Ingat, Hartamu akan Dihisab!

RASULULLAH shallallahu alaihi wa sallam juga mengingatkan bahwa harta akan dihisab. Tidak hanya dihisab untuk bagaimana cara mendapatkannya, tapi juga dihisab terkait bagaimana cara menggunakannya.

Anda bisa menjamin harta yang anda dapatkan halal. Tapi itu belum cukup. Ada tugas yang kedua, yaitu bagaimana menggunakan harta itu untuk sesuatu yang benar. Dalam hadis dari Abu Barzah al-Aslami radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Kaki seorang hamba di hari kiamat tidak akan bergeser sampai dia ditanya tentang (beberapa hal, diantaranya) tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan untuk apa dia gunakan” (HR. Turmudzi 2602, ad-Darimi 546 dan statusnya hasan)

Selain itu, terdapat larangan israf dan tabdzir. Allah menyebut pelaku tabdzir sebagai temannya setan. Dan Allah tidak mencintai orang yang suka israf (boros). Allah berfirman, “Janganlah melakukan tindakan tabdzir, sesungguhnya para mubadzir itu temannya setan.” (QS. al-Isra: 26-27).

Allah juga berfirman, “Janganlah bersikap boros, sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang boros.” (QS. al-Anam: 141).

Apa beda israf (boros) dengan tabdzir? Kesimpulan Ibnu Abidin, “Al-Israf: menggunakan harta untuk sesuatu yang benar, namun melebihi batas yang dibenarkan. Sedangkan tabdzir: menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak benar.” (Hasyiyah Ibnu Abidin, 6/759).

Anda makan dengan hidangan berlebihan, itu israf. Sementara ketika anda menggunakan harta untuk maksiat, itu tabdzir.

 

INILAH MOZAIK