Pahit Menjadi Manis, Derita Menjadi Bahagia

ALHAMDULILLAH kita sudah berada di bulan Ramadhan, bulan indah dan bulan mulia, bulan yang sangat tepat untuk mengobati hati dan memperbaiki gaya hidup yang tidak baik. Rasulullah selalu membahagiakan para sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadhan. Marilah kita meneladani beliau. Bahagialah menjadi orang yang masih berhak hidup di bulan suci ini. Sementara orang-orang tercinta kita yang sudah di alam kubur semoga senantiasa dibahagiakan Allah.

Bulan Ramadhan sering disebut dengan bulan al-Qur’an karena di dalamnya telah diturunkan al-Qur’an. Mari kita baca dan renungkan al-Qur’an. Yakinkan hati kita akan pesan-pesannya dan kemudian tanamkan nilai-nilai al-Qur’an di lubuk hati kita yang paling dalam. Salah satu message (pesan) al-Qur’an yang membuat kita mampu menghapus gelisah adalah bahwa semua urusan hidup ini adalah diatur Allah. Sementara pengaturan Allah adalah pengaturan yang terbaik.

Mengingat dan membaca satu pesan itu saja, asal yakin, mampu mengubah pahitnya hidup menjadi manis, deritanya hati menjadi bahagia. Bagaimana tidak? Sementara Tuhan kita adalah Allah. Tak mungkin ada derita panjang jika kita yakin dan percaya bahwa Allah adalah Tuhan kita. Renungkanlah.

Tak salah para bijak menyimpulkan begini: “Allah tak akan membuat sedih hambaNya kecuali untuk membahagiakannya”. “Allah tak akan menguji hambaNya kecuali karena Dia mencintainya.”

Bacalah dua kesimpulan itu dan renungkan. Hubungkan dengan pengalaman bergelut dengan masalah hidup selama ini. Bagaimanakah kesimpulan kita? Tersenyumlah dan jalani hidup dengan bermodalkan ibadah dan amal kebaikan. Ucapkan “Alhamdulillaah”

Untuk membahas lebih lanjut, pengajian online Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya besok sore akan mengangkat tema yang sama dengan judul tulisan ini. Sampai jumpa, AIM. [*]

lullah SAW bersabda:

“Maukah kamu aku beri tahu tentang penduduk neraka? Mereka adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus dan takabur (sombong).”

(Hadits Riwayat Imam Al Bukhari dan Imam Muslim)

Oleh KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK