Penyakit Paling Berbahaya Menurut Ahnaf bin Qais

Ahnaf bin Qais adalah kalangan tabi’in yang lahir di Basrah pada tahun 3 hijriah. Nama lengkapnya Dhahhak bin Qais bin Muawiyah bin Hushain Al-Hurri As-Sa’di. Ia biasa dipanggil Abu Bahar namun populer dengan nama Ahnaf karena salah satu kakinya bengkok.

Ahnaf seorang pemimpin Bani Tamim. Kelahirannya yaitu pada saat Nabi Muhammad SAW masih hidup, tetapi ia tidak pernah bertemu beliau SAW. Ahnaf pernah bertemu dengan Umar bin Khattab saat Umar menjadi khalifah.

Ahnaf dikenal sebagai sosok pemimpin yang cerdik, memiliki kefasihan dalam bertutur, bijaksana dan pemberani. Ia gemar berpuasa, hingga suatu kali ada orang yang nyinyir kepada dirinya.

“Anda sudah tua, bukankah puasa akan membuat kondisimu semakin lemah.” Lalu dijawab oleh Ahnaf, “Aku menjadikannya sebagai bekal untuk menempuh perjalanan yang jauh.”

Dalam ‘Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah’ karya Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, terbitan Pustaka Al-Kautsar, juga dipaparkan, suatu hari juga ada yang pernah mengejek dengan menyampaikan, “Dengan apa kamu berkuasa?”

Dijawab oleh Ahnaf, “Dengan meninggalkan urusanmu yang tidak berguna bagiku, sebagaimana kamu meninggalkan urusanku yang tidak berguna bagimu.”

Di hadapan khalayak umum, dia pernah berkata, “Maukah kalian aku beritahu tentang penyakit yang paling berbahaya?” “Ya,” kata mereka. Lalu Ahnaf berkata, “Moralitas yang tercela dan tutur kata yang jorok.”

Ahnaf juga berpesan, “Tidak ada muru’ah bagi pendusta, tidak ada ketenangan bagi pendengki, tidak ada muslihat bagi orang yang kikir, tidak ada kemuliaan bagi orang tidak bermoral, dan tidak ada saudara bagi orang yang tidak sabar.” 

Ahnaf wafat pada 72 hijriah. Dan ia telah meriwayatkan hadits dari Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abu Dzar Al-Ghifari, dan sahabat lainnya.

KHAZANAH REPUBLIKA

Kisah Bani Israil yang Mendapat Ujian

Rasulullah pernah mengisahkan tentang tiga orang dari Bani Israil. Sepertinya ketiga orang ini dari satu kota dan masing-masing mengenal kedua temannya.

Allah menguji mereka dengan penyakit dan kemiskinan. Malaikat mendatangi mereka satu per satu, menanyai masing-masing tentang permintaannya dan akan mewujudkan semua keinginan mereka.

Orang yang berpenyakit lepra meminta agar mendapatkan kesembuhan. Penyakit ini membuat masyarakat menjauhinya. Dia meminta diganti warna yang baik dan juga kulit yang baik. Lalu, malaikat mengusapnya dan orang berpenyakit lepra ini menjadi seperti yang dia inginkan.

Malaikat bertanya tentang harta yang paling disukainya. Dia memilih unta atau sapi. Permintaannya diwujudkan. Orang itu mendapatkan hewan ternak yang bunting.

Kemudian malaikat mendatangi orang Bani Israil yang kepalanya botak. Dia meminta rambut yang indah. Malaikat mengusapnya. Rambut indah tumbuh menutupi kulit kepala.Orang ini juga meminta sapi untuk menjadi ternak. Maka malaikat membawakannya sapi bunting.

Setelah itu malaikat mendatangi orang terakhir yang buta. Dia meminta bisa melihat lagi. Malaikat mengusap nya dan penglihatannya normal kembali. Tak seperti yang lain, orang ini lebih memilih kambing sebagai hewan ternak.

Tahun-tahun berlalu, Allah kemudian memberkahi mereka dengan hartanya. Masing-masing memiliki satu lembah dari harta yang diterimanya. Orang pertama memiliki unta sepenuh lembah, yang kedua memi liki sapi sepenuh lembah, dan yang ketiga memiliki kambing sepenuh lembah.

Diuji malaikat

Setelah mereka semua sehat dan kaya raya, malaikat mendatangi mereka. Malaikat datang kepada masing-masing dalam bentuk mereka sebelum mereka sehat dan kaya.

Malaikat datang kepada orang pertama dalam bentuk dirinya yang dahulu, saat dia terkena lepra. Malaikat meminta kepadanya dengan nama Tuhan yang memberinya warna yang bagus, kulit yang mulus, serta harta yang banyak, agar memberinya seekor unta tunggangan untuk melanjutkan perjalanan.

Laki-laki ini mengingkari nikmat Allah atasnya dan apa yang Dia berikan kepadanya. Dia pelit, tidak mau memberi kepada orang yang tertimpa penyakit seperti yang pernah menimpanya dulu.

Dia beralasan bahwa kewajiban- kewajibannya sangat banyak. Pada saat itu malaikat berkata kepadanya, Sepertinya aku mengenal Anda. Bukankah anda dulu adalah laki-laki berpenyakit lepra yang dijauhi oleh orang-orang, yang miskin Allah memberi Anda?

Orang ini tidak mengakui keadaan yang pernah dialaminya. Dia mengakui sebaliknya. Dia mengklaim bahwa harta yang dimilikinya adalah har ta lama yang diwarisinya dari nenek moyangnya. Malaikat mendoakan nya agar dia menjadi seperti sedia kala jika dia berdusta.

Kemudian malaikat datang kepada si botak. Keadaannya sama persis dengan keadaan temannya. Penging karan dan kekikiran, kesesatan dari jalan yang lurus.

Sedangkan orang yang tidak bisa melihat, dia pemilik jiwa yang suci ber sih penuh dengan iman dan takwa.Dia memandang si peminta, dia teringat keadaannya dahulu semasa dia masih buta dan diberi harta yang telah diberikan.

Dia menceritakan keadaan sebenar nya kepada pengemis ini. Dahulu aku adalah seorang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku dan aku miskin, lalu Allah membuatku kaya.

Si buta tidak hanya memberi satu ekor kambing. Dia memberi pilihan ke pada peminta untuk mengambil atau membiarkan sesukanya. Dia ber kata kepada peminta, Ambil apa yang kamu mau. Demi Allah, aku tidak mempersulit dirimu dengan memintamu mengembalikan apa yang kamu ambil karena Allah.

Pada saat itu malaikat membuka hal yang sebenarnya kepadanya. Dia berkata kepadanya, Peganglah harta mu. Aku hanya menguji kalian.Allah telah meridhaimu dan memurkai kedua temanmu.

Kisah ini diambil dari hadis yang di riwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Ahadisil Anbiyabab tentang orang berpenyakit lepra, orang buta, dan orang botak di Bani Israil (6/500 no 3464). Imam Muslim dalam sahih nya dalam Kitabuz Zuhd war Raqaiqjuga menulis hal yang sama.