Sikap Mukmin yang Bijak di Saat Naiknya Harga BBM

Akhir-akhir ini, kita sedang dihadapkan pada krisis ekonomi yang cukup pelik. Mulai dari tersebarnya wabah Covid-19 yang telah memakan banyak korban, hingga berimbas pada ketidakstabilan harga-harga bahan pokok di pasaran. Dari minyak goreng yang tiba-tiba menghilang dari peredaran, lalu harganya melambung tinggi, hingga cabai yang harga per kilonya melampaui harga daging sapi. Yang terbaru, ketetapan pemerintah untuk memotong subsidi BBM yang mengakibatkan harga pertalite, pertamax, dan solar naik fantastis.

Kekhawatiran akan tingginya biaya hidup, ketakutan akan keterbatasan, dan kerisauan dalam hati, terkadang muncul di hati manusia. Tentu saja hal tersebut merupakan perkara yang lumrah, bahkan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sekalipun. Saat terjadi lonjakan harga di pasaran, para sahabat merasa berat dan mengadukannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Para sahabat berkata,

 يا رسولَ اللَّهِ ، غلا السِّعرُ فسعِّر لَنا

“Wahai Rasulullah, harga-harga menjadi mahal. Tetapkanlah harga untuk kami?” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّ اللَّهَ هوَ المسعِّرُ القابضُ الباسطُ الرَّازقُ ، وإنِّي لأرجو أن ألقَى اللَّهَ وليسَ أحدٌ منكُم يطالبُني بمَظلمةٍ في دمٍ ولا مالٍ

“Sesungguhnya Allah yang pantas menaikkan dan menurunkan harga, Dia-lah yang membatasi dan melapangkan rezeki. Aku harap dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kalian yang menuntutku soal kezaliman dalam darah (nyawa) dan harta.” (HR. Abu Dawud no. 3451, Tirmidzi no. 1314, Ibnu Majah no. 2200 dan Ahmad no. 14057)

Melambungnya harga-harga di pasaran merupakan salah satu perkara penting yang harus diperhatikan oleh setiap kaum muslimin, terlebih lagi pada zaman sekarang, di mana hal tersebut sangat mempengaruhi kehidupan kebanyakan manusia. Tingginya harga-harga di pasaran seringkali akan meningkatkan angka kriminalitas dan kemiskinan pada sebuah masyarakat. Karenanya untuk menyelesaikan problem ini dibutuhkan solusi yang cerdas lagi tepat untuk menyelesaikannya.

Islam adalah agama yang sempurna

Islam yang sempurna ini telah Allah tetapkan sebagai syariat yang mencakup setiap aspek kehidupan manusia. Tidaklah ada sebuah permasalahan yang butuh untuk diselesaikan dan dipecahkan, kecuali agama Islam telah memberikan jawaban ataupun petunjuknya, baik itu di dalam Al-Qur’an maupun hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الإِسْلامَ دِيناً

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah: 3)

Merupakan kewajiban bagi setiap mukmin untuk mengembalikan seluruh permasalahannya kepada syariat Islam yang mulia ini, tak terkecuali saat menghadapi situasi naiknya harga BBM. Untuk menghilangkan kekhawatiran yang ada dan menyelesaikannya permasalahan ini, kita perlu kembali melihat beberapa firman Allah Ta’ala serta sabda Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, mempelajari kembali solusi-solusi yang ditawarkan oleh syariat, bukan dengan mengeluh, berdebat, mencari kambing hitam, apalagi berdemo.

Kesulitan yang menimpa seseorang, bisa jadi karena dosa dan maksiat yang ia lakukan

Seorang mukmin harus yakin, bahwa apa yang terjadi di bumi ini, baik itu kejadian yang baik maupun yang buruk, termasuk di dalamnya naiknya harga BBM, semuanya terjadi atas izin Allah dan kehendak-Nya. Sebagaimana perkataan Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah,

فالغلاء بارتفاع اﻷسعار ، والرخص بانخفاضها هما من جملة الحوادث التي لا خالق لها إلا الله وحده ، ولا يكون شيء منها إلا بمشيئته وقدرته

“Harga yang menjadi mahal karena melambungnya harga-harga serta menjadi murah karena turunnya harga-harga merupakan suatu kejadian yang tidak ada yang menciptakannya, melainkan Allah Ta’ala semata. Tidaklah ia terjadi, kecuali karena kehendak dan keinginan Allah.” (Majmu’ Fatawa, 8: 519)

Hanya saja perlu kita ketahui bahwa terkadang Allah Ta’ala menjadikan perbuatan dan perilaku hamba-Nya sebagai sebab atas terjadinya sesuatu sebagaimana Allah jadikan pedang yang dihunuskan seorang pembunuh sebagai sebab atas matinya seseorang. Begitu pula naiknya harga-harga di pasaran yang dirasakan oleh semua orang, bisa jadi sebabnya adalah dosa-dosa yang dilakukan oleh umat manusia. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ

Dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa: 79)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda,

يا مَعْشَرَ المهاجرينَ ! خِصالٌ خَمْسٌ إذا ابتُلِيتُمْ بهِنَّ ، وأعوذُ باللهِ أن تُدْرِكُوهُنَّ : لم تَظْهَرِ الفاحشةُ في قومٍ قَطُّ ؛ حتى يُعْلِنُوا بها ؛ إلا فَشَا فيهِمُ الطاعونُ والأوجاعُ التي لم تَكُنْ مَضَتْ في أسلافِهِم الذين مَضَوْا ، ولم يَنْقُصُوا المِكْيالَ والميزانَ إِلَّا أُخِذُوا بالسِّنِينَ وشِدَّةِ المُؤْنَةِ ، وجَوْرِ السلطانِ عليهم ، ولم يَمْنَعُوا زكاةَ أموالِهم إلا مُنِعُوا القَطْرَ من السماءِ ، ولولا البهائمُ لم يُمْطَرُوا ، ولم يَنْقُضُوا عهدَ اللهِ وعهدَ رسولِه إلا سَلَّطَ اللهُ عليهم عَدُوَّهم من غيرِهم ، فأَخَذوا بعضَ ما كان في أَيْدِيهِم ، وما لم تَحْكُمْ أئمتُهم بكتابِ اللهِ عَزَّ وجَلَّ ويَتَخَيَّرُوا فيما أَنْزَلَ اللهُ إلا جعل اللهُ بأسَهم بينَهم

“Wahai kaum Muhajirin, ada lima perkara yang akan datangkan bencana berat, aku meminta perlindungan kepada Allah semoga tidak menimpa kalian. (Pertama), tidaklah maksiat dan zina menjamur di tengah suatu kaum melainkan mereka akan ditimpa penyakit thaun dan kelaparan mematikan yang belum pernah terjadi sebelumnya. (Kedua), tidaklah mereka curang dalam takaran dan timbangan dagang, melainkan akan ditimpa kemarau dan paceklik berkepanjangan hingga hidup mereka menderita serta mereka dipimpin penguasa yang zalim. (Ketiga), tidaklah mereka enggan membayar zakat harta mereka, melainkan langit akan berhenti meneteskan air (hujan) untuk mereka. Jikalau bukan karena hewan-hewan ternak, niscaya mereka tidak akan diberikan hujan. (Keempat), tidaklah mereka meninggalkan agama Allah Ta’ala dan rasul-Nya, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh-musuh mereka. Kekuasaan dan kenikmatan mereka dirampas oleh musuh-musuh mereka. Dan (kelima), tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Dia akan menjadikan rasa takut di antara mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 4019, Thabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Ausath no. 4671 dan Al-Hakim no. 8623)

Bisa jadi, kesusahan yang sedang menimpa kita, naiknya harga BBM yang memberatkan kita dan musibah-musibah lainnya yang kita hadapi, sebabnya adalah dosa-dosa kita, kezaliman kita, dan kurang perhatiannya kita terhadap agama Islam yang mulia ini.

Solusi syariat saat menghadapi kenaikan harga

Ada beberapa solusi yang ditawarkan oleh syariat Islam sehingga kaum muslimin yang sedang mengalami kesulitan karena naiknya harga barang-barang di pasaran, dapat menghadapinya dan bertahan di dalamnya:

Pertama: Membiasakan diri untuk senantiasa bertakwa dan menguatkan keimanan

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 96)

Dengan beriman dan bertakwa, seorang mukmin akan dimudahkan urusannya, diberikan solusi dan jalan keluar serta dilapangkan rezekinya dari arah yang tidak ia sangka-sangka. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Kedua: Memperbanyak istigfar dan bertobat

Hal ini berlaku bagi siapa pun. Syariat istigfar dan tobat tidak hanya bagi mereka yang baru bermaksiat saja. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang jelas-jelas kita tahu telah diampuni dosa-dosanya saja senantiasa memperbanyak istigfar, meminta ampun kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman menjelaskan keutamaan istigfar,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا

“Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Mahapengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12)

Ketiga: Saling bahu membahu di antara masyarakat

Mereka yang diberikan keluasan harta oleh Allah Ta’ala, maka tidak melupakan saudaranya yang kurang mampu. Mengeluarkan zakat, bersedekah, dan membantu orang-orang yang tidak mampu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من كان معه فضل ظهر فليعد به على من لا ظهر له و من كان له فضل من زاد فليعد به على من لا زاد له

“Barangsiapa yang memiliki kendaraan lebih hendaknya memberikan pada orang yang tidak memiliki kendaraan. Barangsiapa yang memiliki kelebihan bekal hendaknya memberikan pada orang yang tidak mempunyai bekal.” (HR. Muslim no. 1728)

Hadis ini mengajarkan kita untuk bersedekah dan berbuat baik kepada orang lain, serta berlomba-lomba di dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Allah Ta’ala berfirman di dalam sebuah hadis qudsi, menjelaskan balasan bagi mereka yang menginfakkan hartanya,

يا ابن آدم أَنفق أُنفق عليك

“Berinfaklah, niscaya engkau akan diberi nafkah (oleh Allah Ta’ala).” (HR. Bukhari no. 4684, 7411 dan Muslim 993)

Keempat: Melatih diri untuk senantiasa rida dan bersyukur atas setiap rezeki yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk kita

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وارض بما قسم الله لك تكن أغنى الناس

“Relalah dengan apa yang telah Allah bagikan untukmu, niscaya kamu menjadi manusia yang paling kaya.” (HR. Tirmidzi no. 2305, Ibnu Majah no. 4217 dan Ahmad no. 8095)

Kelima: Hidup sederhana dan menjauhkan diri dari pemborosan dan bermewah-mewahan

Allah Ta’ala berfirman,

وكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memudahkan setiap urusan kita, memberikan kita jalan keluar dari setiap musibah dan kesulitan yang kita hadapi dan memberikan kita rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Wallahu a’lam bisshowaab.

***

Penulis: Muhammad Idris, Lc.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/78418-sikap-mukmin-yang-bijak-di-saat-naiknya-harga-bbm.html

Alhamdulillah Harga BBM Naik

Alhamdulillah harga BBM naik“. Bisakah kita berkata seperti itu ketika kita mendapatkan hal yang tidak kita sukai, yang membuat kita bahkan hidup susah?

Keadaan Seorang Mukmin Seluruhnya Baik

Yang jelas, seluruh keadaan seorang mukmin itu baik, ketika ia susah maupun senang. Keadaan susah, ia bersabar. Keadaan senang, ia bersyukur.

Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan Ar Rumi radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim no. 2999).

Intinya hadits di atas berisi dorongan untuk bersabar dan bersyukur. Bersabar ketika susah, bersyukur ketika mendapatkan nikmat.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Keadaan seorang mukmin sesuai yang Allah tetapkan seluruhnya baik. Jika ia diuji dengan suatu musibah, ia bersabar atas takdir Allah dan menanti kelapangan dari Allah, juga mengharap pahala dari-Nya. Itu baik baginya. Di antara yang meraih seperti ini adalah orang yang berpuasa.

Jika ia diberi nikmat agama seperti ilmu dan amalan shalih, juga nikmat dunia seperti harta, anak dan keluarga, ia bersyukur. Syukur tersebut dibuktikan dengan melakukan ketaatan pada Allah. Karena syukur bukanlah hanya ucapan lisan, “Saya bersyukur pada Allah.” Namun syukur yang hakiki adalah dengan menjalankan ketaatan pada Allah.”

Jadi, bersyukur pada Allah termasuk kebaikan. Syukur ini pada dua nikmat yaitu nikmat agama dan nikmat dunia.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 1: 198).

Bisakah Kita Mengucapkan Alhamdulillah Saat BBM Naik?

Tengok saja bagaimana suri tauladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan pada kita ketika mendapatkan hal yang menyenangkan dan hal yang tidak menyenangkan.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

‘[Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat] Segala puji hanya milik Allahyang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.’ Dan ketika beliau mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

‘[Alhamdulillah ala kulli hal] Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan’.” (HR. Ibnu Majah no. 3803. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)

Kenapa sampai ditimpa musibah pun disyukuri? Mengapa BBM naik malah mengucapkan alhamdulillah?

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Hal yang tidak disukai tersebut malah disyukuri karena Allah memberikan pahala bagi siapa saja yang mau bersabar pada musibah lebih dari musibah tersebut.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 1: 175).

Kata Syaikh Ibnu Utsaimin pula bahwa sebagian wanita ahli ibadah ada yang terluka di jarinya, malah ia memuji Allah (bersyukur pada Allah). Lalu ditanya kenapa sampai ia bersykur. Ia pun menjawab, “Pahala dari musibah ini telah melupakanku dari luka yang sakit tersebut.” (Idem).

Harga Barang Naik, Tidak Mempengaruhi Rezeki

Ingatlah bahwa rezeki sudah ditentukan oleh Allah. Jadi tak perlu khawatir dengan BBM yang naik, tak perlu punya rasa takut dengan harga barang kebutuhan pokok pun yang ikut naik. Buktinya sejak dulu BBM naik, malah kendaraan makin banyak, malah masyarakat tetap konsumtif.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553)

Dalam ayat lain disebutkan pula,

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا

Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Isra’: 30)

Ibnu Katsir menjelaskan, “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat manakah di antara hamba-Nya yang pantas kaya dan pantas miskin.” Sebelumnya beliau rahimahullah berkata, “Allah menjadikan kaya dan miskin bagi siapa saja yang Allah kehendaki. Di balik itu semua ada hikmah.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 5: 71)

Jadi rezeki sudah diatur, jangan pernah khawatir.

Semoga kita bisa bersabar atas segala musibah, termasuk bersabar dalam kebijakan kenaikan BBM saat ini.

Wallahu waliyyut taufiq.

Referensi:

Syarh Riyadhus Sholihin, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1426 H.

Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.

Selesai disusun di Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 25 Muharram 1436 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/23456-alhamdulillah-harga-bbm-naik.html