Perempuan dan Pentingnya Pendidikan

Mendengar kata perempuan, seketika muncul pandangan diskriminasi yang telah ada sejak dahulu sebelum Islam tersiar. Penindasan, pembunuhan, pengkerdilan dan tidak adanya penghargaan bagi sosok perempuan di mata masyarakat pada zaman dahulu. Namun semenjak Islam hadir, kedudukan perempuan mulai teradakan dan dihargai.

Semakin berjalannya waktu hingga sekarang, meskipun perempuan sudah dihargai dan terhormat, masih ada juga yang mengucilkan dan menganggap rendah perempuan. Hingga terjadinya kekerasan seksual, psikologi perempuan, dan bahkan pembunuhan terhadap perempuan. Kekerasan yang terjadi pada perempuan, perlulah diperhatikan sehingga tidak terjadi salah perspektif mengenai perempuan.

Maka dari itu, untuk menghindari dan setidaknya meminimalisir terjadinya kekerasan pada perempuan pada zaman ini, khususnya perempuan perlu mengenyam pendidikan. Setidaknya sebagai perempuan melalui pendidikan dapat mengetahui tentang keperempuanan, kesetaraan gender, dapat mendapatkan kedudukan yang setara dengan laki-laki di mata masyarakat, serta dapat menjadi madrasah yang baik untuk anak-anknya kelak.

Pendidikan untuk perempuan

Feminisme yang diusung oleh R.A Kartini bukanlah semata-mata untuk menggeser kedudukan laki-laki dan menggantikannya dengan perempuan. Akan tetapi fenimisme ini diusung untuk mengangkat derajat perempuan dalam ranah apapun. Sehingga tidak ada lagi sikap merendahkan kepada perempuan. Selain itu, fenimisme ini memberikan pengertian bahwa perempuan juga berhak untuk mengenyam pendidikan yang tinggi layaknya laki-laki, berhak mendapatkan kedudukan yang setara dengan laki-laki, misal di ranah politik.

Untuk mewujudkan kesetaraan gender ataupun feminisme yang diusung oleh R.A Kartini, yang pertama dilakukan oleh perempuan adalah belajar. Dengan belajar setidaknya perempuan memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas, baik dari segi ilmu tentang keperempuanan maupun dari segi ilmu yang umum. Sehingga dengan pengetahuan yang memadahi yang telah dimiliki oleh perempuan, akan memberikan pencerahan, mengarahkan tingkah laku serta langkah yang akan diambil dan diputuskan untuk kebaikan.

Dengan feminisme ataupun kesetaraan gender, kini perempuan dapat bercita-cita yang tinggi. Sebagaimana gambaran sekarang sudah banyak perempuan yang menempati kedudukan di perkantoran seperti yang orang laki-laki duduki, sudah ada perempuan yang menjadi presiden, anggota DPR/DPRD, bupati, dan masih banyak yang lain. Selepas dari kedudukan layaknya kedudukan laki-laki itu, feminisme tidak menghilangkan kodrat perempuan sebagai seorang ibu dari anak-anak mereka. Semua kedudukan yang ditempati oleh perempuan itu memerlukan pengetahuan yang luas. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting bagi perempuan.

Pentingnya pendidikan selain untuk menyetarakan gender antara laki-laki dan perempuan, pendidikan bagi perempuan juga sangat penting untuk mendidik calon pemimpin yaitu anak-anaknya kelak. karena menurut islam perempuan atau seorang ibu murupakan madrasatu al-uula bagi anak-anaknya. Sebagai calon pemimpin, seorang anak berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik dari orang tuanya terutama ibu. Berhasil dan tidaknya seorang calon pemimpin masa depan dapat dilihat dari didikan seorang ibu terhadapnya.

Seorang ibu harus memiliki keahlian dan pendidikan yang tinggi untuk menunjang masa depan anak-anak mereka. Seorang ibu harus memiliki keahlian layaknya seorang chef, karena ia dituntut untuk memberi makanan dan memasak makanan yang baik dan sehat untuk keluarganya. Seorang Ibu harus memiliki kemampuan seperti dokter yang siap siaga dan mengetahui apa yang terjadi pada keluarganya.

Kemudian seorang ibu harus miliki kemampuan psikologi, karena ia harus mampu memahami psikologi anak-anaknya, keluarganya serta mampu memberikan kasih sayang dan solusi terhadap masalah yang dihadapi anak-anaknya. Seorang ibu juga harus ahli dalam masalah agama, karena ia harus mampu mngajarkan serta membimbing anak dan keluarganya sesuai dengan syariat. Ia juga harus ahli layaknya guru, dosen serta profesor, sebab ia dituntut menjadi contoh yang spesifik bagi anak-anaknya kelak. Ia juga harus menjadi motivator yang ulung untuk bisa membangkitkan semangat anggota keluarganya yang sedang lemah, selain itu masih banyak kemampuan yang lain.

Akhir kata, dengan perempuan yang berpendidikan dapat menimbang serta memilah dan memilih mengenai sesuatu yang baik dan buruk untuk diri pribadinya, sehingga tidak ada lagi perendahan terhadap perempuan. Selain itu dengan perempuan berpendidikan dapat mencetak calon pemimpin yang berakhlak baik, yang dapat membanggakan orang tua, agama, bangsa dan negara. Oleh kerena itu, bagi perempuan jangan sampai mendeskriminasikan diri sendiri untuk tidak berpendidikan. Wa Allahu a’lamu bi ash-Showaab.

BINCANG SYARIAH