatan tersebut” pada malam jumat.

Jadi mungkin bisa saya pertegas lagi bahwa tidak ada dasar dalil baik Quran ataupun Hadist mengenai hal tersebut.

Lalu Apa Amalan Sunah Malam Jumat yang Sebenarnya ?

Yang pasti dalil perihal amalan sunah malam jumat yang jelas-jelas ada adalah membaca Surat Al-Kahfi. Terkait dalil tentang sunah membaca Al-Kahfi di malam jumat juga merupakan dalil dhoif atau lemah.

Dari Sa’id al-Khudriy ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:


مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ.

“Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, maka ia akan mendapat cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Mekkah)” (HR. Ad Darimi).

Di samping kita di sunahkan untuk membaca surat AL-Kahfi di hari jumat, amalan-amalan lainnya yang bisa kita lakukan adalah dengan memperbanyak Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

“Perbanyaklah shalawat untukku pada hari jum’ah dan malam jumah, karena barangsiapa yang bershalawat untukku dengan satu shalawat, niscaya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali” (HR. Baihaqi).

Sebenarnya hanya ada dua amalan tersebut yang bisa kita sebut sebagai sunah malam jumat. Bukan seperti apa yang di pikirkan oleh orang banyak. Sementara yang lainnya adalah palsu, lemah dan bahkan tidak memiliki sumber yang jelas.

Jadi memang dalam masalah beribadah kita tidak boleh sembarangan ataupun mengarang-ngarang, namun semua itu harus bersumber pada Al-Quran dan Hadist. Termasuk seperti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Apabila tidak, maka kemungkinan amalan yang kita lakukan tanpa dasar tersebut di tolak atau tidak di terima oleh Allah SWT.

Pada dasarnya Islam itu mudah, hanya saja terkadang kitalah yang membuatnya susah dengan menambah-nambah amalan tertentu yang tidak di syariatkan.

Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا

“ … Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agama-mu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [QS. Al-Maa’idah: 3].

Menurut Tafsir Ibnu Katsir:

“(Ayat) ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini (umat Islam), tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali.”

Apabila kita berpaku pada ayat di atas, maka jika kita menambah-nambahi sesuatu bisa dikatakan kita menyelisihi ayat di atas. Karena Allah SWT saja menyatakan bahwa Islam itu agama yang lengkap dan sempurna. Lalu kenapa masih di tambah-tambahi dengan sesuatu yang tidak di syariatkan? Wallahu a’lam.

FIMADANI