Nabi Muhammad dan Visi Menghapus Perbudakan

Nabi Muhammad dan Visi Menghapus Perbudakan

Lahirnya sosok pemuda yang agung dan bahkan saat masih berada di dalam kandungan sudah dinantikan para penduduk Makkah, menjadi tanda bahwa risalah islam akan tersampaikan kepada umatnya. Kelahiran pemuda ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi keluarganya dan penduduk sekitar, bahkan Namanya sudah terdengar ditelinga kaum Quraisy.

Pemuda ini bernama Muhammad ibn Abdullah. Banyak dalam buku  sejarah yang mengangkat kisah perjalanan Muhammad mulai dari masih dalam kandungan hingga menjadi rosul pembawa syariat islam yang lurus dan benar, seperti halnya dalam buku Martin Ling yang berjudul Muhammad, Lesly Hazleton dengan judul Pribadi Muhammad, dan tentu masih banyak lainnya.

Hal ini menjadi bukti bahwa perjalanan Nabi Muhammad memang sangatlah inspiratif hingga dibukukan dalam bentuk bacaan yang bahkan penulisnya adalah orang yang bukan dari agama Islam. Ketika kita back to history, maka akan banyak hikmah serta ibrah yang dapat diambil sebagai seorang umat muslim.

Ditulis dalam sejarah kelahiran beliau bertepatan dengan peristiwa penyerangan pasukan gajah yang dibawa oleh raja Abrahah al- Asyram, yang merupakan seorang gubenur Yaman pada saat itu. Tujuan raja tersebut datang ke Makkah bermaksud untuk menjauhkan orang orang Arab dari Ka’bah. Peristiwa itu kemudian diabadikan dalam al-Qur’an surah al-Fiil ayat 1-5.

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?, Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu, dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong bondong, yang melempari mereka dengan batu(berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun daun yang dimakan(ulat).”

Tidak hanya itu, perjalanan beliau terekam dalam sejarah yang akan menjadi saksi bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok yang teladan dan gigih dalam perjuangan, terutama dalam memperjuangkan agama Allah. Dakwah beliau tidak hanya berbuah manis apalagi langsung mendapat apresiasi, akan tetapi beliau harus melewati masa masa pahit nan menyakitkan. Mulai dari dilempar batu, dan bahkan dilempar dengan kotoran unta. Sungguh begitu menyakitkat bahkan ya memang begitulah konsekuensi dalam membela kebenaran, banyak orang yang semula mengagumi akan menjadi membenci.

Risalah Nabi tidak hanya berupa syariat ketauhidan, melainkan terdapat muamalah, fiqih, dan lain sebagainya. Selain itu, sifat rendah hati dan belas kasih telah melekat pada jiwa Nabi Muhammad. Sifat belas kasih tersebut dapat dilihat ketika beliau membebaskan beberapa budak di antaranya ada Zaid bin Haritsah, Aslam, dan lain sebagainya. Pembebasan budak ini beliau lakukan karena beliau sadar betul bahwa budak juga punya hak sebagaimana hamba yang lain. Selain itu budak juga sebagai penyebab untuk terhindar dari api neraka bagi orang yang memerdekakan.

Zaman dahulu telah terdapat peristiwa pembebasan budak yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Hal ini sebagaimana hak asasi setiap manusia untuk mempertahankan kemerdekaannya. Bahkan dalam ajaran Islam, terdapat beberapa ajaran pembebasan budak ketika melanggar syariat tertentu. Ini menunjukkan bahwa sejatinya ajaran Islam mempunyai visi menghapus perbudakan.

Rasulullah dengan ajaran Islam meletakkan manusia memiliki derajat yang sama. Tidak ada perbedaan dalam diri manusia kecuali nilai ketakwaannya. Visi menghapus perbudakan adalah bagian dari manifestasi ajaran kesetaraan manusia.

Kehadiran Nabi Muhammad melalui risalah Islam memang mengejutkan tradisi, budaya dan kebiasaan masyarakat jahiliyah. Penghormatan kepada kaum perempuan dan pembebasan budak adalah bagian dari ajaran Islam yang membebaskan. Islam mempunyai visi kesetaraan manusia yang selanjutnya akan memberikan visi kepada dunia tentang egalitarianisme.

ISLAM KAFFAH