Alasan Allah Bersumpah dengan Gunung Thur dan Mekkah

Surah At-Tin terdiri dari 8 ayat dengan salah satu komposisi di dalamnya mengandung rangkaian sumpah Allah dengan makhluk-Nya. Di antaranya Allah bersumpah dengan gunung Thur dan Mekkah. Di mana kemudian sumpah tersebut diikuti dengan sumpah Allah atas nikmat penciptaan sempurna-Nya atas manusia, ancaman bagi mereka yang membangkang dan tidak mensyukuri nikmat-Nya, kabar bahagia bagi orang yang beriman dan beramal salih, pengingkaran terhadap mereka yang mendustakan agama dan diakhiri dengan penetapan bahwa Allah-lah dzat yang paling bijaksana.

Thuri Sinin” (gunung Thur) dan “Al-Balad Al-Amin” (negeri yang aman) adalah nama yang menjadi pusat sumpah Allah lainnya selain buah Tin dan Zaitun dalam surat tersebut. Mengapa Allah sampai bersumpah dengan nama gunung Thur dan Mekkah?

Syekh Fakhr ad-Din Ar-Razi dalam Mafatih Al-Ghaib Juz 32 mengutip pendapat Ibnu Abbas dari riwayat Ikrimah berkata bahwa: maksud dari lafadz “Thur” dalam ayat tersebut ialah nama gunung sedangkan “Sinin” bermakna bagus atau baik (hasan; red) dalam bahasa Habasyah (Etiopia) dan terberkahi menurut Imam Mujahid. (Mafatih Al-Ghaib 32 Juz hal 10 cet Dar Al-Fikr 1981)

Gunung Thur ialah gunung di mana Nabi Musa As menerima wahyu, berbicara dan bermunajat dengan Allah Swt sehingga diberi gelar “Kalim Allah”, yang bermunajat dengan Allah. Oleh karenanya ia disifati dengan “Sinin” yang memiliki arti bagus atau terberkahi.

Sedangkan maksud dari “Al-Balad Al-Amin”, negeri yang aman pada ayat sumpah setelahnya ialah Mekkah. Syekh Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim Juz 8 berkata demikian:

(وهذا البلد الأمين) يعنى: مكة. قاله ابن عباس, ومجاهد, وعكرمة, والحسن, وإبرهيم النخعى, وابن زيد, وكعب الأحبار, ولا خلاف فى ذلك

Maksud dari lafadz wa hadzal baladil amin ialah Mekkah. Hal ini dijelaskan oleh Ibnu Abbas, Imam Mujahid, Ikrimah, Hasan, Ibrahim An-Nakha’i, Ibnu Zaid, Ka’ab Al-Ahbar dan tidak ada perdebatan di dalamnya”. (Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim Juz 8 cet Daar Thayyibah, Riyadh hal 434)

Penama’an Mekkah sebagai negeri yang aman sendiri juga tak lepas dari janji Allah terhadap tanah Mekkah itu sendiri dengan menyebutnya “haraman aaminan”, tanah mulia yang aman dalam ayat 67 surat Al-Ankabut.

Dalam hal ini, keduanya merupakan tempat yang menjadi medium dakwah pada masanya masing-masing. Gunung Thurisayna atau sinin merupakan tempat di mana Nabi Musa As mendapatkan wahyu dari Allah Swt, sedangkan Mekkah merupakan tempat di mana Islam menjadi pusat dakwah Islam pada masa Nabi Muhammad Saw bertugas, selain juga menjadi pusat peribadatan Islam dunia.

Syekh Muhammad Ali Al-Shabuni dalam kitabnya Safwat At-Tafasir Juz 3 hal 578 (cet: Daar Al-Qur’an Al-Karim, Beirut) mengutip penjelasan Imam Al-Alusi menjelaskan sumpah Allah atas tempat-tempat tersebut dengan berkata demikian:

Ini merupakan sumpah dengan tempat-tempat yang terberkahi dan mulia menurut pendapat kebanyakan pakar tafsir. Adapun Al-Balad Al-Amin ialah Mekkah yang terjaga dengan tanpa khilaf, Thurisinin ialah tempat di mana Nabi Musa menerima wahyu, sedangkan Tin dan Zaitun merupakan nama gunung tempat tumbuh kedua buah tersebut, tepatnya gunung di daerah Damaskus dan Baitul Maqdis

Kemudian Syekh Ali Al-Shabuni selanjutnya berkata:

Tujuan dari bersumpah dengan tempat-tempat tersebut ialah memperlihatkan kemuliaan tanah-tanah yang terberkahi dan yang tampak darinya berupa kebaikan dan keberkahan dengan diutusnya para nabi dan rasul darinya”.

Wallahu a’lam

BINCANG SYARIAH