Yuk, Persiapkan Diri Sambut Ramadhan

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa bulan Rajab adalah salah satu bulan favorit Allah (SWT), dan bahwa orang yang menghormati bulan Rajab telah memuliakan perintah atau urusan Allah SWT yang membawa kepada keridhaan-Nya.

“Ini lah mengapa rajab sangat penting, dan memasukkannya sebagai bulan penting dalam Islam,” jelas Abu Bakar Al-Warraq yang dikutip di About Islam, Jumat (25/2/2022).  

Hal ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah (SWT) berfirman, “Sesungguhnya jumlah bulan yang ditetapkan oleh Allah adalah dua belas dalam Catatan Allah sejak hari Dia menciptakan langit dan bumi yang empat di antaranya adalah suci.” (9:36)

Terdapat dua cara untuk memperingati bulan Rajab, yaitu berpuasa dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Allah SWT berfirman, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan terus mengampuni mereka selama mereka meminta pengampunan-Ku.” (Az-Zumar: 53)

Menurut Al-Warraq, salah satu dari banyak alasan enggannya seorang hamba untuk mendekatkan diri pada Tuhan adalah keraguan akan pengampunan-Nya, merujuk pada banyaknya dosa yang telah dilakukan. Namun perlu diingat bahwa Allah SWT menyukai setiap hamba-Nya yang berusaha mendekatkan diri dan memohon ampunan pada-Nya.

“Dan yang penting di bulan ini, kita juga memohon dan memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Kami tidak memutuskan hubungan. Kita tahu dari hadits lain Nabi, saw, bahwa orang yang memutuskan hubungan, maka tidak diterima ibadahnya. Memang sulit memaafkan orang. Tapi ini adalah sesuatu yang harus kita jadikan sebagai latihan,” jelas Syeikh Sufi asal Persia itu. 

Selain memohon ampunan Allah SWT, bulan Rajab juga sebaiknya dihabiskan dengan berpuasa sunah, sebagai latihan sebelum menghadapi Ramadhan. “Di bulan ini, sebaiknya kita mulai menghidupkan kembali puasa Senin dan Kamis, dan puasa pada hari-hari Sunnah, tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan. Mulai puasa dan biasakan puasa,” ujar Syeikh abad ke-9 itu. 

Dalam bulan Rajab, Al-Warraq menyarankan untuk melatih diri untuk menahan diri dan mengontrol nafsu, baik dari makanan maupun minuman yang tidak sehat atau tindakan dan perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

“Ketika Anda menantang nafsu Anda sendiri, dan kemudian meningkatkannya di bulan Syaban, ketika Anda tiba di bulan Ramadhan, Anda akan dapat menjadi begitu kuat sehingga Anda akan mengendalikan nafsu Anda ke tingkat yang Anda akan mampu menghentikan diri Anda sendiri dari berbuat dosa,” tuturnya. 

“Itulah yang dilakukan puasa. Ketika Anda berpuasa, Anda akan meninggalkan segalanya. Anda meninggalkan makan, meninggalkan minum dan meninggalkan hubungan Anda. Dan jika Anda melakukannya dan mengendalikan diri, maka itulah kunci untuk menghentikan Anda dari berbuat dosa,” pungkasnya. 

IHRAM