Sikapi Corona, Puskes Haji Imbau Calhaj Jaga Hidup Sehat

Menjaga pola hidup sehat dan bersih untuk mengantisipasi corona.

Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan mengimbau calon jamaah haji (calhaj) menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) dan selalu berpikir positif. 

Hal tersebut dinilai mampu menangkal risiko penyakit, terutama yang disebabkan wabah virus Novel corona(nCoV) yang menyerang Cina.   

“Sedikitnya ada tujuh saran yang harus menjadi perhatian para calon jamaah haji, agar di masa tunggu sampai menjelang keberangkatan tetap sehat,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusup Singka, melalui keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Jumat (31/1). 

Pertama, para jamaah haji tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat, kedua memasak makanan dan minuman dengan sempurna, ketiga senantiasa berperilaku hidup bersih. “Setiap selesai beraktivitas dan akan melaksanakan aktivitas lainnya untuk senantiasa cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir,” katanya.  

Keempat, calon amaah haji juga harus makan-makanan yang sehat dan istirahat yang cukup. Kelima jika sudah terserang batuk dan gejala flu segera berobat ke Puskesmas atau rumah sakit.   

Keenam, selalu berdoa dan optimis agar hidup sehat. Dan ketujuh yang merupakan hal penting adalah jamaah harus membiasakan diri selalu berpikir positif dalam kehidupanya. “Insya Allah tujuh saran itu bisa menjadi ikhtiar kita sebagai calhaj mencegah segal jenis penyakit,” katanya.

Kementerian Kesehatan menegaskan sejauh ini belum ada temuan kasus positif virus Novel corona(nCoV) di Indonesia. 

Sebanyak 16 orang yang masuk dalam proses pemantauan tidak satupun menunjukan hasil positif. 

Dirjen P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Kemenkes, dr Anung Sugihantono, menjelaskan dari sebanyak 16 orang tersebut sebanyak delapan orang masih dalam proses pengecekan virus, lima orang dinyatakan negatif dan sisanya sudah pulang karena kembali sehat. 

“Tidak ada kasus positif dan tidak ada kejadian kematian. Ini faktanya,” kata Anung dalam diskusi “Forum Merdeka Barat 9: Antisipasi Penyebaran Corona di Kementerian Kominfo, Jakarta,” Kamis (30/1). 

Dari jumlah tersebut, sembilan orang merupakan WNI dan tujuh orang adalah WNA. 

Mereka masuk pemantauan karena menunjukkan gejala-gejala yang mirip dengan yang disebabkan nCoV seperti batuk, demam, dan sesak napas. 

Dia mengungkapkan secara keseluruhan yang dirumorkan memiliki gejala semacam ini ada 34 orang di seluruh Indonesia. Namun yang masuk pemantauan hanya 16 orang tersebut.

Anung menampik rumor bahwa pemerintah Indonesia terkesan menyepelekan kasus virus ini. Menurutnya, pemerintah telah melakukan berbagai kesiapan untuk antisipasi virus ini sebelum kasus ini dikonfirmasi secara resmi oleh Cina.

Kemenkes telah melakukan persiapan sejak mendengar informasi tersebut pada 19 Desember 2019, sebelum Cina merilis informasi resmi pada 27 Desember 2019. Sementara sebagian negara lain baru mengedarkan kewaspadaan pada awal tahun 2020. 

WHO juga sudah menyampaikan keyakinan mereka dengan persiapan dan kemampuan pemerintah Indonesia dalam menangani krisis kasus ini. 

IHRAM