Tiga Cara Mengenal Allah

Khutbah Jumat: Tiga Cara Mengenal Allah ﷻ

Barangsiapa mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Allah, Tuhannya, sehingga ia akan sadar hanyalah seorang hamba terbatas dan semua urusanada dalam genggaman Allah, inilah petikan Khutbah Jumat

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

Hidayatullah.com | KITA bisa belajar dari proses mengenal Allah SWT yang dilalui oleh Nabi Ibrahim AS. Beliau sosok yang kritis dalam mencari kebenaran. Tidak mudah larut dan luluh dengan zaman dan lingkungan di sekitarnya. Inilah petikan lengkah naskah khutbah Jumat kali ini.

Khutbah Jumat Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Kewajiban pertama bagi setiap manusia adalah mengenal siapa Tuhannya dengan sebaik-baiknya, dengan seyakin-yakinnya, dan dengan sebenar-benarnya. Untuk mencapainya kita harus menempuh jalan yang bisa mengantarkan kita kepada pengenalan Allah SWT.

Jalan yang kita tempuh haruslah jalan yang benar. Sebab jalan yang salah  akan membawa diri kita kepada pengenalan yang berisi dugaan, sangkaan, dan menuruti hawa nafsu, bukan berdasarkan iman. Jika ini yang terjadi maka akan berakhir dengan keragu-raguan bahkan kekufuran.

Kita bisa belajar dari proses mengenal Allah SWT yang dilalui oleh Nabi Ibrahim AS. Beliau sosok yang kritis dalam mencari kebenaran. Tidak mudah larut dan luluh dengan zaman dan lingkungan di sekitarnya, justru beliau pandai memisahkan mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), untuk selanjutnya beliau memilih yang haq dan menjauhi yang bathil.

Kisah beliau ini bisa kita petik dari peristiwa saat beliau mencari Tuhan yang diceritakan Al-Quran Surat Al-An’am ayat 74-79. Yakni ketika Nabi Ibrahim mempertanyakan kepada ayahnya, Azar, dengan mengatakan: “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?”

Demikian pula ketika Ibrahim melihat bintang lalu berkata, “Inilah tuhanku,” tapi ia juga tidak suka ketika bintang itu terbenam. Kemudian saat melihat matahari terbit, ia berkata, “Inilah tuhanku,” namun ia tidak suka saat matahari itu tenggelam. Sampai akhirnya ia menemukan Tuhan Allah yang haq.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Ada tiga jalan yang harus kita tempuh untuk mengenal Allah SWT. Mengutip dari Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith dalam bukunya al-Ajwibah al-Ghaliyah fii ‘Aqiidah al-Firqah an-Naajiyah, cara mengenal Allah yang pertama adalah dengan menyimak apa yang telah Allah SWT beritakan tentang nama-nama-Nya yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang sempurna di dalam kitab-Nya serta melalui lisan para Rasul-Nya.

Dalam hal ini, kita bisa membaca firman Allah SWT dalam Surat Al-Hasyr ayat 22-24:

    هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَٰلِمُ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ۖ هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ

    هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْمَلِكُ ٱلْقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلْمُؤْمِنُ ٱلْمُهَيْمِنُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْجَبَّارُ ٱلْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Surat Al-Hasyr ayat 22-24).

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasul ﷺ bersabda :

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya Allah memiliki 99 asma, siapa yang menghafalnya (memahami, mengamalkan, dan berdoa dengannya), akan dimasukkan ke dalam surga…..” (HR. Bukhari-Muslim).

Asma Allah itu yang kita kenal dengan istilah Asmaul Husna.

Cara pertama ini harus kita tempuh untuk mengenal Allah SWT agar iman dan akidah kita tetap kuat dan tidak mudah goyah oleh berbagai aliran keyakinan yang batil.

Kedua, masih kata Habib Zain bin Sumaith, adalah dengan mengfungsikan akal pikiran. Artinya, kita renungkan alam raya dan ciptaan-ciptaan Allah yang terbentang di seantero dunia.

Setelah itu, kita ambil sebagai pelajaran dan dalil atau bukti tentang Zat yang Maha Menciptakan, tidak lain dan tidak bukan adalah Allah.

Ciptaan-ciptaan Allah dan makhluk-makhluk-Nya yang ada di bumi serta di langit adalah bukti nyata atas ketuhanan-Nya dan menegaskan ke-Esaan-Nya. Imam Abu Hanifah dalam sebuah dialog dengan orang-orang Atheis pernah bertanya, “Apakah masuk akal, sebuah kapal meluncur di permukaan laut yang dalam, diterpa gelombang dahsyat dan angin kencang, sedangkan kapal tetap berjalan lurus tanpa nakhoda?”

Orang-orang Atheis itu menjawab, “Tidak, tidak dapat diterima akal.” Imam Abu Hanifah berkata, “Apabila hal itu tidak dapat diterima akal, maka bagaimana mungkin alam raya yang membentang atas dan bawah beserta kondisi yang beraneka ragam ini tanpa ada yang membuat!”

Mahabenar Allah SWT yang berfirman:

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” (QS. Ali Imran : 190).

Jamaah Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah

Ketiga, menurut Habib Zain bin Sumaith, dengan mengenal diri sendiri. Disebutkan dalam sebuah atsar :

ُمَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه

“Barang siapa mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Mengenal diri sendiri adalah suatu cara untuk mengenal Allah SWT. Dengan kata lain, jika setiap manusia mampu  mengenal dirinya maka ia akan mampu mengenal kelemahan, keterbatasan, kebutuhan, dan ketidakberdayaannya.

Jika setiap manusia sudah mengenali kelemahannya, maka ia akan sadar bahwa  ia tidak sanggup mendatangkan manfaat untuk dirinya dan menghindarkan dirinya dari bahaya, serta ia akan mengetahui bahwa ia memiliki Tuhan yang  menciptakan, membantu, mengatur, dan mengendalikannya.

Dengan demikian ia akan sadar bahwa ia hanyalah seorang hamba yang serba terbatas dan semua urusannya ada dalam genggaman kekuasaan Allah SWT.

Dengan mengenal Allah melalui jalan Islam yang diperkuat dengan ayat-ayat-Nya, bukti-bukti dari ciptaan-Nya, dan mengenal siapa diri kita yang sebenarnya, maka kita akan mengakui ke-Esaaan Allah dan berkomitmen kepada nilai-nilai Islam.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Jumat Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang

HIDAYATULLAH