Ketika Rasulullah SAW Relakan Simpanan Kepingan Emas

Rasulullah SAW tak ingin kepingan emas menyandera kehidupan akhirat.

عَنْ أبي سَـِرْوَعَة – بكسرِ السين المهملة وفتحها – عُقْبةَ بنِ الحارث رَضْي اللهُ عَنْه، قَالَ: صَلَّيتُ وراءَ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بالمدينةِ العَصْرَ، فسَلَّمَ ثمَّ قامَ مُسْرِعًا فتخَطَّى رِقابَ النَّاسِ إلى بعضِ حُجَرِ نِسَائهِ، ففَزِعَ الناسُ من سُرْعتِهِ، فخرَجَ عليهم، فرَأى أنَّهم قد عَجِبوا مِن سُرعتِهِ، قال: «ذَكرتُ شيئًا من تِبْرٍ عندنا، فكَرِهتُ أن يحبِسَني، فأمَرْتُ بقسْمَتِهِ

Abu Sirwa’ah Uqbah bin Al-Harits RA bertutur, ”Saya sholat Asar di belakang Nabi SAW di Madinah. Setelah salam, beliau segera bangkit, lalu melangkahi barisan para sahabat guna menuju ke salah seorang istrinya. Para sahabat pun terperangah atas ketergesa-gesaan beliau itu. Kemudian, Nabi kembali keluar menemui mereka, dan ketika melihat mereka terkejut atas ketergesa-gesaan itu, Nabi pun bersabda, ‘Aku ingat sepotong emas yang ada pada kami, dan aku tidak ingin menahannya, maka aku pun menyuruh agar membagi-bagikan emas itu.” 

Selain memuat pesan agar kita melepaskan diri dari segenap remeh-temeh kesibukan duniawi ketika sedang melakukan ibadah, hadits tersebut di atas juga memberi pelajaran pada kita agar berlomba menuju kebaikan. Fastabiqul-khairat, sebagaimana dalam firman Allah di dua ayat Alquran: 

 فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ

“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.” (QS Al-Baqarah: 148 dan QS Al-Maidah: 48).

Melalui hadits tersebut, Nabi juga telah memberi contoh konkret pada kita untuk pandai memanfaatkan peluang yang ada guna melakukan beragam amal saleh, yang jumlahnya sungguh tidak terbilang. 

Seorang ilmuwan Muslim yang risau hatinya karena melihat kekalahan demi kekalahan umat Islam oleh kekuatan kufar itu tergerak hatinya untuk menciptakan teknologi militer yang bisa memberikan pelajaran telak terhadap musuh, maka tidak diragukan lagi bahwa hal itu merupakan amal saleh.

Bahkan ketika kebiadaban kaum kufar terhadap umat Islam makin menjadi-jadi, seperti yang terjadi belakangan ini, amal salih semacam inilah yang justru harus diagendakan, sekaligus direalisasikan dalam tataran global, dunia Islam (lihat QS 8: 60): 

Percayalah, tugas kita untuk membangun pilar-pilar kekuatan umat sungguh teramat berat, yang mungkin tidak sebanding dengan jatah waktu yang tersedia pada kita. Sedangkan duet Amerika dan Israel, yang disokong dengan sekutu lainnya, makin harmonis.

Mereka memberangus seluruh kekuatan Islam di berbagai penjuru dunia untuk memuluskan ambisinya, mendirikan negara Israel Raya yang membentang dari Sungai Eufrat hingga Sungai Nil. Kita baru melangkah, boleh jadi mereka telah menjejakkan ratusan langkah. Oleh karena itu, peluang untuk melakukan amal salih itu jangan pernah kita biarkan hilang. Nabi bersabda: 

إِنْ قَامَتْ عَلَى أَحَدِكُمُ الْقِيَامَةُ، وَفِي يَدِهِ فَسِيلَةٌ فَلْيَغْرِسْهَا “Jika kiamat datang, sedangkan di tanganmu tergenggam setangkai bibit pohon kurma, tanamlah!” (HR Imam Ahmad).

KHAZANAHREPUBLIKA