Meremehkan Salat Berarti Meremehkan Agama

AMIRUL Mukminin, Umar bin Al Khoththob radhiyallahu anhu- mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah salat. Barang siapa menjaga salat, berarti dia telah menjaga agama. Barang siapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan salat.” (Ash Sholah, hal. 12)

Imam Ahmad rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa, “Setiap orang yang meremehkan perkara salat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap salat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan salat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar salat dalam hatimu.” (Ash Sholah, hal. 12)

Ibnul Qoyyim mengatakan, “Iman adalah dengan membenarkan (tashdiq). Namun bukan hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja, tanpa melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman hanyalah membenarkan (tashdiq) saja, tentu iblis, Firaun dan kaumnya, kaum saleh, dan orang Yahudi yang membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah (mereka meyakini hal ini sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka), tentu mereka semua akan disebut orang yang beriman (mumin-mushoddiq).” (Ash Sholah, 35-36)

[Muhammad Abduh Tuasikal]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2341247/meremehkan-salat-berarti-meremehkan-agama#sthash.VNnxyONg.dpuf