Kesalehan Arab Baduwi dan Tangisan Rasulullah

Dikisahkan, seperti dikutip dari 1001 Kisah Teladan Muslim, bahwasanya sewaktu Rasulullah SAW sedang asyik bertawaf di Ka’bah beliau mendengar ada seseorang di hadapannya bertawaf dan berzikir penuh kekhusyukan.

Ia tidak memerhatikan orang-orang di sekitarnya yang saling besenggolan. Ia tetap khusuk berzikir dengan mengucapkan Ya Karim… Ya Karim. Di saat bersamaan, Baginda Rasulullah SAW sedang melakukan ibadah haji juga. Beliau terkesan seseorang yang fokus dengan zikirnya di depan Ka’bah dan Rasulullah SAW menirunya mengucapkan Ya Karim! Ya Karim!

Mendengarkan ucapannya ditiru, seseorang yang sedang khusyuk berzikir itu Ialu berhenti dan menatap ke salah satu sudut Ka’bah.

Ketika itu, ia masih mengabaikannya dan melanjutkan zikir lagi dengan khusyuk melantunkan, Ya Karim..Ya Karim. Rasulullah SAW menyadari bahwa orang yang sedang diikuti zikirnya itu sedikit terusik. Namun, Rasul tetap melanjutkan zikir bersama orang Baduwi itu.

Merasa semakin tidak nyaman, akhirnya orang Baduwi itu menoleh ke belakang untuk yang kedua kalinya, kali ini ia menegurnya dan menyampaikan mengapa mesti mengikuti zikir yang dibacanya.

Namun, melihat sosok yang hendak ia tegur, penampilannya sangat berbeda dengan kebanyakan orang awam, ia pun mengurungkan niatnya dan menurunkan tensi kemarahannya.

Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab Baduwi? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah. Mendengar kata-kata orang Baduwi itu, Rasulullah SAW tersenyum, lalu bertanya. Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?. Belum, jawab orang itu.

Lanjut Rasulullah kepada orang Arab Baduwi itu. Jadi bagaimana kau beriman kepadanya? tanya Rasulullah. Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan pengutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya, kata orang Arab Baduwi itu lagi.

Mendengar perkataan yang penuh keimanan dari lisan orang Arab Baduwi itu Rasulullah SAW pun berkata lagi kepadanya. Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.

Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. Tuan ini Muhammad SAW? Ya, jawab Baginda Rasulullah. Lalu orang itu segera menundukkan kepala untuk mencium kedua kaki Rasul.

Melihat hal itu, Rasulullah menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata, Wahai orang Arab! Janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya. Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.

Ketika itulah, malaikat Jibril turun menyampaikan berita dari langit. Wahai Muhammad! Allah SWT mengucapkan salam kepadamu dan bersabda, ‘Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!’ Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.

Si Baduwi berkata, Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, hamba pun akan membuat perhitungan dengan-Nya! kata Arab Baduwi itu.

Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan? Rasulullah bertanya kepadanya.

Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran ampunan-Nya, jawab orang itu. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanan-Nya!

Mendengar ucapan orang Arab Baduwi itu, Rasulullah pun menangis mengingat relevansi dan kebenaran perkataan Arab Baduwi itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya.

Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, Wahai Muhammad! Tuhan menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda, ‘Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti!’

Betapa senangnya Si Arab Baduwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dari dalam dirinya.

 

 

sumber: Republika Online